Sore itu, ada gumpalan awan hitam berarak
Saling kejar menuju suatu peraduan
Atap langit terlihat menjadi kelam
Ku merasa alam pun menjadi suram
Perlahan jatuh rintik hujan berjarum
Tetesannya mengetuk ngetuk daun jendela
Kutatap lekat diujung rintiknya hujan ini
Hempasan tetesannya melambungkan anganku
Ayah...kurindu dikau
Rindu peluk dan canda tawamu lagi
Cerita hangatmu selalu terngiang
Dikau yang telah renta terasa selalu muda
Tak terasa hujanpun mulai menderu
Membasahi tiap diujung dedaunan diluar sana
Ayah...ingin rasanya aku berlari
Menuju hujan tanpa alas kaki
Ayah...ku ingin kita bercanda dalam hujan
Saling mengejar dan saling tertawa
Ku ingin hujan ini sebagai peneman
Dalam hangat pelukanmu dalam derunya.
Ayah... Ingin ku memelukmu sebentar lagi
Dalam rintik hujan yang dingin
Kubutuh hangatnya kasih sayangmu
Temani aku walau hanya bayang
Temani aku walau hanya sementara
Ku rindu kau Ayah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H