Mohon tunggu...
Farhan Adisa
Farhan Adisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang hobi membaca danmenulis dan sedikit tertarik dengan design

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Proses Reaksi Baterai Lithium Ion dan Produksi di indonesia

15 Mei 2023   11:02 Diperbarui: 15 Mei 2023   11:08 2359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurnal Pendidikan IPA Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 103-109)
Jurnal Pendidikan IPA Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 103-109)

Produksi Baterai Lithium Ion di Indonesia

Indonesia akan memiliki produksi baterai untuk kendaraan listrik, tetapi tidak keseluruhan bahan baku berasal dari indonesia. Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan mengatakan bahan impor dalam membuat baterai saat ini mencapai 20 persen.
Dany menjelaskan bahan baku utama yang dimiliki Indonesia ialah nikel. Dia mengatakan 80 persen bahan baku nikel diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk.

"Bahan baku kita ketahui bersama 80 persen bahan baku dari produksi baterai ini disupport oleh nikel. Dan nikel ini dimiliki oleh PT Antam, reserve-nya juga cukup banyak, dan IBC ini ditargetkan berdasarkan milestone dan road map-nya menjadi market leader di Asia Tenggara," kata Dany saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (19/9//2022).

Sementara bahan-bahan untuk pembuatan baterai selain nikel , seperti Lithium Hdroxyde yang kebutuhannya mencapai 70 ribu ton per tahun masih didatangkan dari China, Chile, dan Australia.

"Smelting-nya proses pengolahannya (lithium hydroxide) juga itu ada di China," kata Dany.

Lebih lanjut bahan baku pembuatan baterai lain yang masih diimpor ialah grafit, mangan sulfat, dan kobalt sulfat. Total dari keseluruhan bahan baku baterai yang masih impor sebesar 20 persen.

"Ada juga yang kedua grafit, grafit itu 44 ribu ton per tahun yang diimpor dari China, Brazil, dan Mozambik. Yang ketiga, ada mangan sulfat, dan kobalt sulfat, itu besarnya masing-masing kebutuhannya 12 ribu ton per tahun kebutuhan kita. Dan ini semua masih impor, Jadi 20 persen selain nikel itu semua kita masih impor," kata dia.

Seperti diketahui Mining Industry Indonesia (MIND ID) merupakan BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk.

Sementara IBC (Indonesia Battery Corporation) merupakan perusahaan patungan 4 BUMN yakni Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero). Adapun kepemilikan masing-masing BUMN 25%. Selain itu, Indonesia Battery Corporation (IBC) yang kerja sama dengan produsen baterai dan kendaraan yaitu LG Chem (Korea) dan CATL (China).

Pabrik baterai mobil listrik milik PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Konsorsium LG serta CATL diketahui sudah mulai melakukan peletakan batu pertama akhir Juli 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun