Mohon tunggu...
farhan shafwan
farhan shafwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa hobby saya bersosialisasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teks Sastra Botani

28 Mei 2024   21:57 Diperbarui: 28 Mei 2024   22:23 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pemandangan yang menakjubkan menyambut Bian, taman itu penuh dengan berbagai jenis tanaman yang belum Bian lihat sebelumnya. “Bian kita telah sampai di tempat yang sering dikunjungi oleh nenekmu, ini adalah tempat dimana nenekmu menanam banyak tumbuhan untuk pengobatan,” tutur Kakek.

Kakek dan Bian menghabiskan hari itu untuk menjelajahi taman, Kakek memperlihatkan aneka tumbuhan sembari menjelaskan kepada Bian, Bian menyimak penjelasan dari Kakek dengan seksama. Lalu kakek menyerahkan buku tua kepada Bian. “Ini adalah buku milik nenekmu, nenekmu sudah mencatat semua informasi tanaman yang ada disini kedalam buku itu, kelak kamulah yang akan merawat taman rahasia ini.” Tutur kakek sembari menyerahkan buku itu kepada Bian.

“Baik kek, Bian akan terus belajar untuk merawat kebun rahasia ini.” Bian menerima buku itu sembari memandanginya dengan mata berbinar.

Bian merasa terhormat dan berjanji untuk terus merawat taman itu dengan sepenuh hati. Kakek mengajarinya lebih banyak pengetahuan tentang botani dan mengungkapkan rahasia-rahasia taman yang belum ia ketahui. Bersama Bian, Kakek menghidupkan kembali taman rahasia itu, Kakek dan Bian menjadikan taman itu menjadi lebih indah dan bermanfaat.
 

Seiring berjalannya waktu, Bian tumbuh menjadi botanis yang terkenal. Ia membuka taman rahasia itu untuk umum dan sekarang taman itu menjadi pusat pembelajaran dan penelitian botani yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat setempat.

Suatu hari, ketika Bian sedang menyiram tanaman, seorang wanita tua datang menghampirinya. “Terima kasih, Bian,” kata wanita itu dengan suara lembut. “Taman ini menjadi tempat penelitian yang memberikan manfaat serta kebahagiaan kepada banyak orang termasuk ibu. Ibu merasa terbantu dengan keberadaan taman ini, karena ibu telah lama mencari keberadaan tanaman obat meniran dan di tempat inilah akhirnya ibu menemukannya.” Tutur Ibu Asri dengan lembut.

“Saya juga senang telah membantu ibu dan orang-orang disekitar saya.” Ujar Bian sembari tersenyum. Bian merasa senang mendengar itu. Ia menyadari bahwa usahanya telah memberikan dampak positif bagi banyak orang.

Beberapa tahun kemudian, taman pengobatan ini semakin berkembang. Bian terus belajar tentang botani dan menerapkan pengetahuannya untuk meningkatkan kebun. Ia juga membuka kelas botani untuk anak-anak dan dewasa, mengajarkan mereka cara merawat tanaman dan pentingnya menjaga lingkungan.

Kisah Bian dan Taman pengobatannya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kebun itu menjadi simbol harapan dan kerja keras, menunjukkan bahwa dengan cinta dan ketekunan, kita bisa mengubah dunia di sekitar kita menjadi tempat yang lebih baik dan indah. Bian tumbuh menjadi seorang botanis yang dihormati, dan Taman Pengobatan terus menjadi sumber kebahagiaan dan pembelajaran bagi generasi berikutnya.

Pada akhirnya, Bian menyadari bahwa pindah ke desa adalah petualangan baru yang membuka matanya terhadap keindahan alam dan makna kehidupan yang sebenarnya. Ia belajar bahwa kebahagiaan tidak selalu ditemukan dalam kemewahan kota, tetapi juga dalam kesederhanaan dan kedamaian desa.

Kisah Bian mengajarkan bahwa kadang-kadang, perubahan yang tampak menakutkan bisa membawa pengalaman yang tak terlupakan dan kebahagiaan yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun