Sekarang kita dihadapkan pada sebuah ketenggelaman sejarah. Saya menggunakan istilah ini bukan dengan dalih bahwa tidak ada manusia di dunia yang tidak mempelajari sejarah. Tentu semua orang mempelajari sejarah, sejarah yang 'baik-baik' terkadang kita khawatir mempelajari sejarah yang dapat merusak tatanan kosmis pemikiran mereka barangkali kebenaran sejarah dapat menyakiti kita seumur hidup serta generasi yang akan datang.Â
Tidak bukan itu, ketenggelaman ini adalah sebagai wacana pikiran bahwa semakin banyak orang-orang yang tidak terlalu menganggap bahwa sejarah adalah bagian dari kemajuan roh mereka, kemajuan dari apa yang disebut manusia sebagai 'peradaban'. Peradaban tak ayalnya lepas dari sejarah, mempelajari sejarah seharusnya bukan sekedar seperti mempelajari manual book melainkan menjadi refleksi dalam berkehidupan, melihat sudah begitu banyak kemajuan serta inovasi yang mampu manusia hasilkan dari olah pikir maupun tubuhnya.
Inovasi yang mampu membawa manusia bahkan untuk membenarkan konflik & kekerasan. Yang membawa bangsa-bangsa penjelajah menelusuri hakikat sebuah rempah-rempah.
Kegelimpangan atas konflik yang panjang, sekarang di masa modern dapat kita lihat masih terjadi di negara tetangga Myanmar. Aung San Su Kyii ditahan oleh pihak junta militer yang diketuai oleh Min Aung Hlaing. Menakutkan memang jika hal kudeta tersebut terjadi di Indonesia. Segera Indonesia dan beberapa negara lainnya, berusaha membahas permasalahan krisis-politik di Myanmar melalui forum internasional, ASEAN.
"Indonesia memilih tidak tinggal diam. Berpangku tangan bukanlah pilihan," kata Retno Marsudi sesudah pertemuan itu. (Dilansir dari BBC.com).
Diskusi formal yang terjadi demi membahas keterbukaan serta harapan yang dapat dihasilkan memang tergolong alot, meski ASEAN sudah menginjak ke yang 53 tahun, namun posisi serta pemanfaatan ASEAN dalam meresolusi konflik yang ditengarai selalu melanda negara-negara anggotanya tergolong sulit serta kurang inklusif, sehingga tetap saja masih terikat pada kepentingan pribadi masing-masing negara.Â
Langkah ASEAN dalam mencoba menjadi penengah terutama dalam hal Indonesia, patut diapresiasi sebagai upaya demi meredam ketegangan yang ada. Dan sekarang pemberitaan mengenai kondisi Myanmar memang cenderung stabil, walaupun situasi dapat kembali memanas sewaktu-waktu.
Sejarah adalah bagian dari setiap kemajuan paradigma manusia terhadap segala hal baik yang telah terjadi (masa lalu) masa sekarang (present) serta masa depan (future).
Pandangan kita mengenai sejarah juga membentuk identitas kita, sama halnya ketika melihat bentuk hasil pemikiran manusia lainnya dalam bentuk karya seni musik, tari, bahasa, pakaian hingga makanan bahkan pemikiran filsafat. Maka sejarah dapat menjadi kebanggan akan kemajuan yang terlah diciptakan, juga menjadi bahan pertimbangan bagi manusia yang mempelajarinya untuk melangkah dengan hati-hati menapaki waktu eksistensial yang mereka ciptakan hari ini dan nanti. Saya ingin mengutip apa yang dapat kita pelajari dari filsuf Denmark Soren Kierkegaard mengenai perjalanan hidup.
"Life can only be understood backwards; but it must be lived forwards."Â
Konflik, penderitaan, kekelaman, adalah bagian dari pembentukan sehingga negara dapat lahir, namun jangan sampai kita melupakan bahwa kita juga adalah bagian dari lingkungan yang lebih besar, lingkungan Asia Tenggara.