Melesatnya perekonomian di Indonesia pada saat ini dapat diukur dengan banyaknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah Di lihat dari sisi kepentingan ekonomi semakin meningkatnya jumlah pusat perdagangan, baik yang tradisional maupun modern mendorong terciptanya peluang kerja bagi banyak orang. Pasar merupakan bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi (keseluruhan permintaan dan penawaran). Belakangan ini seiring dengan meningkat dan majunya perekonomian secara global, termasuk di Indonesia ada kecenderungan masyarakat lebih suka berbelanja di pasar yang dikelola secara modern. Pendapatan masyarakat yang bertambah akan meningkatkan gaya dan pola hidup mereka. Masyarakat dengan gaya hidup modern sekarang lebih menyukai pasar-pasar dengan sistem pengelolaan secara modern, mudah, bersih, nyaman, praktis dan memiliki pilihan barang yang lengkap.
      Keberadaan dan eksistensi pasar tradisional di tengah hiruk-pikuknya kemajuan Kota Malang sudah mulai hilang. Saat ini keberadaan pasar tradisional belum menjadi pusat perekonomian yang maju seiring dengan kemajuan yang terjadi disektor-sektor tentunya sangat moern. Tentunya pelaku ekonomi yang berada di dalamnya masih sangat nyaman dengan perilaku yang tradisional, dari segi konteks marketing atau dari berbagai strategi bisnisnya. Hal inilah yang seharusnya menjadi poin perhatian pemerintah, agar pasar-pasar tradisional mampu menjadi rujukan bagi masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Di beberapa Kota di negara maju, pengalaman mengunjungi pasar-pasar tradisional adalah sesuatu yang menarik karena pasar dijadikan sebagai pusat ekonomi kerakyatan, sekaligus tempat untuk bertemu dengan rekan-rekan sejawat. Oleh karena itu, tidak heran jika di sekitar pasar tradisional, tumbuh dan berkembang warung-warung kopi lokal, serta warung-warung makan yang menyediakan masakan-masakan lokal. Sehingga jika kita pergi keluar negri di negara maju, tempat makan yang murah dan berkualitas serta lokal mudah ditemui di sekitar pasar-pasar tradisional (central market).
      Pasar tradisional Landungsari Desa Landungsari, Kabupaten Malang memiliki sebuah target pembangunan pasar tradisional tetapi bernuansa modern. Pembangunan pasar merupakan bentuk sebuah permintaan dari BPD sebagai ikon Desa landungsari.  Rencana pembangunan pasar Landungsari bertujuan menata pasar agar lebih tertata rapi akibat dari banyaknya pedangan yang pindah dari Pasar Mertojoyo sehingga overload, banyak pedagang yang berjualan di pinggir jalan yang memang itu tidak di perbolehkan, sehingga mengakibatkan pasar ini menjadi tidak tertata rapi dan terlihat kumuh yang akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
      Dengan permasalahan tersebut pengembangan pasar yang akan datang, BUMDES mendisain pasar agar lebih menarik dan untuk menjadikan ikon Desa yang lebih minat di kunjungi bukan hanya di kalangan ibu-ibu, tetapi untuk kalangan muda-muda, yaitu dengan mendisain pasar sebagai pasar warna-wani, dimana ini akan lebih efektif dan tentunya sangat nyaman, efektif dari segi pembeli akan lebih mudah untuk mencari apa yang mereka butuhkan karena sudah sesuai dengan denah warna yang di tentukan, seperti contoh penjual daging memiliki bedak yang berwarna merah sedangkan yang penjual sayur memiliki bedak yang berwarna hijau, dan begitu pula bedag lainnya di cat sesuai apa kategori yang sudah di tentukan di denah tersebut. Dengan konsep tersebut mayoritas subjek setuju dengan pengembangan pasar landungsari
      Harapan masyarakat lainnya yaitu tentang sistem keamanan, lebih di perketat lagi dengan menambahkan beberapa titik yang berada di tempat parkir, tidak hanya cctv yaitu dengan menambah alat pemadam kebakaran dan jalur evakuasi, tentunya hal ini juga perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar tau dimana alat pemadam kebakaran dan, dimana jalur evakuasi, agar seimbang antara pengembangan fasilitas pasar, dan pengetahuan pasar. Tak hanya itu saja, penambahan jalur difabel yang selama ini masih belum ada di pasar landungsari juga menjadi harapan masyarakat dalam pengembangan pasar tersebut. Penambahan ruang laktasi juga poin penting yang di harapkan masyarakat mengingat bahwa, mayoritas warga pasar yang berkunjung adalah perempuan. Namun harapan ini dengan catatan, apabila pembangunan yang lebih penting sudah terjalankan terlebih dahulu.
      Masyarakat juga berharap dengan adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk di kembangkan di pasar, karena hal ini menjadi nilai jual tersendiri karena mengingat landungsari belum mempunyai RTH, masyarakat juga menginginkan RTH seperti merjosari, pembeli di pasar pasti membawa anak jadi bisa bermain di tempat itu. Masyarakat landungsari juga menginginkan pasar landungsari juga menjadikan wisata kuliner, dimana maraknya perkopian dan kuliner di era modern ini, tentunya dapat menambah pendapatan pasar, dimana ini bisa di manfaatkan oleh masyarakat landungsari untuk berjualan, mengingat pasar sendiri sudah di penuhin dengan yang berjualan non Landungsari. Tidak hanya itu saja, masyarakat juga berharap akan adanya pembangunan pasar hewan, untuk menambah daya tarik pasar tersebut, karena banyak masyarakat yang suka memelihara hewa, dan ada hiburan tersendiri. Namun dengan begitu banyaknya harapan masyarakat, masyarakat masih belum siap dengan adanya alat transaksi online di pasar dikarenakan, masyarakat yang mayoritas masih gaptek dengan kemajuan teknologi, jika memang di terapkan membutuhkan pembiasaan kepada masyarakat dan sosialisasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H