Mohon tunggu...
farhan firdaus
farhan firdaus Mohon Tunggu... Guru - belajar setiap waktu memahami menyelami masyarakat tropis

praktisi pendidikan tertarik dengan pendidikan, humaniora, olah raga dan pariwisata. sedang menjalani proses peningkatan kapasitas dan kualitas diri untuk memajukan masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan serta pemberdayaan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Blended Learning dalam Mata Pelajaran Sosiologi

25 Oktober 2020   23:02 Diperbarui: 25 Oktober 2020   23:04 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Model blended learning mulai banyak diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah karena dianggap mampu memfasilitasi kecepatan dan kebutuhan belajar peserta didik yang beragam (Prescott dkk, 2018). Melalui kombinasi antara peran guru sebagai fasilitator beserta dengan pemanfaatan teknologi dalam model pembelajaran ini, peserta didik dapat menyesuaikan proses belajarnya dengan kemampuan dan kebutuhannya. Selain itu, model pembelajaran blended learning juga memungkinkan guru untuk dapat membantu peserta didik yang menemui masalah dalam pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok (Ololube, 2011). Selain itu, sistem pembelajaran online yang digunakan dalam model blended learning juga memungkinkan siswa untuk lebih banyak mengeksplor materi pembelajaran sehingga terdapat variasi dalam kegiatan belajar.

Model pembelajaran blended learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan tantangan era abad 21 dan era insutri 4.0. Melalui kombinasi antara pembelajaran tradisional (tatap muka) dilengkapi dengan sesi pembelajaran online, akan memungkinkan Saudara sebagai guru untuk dapat lebih banyak memvariasikan proses dalam memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik. Melalui pengalaman belajar yang beragam, peserta didik diharapkan mampu menguasai keterampilan sesuai dengan kriteria pendidikan abad 21 dan era industri 4.0, yaitu berfikir kritis, kreatif, berkolaborasi, keterampilan dalam hal berkomunikasi, serta kemampuan terkait literasi teknologi.

Berikut ini merupakan langkah-langkah pelaksanaan blended learning yang telah kami laksanakan di SMA Negeri 4 Sukabumi

1. Setiap guru mata pelajaran diberikan kebebasan untuk mengelola LMS sesuai dengan minat aplikasi yang telah disediakan sekolah, baik G-Suite for education, Edmodo, schoology dan lain sebagainya namun yang difasilitasi oleh sekolah hanya G-Suite for education saja.

2. Kemudian masing-masing MGMP mata pelajaran membuat group dalam Google Classroom untuk sharing materi, serta berbagi pengalaman mengenai teknis pengelolaan LMS agar lebih efektif.

3. Setiap guru membuat google classroom (GC) yang kemudian dibagikan ke masing-masing kelas yang diampu serta tidak lupa mengundang walikelas untuk proses pemantauan peserta didik dalam pembelajaran

4. Guru membagikan sumber belajar baik berupa modul, slideshow materi, video pembelajaran, modul pada GC untuk dipelajari oleh peserta didik secara daring sehingga lebih efektif, fitur google drive dalam GC menyediakan untuk penyimpanan data sehingga memudahkan dalam pengunaan panyimpanan tugas peserta didik, Fitur LMS GC difasilitasi dengan forum diskusi atau chat room sehingga peserta didik dapat memberikan komentar kapan saja sebagaimana  Whatsapp Group (Asyncrhonous), Fitur LMS GC difasilitasi dengan forum tatap maya sehingga peserta didik bisa melakukan presentasi hasil kerja melalui fitur tersebut dengan fleksibel secara interaktif (Syncrhonous)

5. Dalam KBM baik secara daring maupun luring guru membuka forum diskusi secara tatap muka jika dirasa terdapat kekeliruan dalam pembahasan materi sehingga membutuhkan penjelasan yang rinci.  

6. Melalui interaksi dalam jaringan atau luar jaringan penugasan kepada peserta didik melalui fitur LMS GC memudahkan guru untuk mengolah dan mengidentifikasi dari ketepatan waktu dalam pengumpulan tugas, kemudian guru merekap melalui spreadsheet sehingga memudahkan proses pengolahan.

Untuk penilaian harian jika dilaksanakan dalam jaringan, guru dapat membuat soal melalui google form dihubungkan ke penugasan dalam LMS GC dan diberikan batas waktu pengerjaan. Bentuk soal pilihan ganda nilai dapat langsung dimunculkan, namun untuk nilai essay, video, gambar narasi dapat dilihat setelah koreksi secara online sudah selesai.

Demikian penerapan blended learning yang dilaksanakan di SMAN 4 Sukabumi, dengan model flipped classroom semoga bisa menginsprasi untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun