Mohon tunggu...
Farhah Itsna Madina
Farhah Itsna Madina Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Teknik Lingkungan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Nature

Darurat Pemanasan Global, Hapus Email Solusinya?

8 Juni 2022   15:01 Diperbarui: 8 Juni 2022   15:06 3654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini pemanasan global bukan lagi ungkapan yang asing, pemanasan global mengacu pada efek pada iklim aktivitas manusia, khususnya pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak dan gas) dan deforestasi skala besar, yang menyebabkan emisi ke atmosfer sejumlah besar 'gas rumah kaca', yang paling banyak penting adalah karbon dioksida. Banyak ilmuwan dari seluruh dunia yang menyebut bumi menghadapi kondisi darurat iklim. Secara global, 2021 adalah tahun terpanas kelima dalam catatan, dengan suhu rata-rata 1,1 derajat Celcius hingga 1,2 derajat Celcius di atas level 1850-1900. Dalam 40 tahun terakhir peneliti menyebut bahwa pemerintah di seluruh dunia gagal mengatasi krisis ini.

Saat ini media sosial sedang ramai akan informasi bahwa menyimpan email dapat menambah karbon dioksida (CO2) beracun sehingga dapat memperparah pemanasan global. Bagaimana bisa? Umumnya, email yang kita biarkan menumpuk akan ditersimpan di cloud atau komputasi awan. Penyimpanan ini membutuhkan energi listrik dalam jumlah yang signifikan. Energi tersebut sebagian besar masih dihasilkan bahan bakar fosil. Maka dari itu, dampak menumpuk email bisa mempengaruhi pemanasan global. 

Selain bisa meningkatkan CO2, mengirim email ternyata bisa meningkatkan penggunaan listrik. Menurut penelitian McAfee, sekitar 78% dari seluruh email yang masuk merupakan spam. Sekitar 62 triliun pesan spam yang dikirim setiap tahun menggunakan listrik sebesar 33 miliar kilowatt jam (KWh) dan menghasilkan sekitar 20 juta ton CO2 per tahun. Perlu diketahui juga bahwa setiap 1 GB data yang tersimpan di data center, penyedia layanan surat elektronik memerlukan listrik sekitar 32 kWh. Dengan kata lain, banyak yang percaya bahwa Gerakan menghapus email ini dapat mengurangi pemanasan global.

Kenyataannya sekarang dibanding email aktivitas sosial media dan virtual meeting jauh lebih tinggi. Sebenarnya aktivitas digital seperti itu tidak langsung berdampak pada emisi karbon, selama terdapat aktivitas pengiriman dan penerimaan email, penggunaan energi listrik oleh server layanan email tidak akan berkurang signifikan hanya dengan menghapus email yang tak berguna. Sehingga meskipun kita mencoba menghapus email server akan terus berjalan dan memakai listrik yang menciptakan bertambahnya emisi karbon. Pada dasarnya, internet merupakan jaringan komputer yang saling terhubung, jarak antar pengguna yang semakin jauh akan membutuhkan lebih banyak sumber daya.

Dibanding bersusah payah menghapus email, sudah sepatutnya kita berupaya memperbaiki bumi yang sudah tua ini dengan langkah yang lebuh pasti, seperti menggunakan energi terbarukan, transportasi umum dan sepeda, hemat dalam penggunaan air dan listrik, mengurangi penggunaan plastic dan masih banyak lagi. Dengan melakukan hal tersebut secara serentak, maka darurat pemanasan global yang dikatakan para ilmuwan dapat terselesaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun