Mohon tunggu...
Farhah Nur Choiriyah
Farhah Nur Choiriyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi bahasa dan sastra Indonesia

Santri jiwaku, Istiqomah prioritas ku, semangat caraku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Cara Menentukan Bentuk Evaluasi Pembelajaran agar Sesuai dengan Karakter Siswa?

9 Januari 2023   05:03 Diperbarui: 9 Januari 2023   06:32 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam proses pembelajaran, tentunya setelah materi yang dibahas telah selesai diperlukan suatu evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan mengenai paham atau tidaknya siswa dalam materi yang diberikan sekaligus sebagai bahan perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya. Maka, seorang guru harus bisa menentukan bentuk evaluasi pembelajaran yang efektif dan tentunya sesuai dengan karakter siswa. 

Evaluasi merupakan bentuk pengukuran, penilaian, dan perbaikan dalam suatu kegiatan tertentu dengan membandingkan dari sebuah proses yang dilaksanakan dengan hasil yang ingin dicapai. Oleh karena itu, evaluasi dalam pembelajaran di sekolah juga sangat berperan penting demi tercapainya tujuan yang diinginkan.

Ada berbagai cara dalam menentukan bentuk evaluasi supaya sesuai dengan karakter siswa. Dan tentunya, cara-cara yang digunakan pasti berbeda oleh setiap guru di sekolahannya. 

Begitupun, cara yang dilakukan oleh Bu Ainunnisa, S.Pd. selaku guru Baha Indonesia di MAN 2 Kota Semarang. Bu Ainun yang sudah memiliki pengalaman mengajar cukup mumpuni tersebut, bahkan tidak sungkan-sungkan untuk memberikan tips dan sarannya dalam menentukan bentuk evaluasi pembelajaran.

Bentuk-bentuk evaluasi pembelajaran tentunya sangat beragam, guru bisa menggunakan tes lisan, tes tertulis, penugasan, praktik secara langsung, dan lain sebagainya. Bahkan, terkadang dalam buku cetak materi milik siswa pun, sudah ada soal-aoal yang bisa dijadikan sebagai bentuk evaluasi. Namun, agar bisa sesuai dengan karakter dan kemampuan siswa, bentuk evaluasi tidak selalu tentang pengetahuan saja. Keterampilan juga  sangat penting di dalamnya, karena menyangkut kekreatifan siswa.

Dan dalam mengukur dari segi pengetahuan serta keterampilan tersebut, Bu Ainun memiliki cara yang bisa dikatakan efektif dan kreatif. Beliau berpendapat bahwa kegiatan evaluasi itu bukan hanya dilaksanakan saat akhir pelajaran saja, tetapi juga terkadang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut, beliau lakukan agar benar-benar memastikan bahwa siswanya dapat menerima matri yang disampaikan. Dan melakukan evaluasi di akhir itu dinilai tidak efektif, karena siswa akan merasakan ketidak adilan sebab selalu berporos pada nilai pengetahuan.

Bu Ainun mengungkapkan bahwa;

"Untuk penilaian terkadang saya membuat sendiri. Karena saya melihat bagaimana anak di tempatnya, dan memahami karakter dari anak tersebut" (wawancara langsung, Kamis, 1 Desember 2022, 09.00 WIB).

Doc.Pribadi. Wawancara dengan Bu Ainunnisa, S.Pd.
Doc.Pribadi. Wawancara dengan Bu Ainunnisa, S.Pd.
Jadi, menurut Bu Ainun, dalam menentukan penilaian itu tidak harus terfokuskan pada nilai pengetahuan saja yang biasanya sudah tersedia di buku cetak. Tetapi, guru juga harus melihat bagaimana karakter dari anak tersebut. Dalam hal ini, bentuk evaluasi yang dilihat yaitu bisa dari segi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dan bagi siswa yang kurang aktif, guru bisa menggunakan bentuk evaluasi yaitu penugasan. Karena, barang kali siswa tersebut memang kurang dibagian kepercayaan diri namun sebenarnya memiliki kemampuan dimenulisnya.

Hal-hal tersebut tentunya bisa saja terjadi dalam proses pembelajaran, mengingat beragamnya karakter dari setiap siswa. Oleh karena itu, Bu Ainun juga menjelaskan:

"Contoh kasus, yaitu jika siswa dinilai dari segi pengatahuan dia baik, namun ternyata nilai keterampilannya kurang, mungkin karena dia anaknya tidak percaya diri (PD). Contoh kasus lain, misalkan siswa suka berbicara, keterampilan dia baik, namun dari segi menulis dia tidak suka. Maka, hal-hal tersebut harus diidentifikasi. Jadi, tidak semua siswa bisa memenuhi semuanya" (wawancara langsung, Kamis, 1 Desember 2022, 09.05 WIB).

Sangat jelas, bahwa tidak semua siswa bisa memenuhi kriteria yang diinginkan guru dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Maka, perlu dilakukan identifikasi guna menentukan bentuk evaluasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun