Penulis : Farhah Nur Choiriyah
Mahasiswa Semester 5 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
sastra dan hal itu tidak bisa dihindari. Oleh karenanya, pembelajaran sastra adalah kegiatan belajar mengajar dengan sastra sebagai objeknya.Â
Sastra merupakan bentuk karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif dan menggunakan bahasa yang indah serta keberadaannya dapat berguna untuk hal-hal lain (Taum : 1997). Pada konteks pembelajaran, siswa pun akan belajar mengenaiDalam pembelajaran yang ada di MAN 2 Kota Semarang, bentuk pembelajaran sastra dibuat sekreatif mungkin oleh para guru di sana. Begitupun dengan ide kreatif dari Bu Ainunnisa, S.Pd. yang merupakan guru di kelas sepuluh MAN 2 Kota Semarang. Pembelajaran sastra yang paling menonjol saat semester ganjil (2022) kemarin, yaitu mengenai teks hikayat. Teks hikayat merupakan karya sastra lama berbentuk prosa dari Melayu yang berisi mengenai cerita, undang-undang, dan sebuah silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, maupun gabungan dari sifat-sifat tersebut.
Adanya ide kreatif tersebut didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang digunakan saat proses pembelajaran di kelas. Bu Ainun menyampaikan bahwa:
" Medianya itu beragam, jika pada materi hikayat ini menggunakan media tertulis dan media visual. Lalu mereka diberi tugas mencari 5W+1H dari video tersebut. Untuk video itu bersumber dari internet, atau youtube. Biasanya dikelas ada beberapa yang sudah ada smart Tv nya" (wawancara langsung, Kamis 1 Desember 2022, 08.50 WIB).
Itu mengartikan bahwa adanya kemajuan dalam media pembelajaran di sekolah, yang sebelumnya hanya terpaku pada buku cetak saja, kini telah berkembang menggunakan media visual, bahkan ada yang menggunakan smart TV. Oleh karena itu, siswa akan merasa lebih semangat saat proses pembelajaran di kelas.
Dengan demikian, setelah pembelajaran sastra berupa teks hikayat ini telah selesai, ada evaluasi-evaluasi yang menjadi gambaran, apakah proses pembelajaran mencapai tujuan yang diinginkan.
Bu Ainun menyampaikan mengenai bentuk evaluasi yang diberikan:
"Untuk pengetahuan, tetap memakai ulangan harian. Namun untuk penugasan itu macam-macam. Untuk nilai keterampilan atau praktiknya, kemarin saya memberi tugas untuk para siswa mengubah teks hikayat menjadi naskah drama" (wawancara langsung, Kamis, 1 Desember 2022, 08.55 WIB)
Ide kreatif dari Bu Ainun mengenai bentuk evaluasi pada pembelajaran sastra teks hikayat yaitu mengubah dari cerita menjadi sebuah naskah drama. Tentunya, dengan evaluasi yang demikian ini dapat melatih kreativitas pada siswa, sekaligus mengembangkan pemikiran yang imajinatif, agar siswa bisa berpikir lebih cerdik untuk membuat sebuah naskah drama yang menghasilkan cerita dari teks hikayat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H