Proyeksi Abdomen AP Supine hampir sama dengan abdomen AP erect, namun dilakukan dengan posisi pasien supine di atas meja pemeriksaan. Central ray tegak lurus meja pemeriksaan dengan center point pada pertengahan crista iliaca.
Proyeksi Left Lateral Decubitus (LLD) dilakukan dengan posisi pasien berbaring ke arah kiri di atas meja pemeriksaan. Central ray tegak lurus horizontal image receptor dengan center point 5 cm di atas crista iliaca.
Hasil citra dari abdomen AP supine menunjukkan kriteria citra processus xiphoideus hingga symphysis pubis tampak, columna vertebra berada di pertengahan film, serta tidak ada rotasi pada pasien.
Kesimpulan
Kelebihan utama radiografi abdomen adalah kesederhanaan prosedurnya, waktu pemeriksaan yang cepat, dan paparan radiasi yang relatif rendah. Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi penting seperti identifikasi penyumbatan usus dan batu, serta adanya cairan atau udara di dalam rongga perut. Namun, radiografi abdomen memiliki keterbatasan dalam memberikan gambaran detail struktur lunak. Oleh karena itu, dalam beberapa kasus, tes tambahan seperti USG, CT scan, atau MRI mungkin diperlukan untuk mendapatkan informasi diagnostik yang lebih lengkap. Radiografi abdomen tetap menjadi teknik pencitraan yang penting dalam menangani berbagai kondisi medis yang berhubungan dengan rongga perut.
Daftar Pustaka
Bontrager's Handbook of Radiographic Positioning and Techniques.
Hsu, W. C., & Ahmad, M. (2021). Abdominal radiography (plain film). Stat Pearls
Bynoe, R. P. (2019). Trauma radiography. In Textbook of Radiology (pp. 115-126). Springer, Cham.
Brant, W. E., & Helms, C. A. (Eds.). (2012). Fundamentals of diagnostic radiology. Lippincott Williams & Wilkins.
Elsayes, K. M., & Nasr, N. M. (2022). Role of imaging modalities in the evaluation of abdominal emergencies. Current Problems in Diagnostic Radiology, 51(1), 1-12.
