Saat ini mayoritas energi listik di Indonesia dihasilkan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar minyak. Padahal minyak bumi merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui dan tidak ramah lingkungan karena dapat menghasilakan emisi karbon yang berdampak kepada terjadinya pemanasan global. Ketersediaan minyak bumi yang terbatas menyebabkan peningkatan harga minyak bumi dan berimplikasi kepada peningkatan harga produksi dari pembangkit listrik yang berbahan dasar minyak bumi.
Xby Counterflix
Xby Counterflix
Xby CounterflixXby Counterflix
Xby CounterflixXby Counterflix
Xby Counterflix
Xby Counterflix
Xby Counterflix
Selain itu, penyebaran listrik di Indonesia belum merata, hanya pulau jawa dan bali yang mayoritas daerahnya sudah teraliri listrik. Berdasarkan data rasio elektrifikasi PLN, 41% daerah di Nusa Tenggara Timur belum terjangkau oleh listrik. Berdasarkan data pemerintah setempat, terdapat 16 desa tertinggal dan 7 desa perbatasan yang belum mendapat aliran listrik. Kebutuhan listrik di NTT didominasi keperluan rumah tangga dan industri.Â
Di Indonesia terdapat berbagai potensi energi baru terbaharukan yang belum dimanfaatkan dengan maksimal, seperti energi surya, panas bumi, energi angin, gelombang laut, dan sebagainya. Berdasarkan data PLN, NTT merupakan salah satu daerah dengan potensi tenaga surya yang cukup besar di Indonesia dengan kapasitas 70 MW.Â
Menyadari potensi tersebut PT. Quwatt Energy hadir sebagai perusahaan energi baru terbaharukan dengan visi menjadi perusahaan energi terbaharukan berbasis tenaga surya terbesar di Indonesia, dengan misi memanfaatkan matahari sebagai sumber energi listrik yang ramah lingkungan dan menjadi perusahaan yang turut membantu pemerintah dalam pemenuhan energi listrik nasional.
Kami akan membangun PLTS dengan luas 7,5 hektare dengan memanfaatkan lahan tidak produktif yang berlokasi di Kabupaten Belu, Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam proses produksi, kami menggunakan sistem on grid. Panel surya yang ada akan menghasilkan listrik yang dialirkan menuju inverter kemudian ke konverter barulah dialirkan menuju utility grid.
PT Quwatt Energy akan bekerjasama selama 20 tahun dengan pihak penyedia listrik negara yaitu PLN dengan sistem pembelian listrik yang biasa disebut Power Purchase Agreement (PPA). PPA merupakan sistem pembelian listrik oleh PLN yang ditujukan kepada pihak swasta sebagai penyedia energi listrik. Sesuai dengan RUPTL PLN 2017 -- 2025, PLN mengharapkan adanya pihak pengembang swasta untuk berpartisipasi membangun PLTS on grid yang tersebar di 9 lokasi, salah satunya di Pulau Timor. Kami hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Proyek pembangunan PLTS ini nantinya akan menghasilkan listrik berkapasitas maksimum 5 MW dengan menggunakan jenis panel surya Monocrystalline. Proyeksi pembangunan PLTS ini membutuhkan waktu selama 6 bulan serta proyeksi investasi dengan discount factor 9% sebagai berikut: Profitability Index 1.09, Payback Period 9.93 tahun, IRR 10.19%, NPV Rp 11.482.957.000,- dan nilai investasi sebesar Rp 120.152.952.900,-
#Indonesiaquwattenergynya
*postingan ini adalah untuk memenuhi komponen Ujian Akhir Semester mata kuliah Evaluasi Proyek
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H