Mohon tunggu...
Ferikasuryaa
Ferikasuryaa Mohon Tunggu... Petani - Humaniora

Smart

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Sejarah Candi Gendong Songo

6 November 2020   18:25 Diperbarui: 6 November 2020   18:42 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: ferika indah surya farera

Siapa sih yang tak kenal dengan pecandian diindonesia? Salah satunya yaitu candi Gendong Songo. Pasti semua orang Indonesia mengenal peninggalan sejarah “candi”. Bagaimana tidak candi-candi di Indonesia sangat popular bahkan sampai ke luar negeri. Kebanyakan orang awam mengenal candi hanya untuk tempat rekreasi liburan, tapi banyak juga orang yang mendatangi candi untuk mengenal sejarah masa lampau, ziarah dan ritual keagamaan.

Kawasan candi gendong songo yang terletak di Bandungan, Semarang, Jawa Tengah. Sejarah mengatakan candi gendong songo yang terletak di Bandungan Semarang, merupakan candi bercorak hindu yang terletak di gunung ugaran, yang ditemukan oleh Rafles pada tahun 1804 yang diperkirakan dibangun pada masa wangsa syailendra pada abad ke-9.

Pada awalnya candi dinamakan Gendong Pitoe karena pada saat itu Rafles hanya menemukan 7 bangunan candi, di tahun 1908 Van Stein Callenfels menemukan 2 bangunan candi yang terletak dikawasan candi Gendong pitoe, sehingga total candi menjadi 9, dari situlah nama candi dirubah menjadi Candi Gendong Songo sampai sekarang. Dinas purbakala zaman belanda ernah melalukan pembugaran bagunan candi gendong I dan candi gendong II, setelah kemerdekaan pembugaran dilakukan oleh pemerintah Indonesia selama hampir 10 tahun dari tahun 1972-1982.

Candi Gendong Songo yang bercorah Hindu, sejarah menatakan dibangunnya candi itu bertujuan untuk tempat pemujaaan terhadap dewa, karena banyak ditemukannya patung-patung dewa disekitar bagunan candi. Selain untuk tempat beribadah candi ini digunakan juga untuk pemakaman karena pada saat ditemukanya candi tersebut banyak ditemukan abu disekitar candi, sangat mungkin jikalau abu tersebut merupakan bekas pemakaran mayat.

Pada bagian luar candi terdapat relung-relung yang dahulu berisi aca Praswadewata, para orang jawa mengatakan bahawa Praswadewata itu sebagai bersembahan kepada roh nenek moyang yang telah bersatu dengan dewa siwa, dan candi disimbolkan dengan lingga-yoni yang dikawal oleh dewa pengiring yaitu Durga, Ganesa dan Agastya. Sebagian besar candi menghadap kepuncak gunung unggara. Dan semua candi mempunyai pewara. Candi pewara memiliki bentuk yang hampir sama dengan candi semar yang terdapat dikompleks candi dieng yaitu perseg panjang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun