Kita tidak lagi memprioritaskan diri sendiri, namun kita memprioritaskan kebahagiaan orang lain. Saat mencintai seseorang rasanya tidak apa-apa bila kita apa-apa karena yang paling penting adalah orang yang kita cintai tidak apa-apa. Saat mencintai seseorang kita ingin orang yang kita cintai berkembang menjadi orang yang paling sempurna yang dia bisa.Â
Oleh karena itu dalam konsep asmara, lagu yang berlirik "jangan cintai aku apa adanya jangan, tuntutlah sesuatu biar kita jalan ke depan" memiliki konsep yang ideal. Saat dua sejoli saling menuntut untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Konsep tersebut dituliskan dalam Falsafah Sunda 'Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh'. Saling mengasihi, saling mengasah, saling membimbing. Maka saat mencintai seseorang, kita memegang tanggung jawab untuk membuat orang yang kita cintai lebih baik lagi.Â
Itulah alasan mengapa jomblo adalah pahlawan. Saat mereka sadar dirinya masih orang biasa. Saat merasa dirinya masih sampah. Mereka tahu bahwa saat bersamanya orang yang dia cintai tidak akan bahagia sepenuhnya. Oleh karena itu mereka merelakan orang yang dicintainya bersama orang lain yang lebih bisa membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dan lebih bahagia.
Saat mereka tahu orang yang dicintainya sudah bahagia, mereka akan lebih nyaman tinggal dalam kesendirian. Mengutip lirik lagu Tulus, "biarkanku memelukmu tanpa memelukmu mengagumimu dari jauh, aku menjagamu tanpa menjagamu menyayangimu dari jauh. Bukan tak percaya diri tapi aku tahu diri." Pada akhirnya mereka bisa melihat dirinya seperti adegan akhir "Train to Busan" saat karakter yang diperankan Oppa Gong Yoo tersenyum lalu lompat dari kereta demi melindungi orang yang dicintainya. Sembari waktu berjalan Jomblo ini sebisa mungkin menjadi pribadi yang lebih baik.
Apabila Haji Agus Salim mengatakan 'Leiden Is  Lijden!' yang berarti Memimpin adalah Menderita, maka saya---berbekal Google Translate---mengatakan 'Liefhebben is Lijden'. Mencintai berarti menderita. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H