Oleh karena itu sebagai pelajaran untuk pemilu selanjutnya kita harus mengembalikkan kedaulatan rakyat. Apabila memakai istilah yang sedang populer adalah 'poeple power'. Maksud mengembalikkan kedaulatan rakyat adalah suara rakyat dalam konteks ini pemilu harus 'mahal'. Pemilu kali ini terjadi aneh karena saat mereka yang membutuhkan suara kita tapi kita yang mengeluarkan usaha lebih.Â
Seharusnya mereka yang membutuhkan suara kita mengeluarkan usaha maksimal untuk mendapatkan suara kita sedangkan kita tinggal duduk sambil makan popcorn dan bisa ketawa-ketawa. Mereka mau melamar pekerjaan ke kita, ya mereka yang harus datang ke kantor, berpakaian rapih, membawa berkas-berkas dan mempelajari trik ampuh sukses melamar pekerjaan dan bukan malah sebaliknya.Â
Rakyat pun tidak boleh lagi terbelah. Kita tidak boleh menjadi bagian dari Cebong dan Kampret selanjutnya. Pak Prabowo saja yang maju sebagai paslon tidak mau diadu apalagi kita yang memiliki kedaulatan untuk memilih Presiden.Â
Apabila pemilu selanjutnya masih terbelah dan muncul Trenggiling dan Biri-biri (cikal bakal penerus Cebong dan Kampret) kita harus membuat kubu Khoceng. Kubu Khoceng adalah kubu yang menyaksikan perkelahian Cebong dan Kampret selanjutnya sambil duduk dan makan popcorn dan ketawa-tawa namun tetap memilih pada saat pemilihan berlangsung.
Politik itu menyenangkan kalau tidak mungkin anda cebong atau kampret.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H