Mohon tunggu...
Farel Ihsan
Farel Ihsan Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 28 Jakarta

XI MIPA-2 (14)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lucid Dream

23 November 2020   16:02 Diperbarui: 23 November 2020   16:21 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oliver  terbangun, "Apa maksudnya itu?,ini sudah terjadi 3 kali dalam minggu ini" gumamnya dalam hati. Oliver bermimpi bertemu dengan seorang gadis yang samar samar terlihat olehnya namun anehnya dia sadar dan dapat melakukan apapun yang ingin ia lakukan  di dalam mimpinya. Tak lama ia terbangun jam dindingnya  telah menunjuk pukul 6 lewat 20. Ia pun bergegas mandi lalu salat subuh dan bersiap berangkat sekolah. 

Di pagi yang dingin sehabis hujan, oliver mengayuh sepeda pixienya sembari bertegur sapa dengan tetangga. Ia berangkat sekolah bersama steven, teman sebangku oliver yang pindah ke sebelah rumahnya sekitar  3 tahun lalu. Mereka berbincang ringan ditengah perjalanan, "Gua mimpi aneh stev.." kata oliver. "Ha, mimpi apaan?" sahut steven. "Gua mimpi tapi gua sadar didalam mimpi gua" jawab oliver. "Loh kok gitu?" steven bingung, "Namanya juga mimpi sih Rak, apa aja bisa terjadi di dalam mimpi, mending pulang sekolah ke rumah gua. Gua baru beli cyberpunk 2077  nih, mau main bareng ga?" timpal steven. "Wah boleh tuh". Mereka pun sampai di sekolah dan mengikuti upacara.


Tak terasa pelajaran hari ini telah usai, oliver pun pulang ke rumah untuk makan siang dan ganti baju, lalu ia pergi ke rumah steven. Ditengah keseruan permainan mereka oliver bertanya, "stev, menurut lu wajar ga mimpi hal yang sama berulang kali?" tanya oliver. "Gua gatau, gua belum pernah ngerasain" jawab steven."emang lu mimpi apaan sih ver sampe segitu nya?" ujar Steven. "jadi gua udah 3 hari ini mimpiin seorang gadis gatau siapa,tapi anehnya gua sadar dan bisa lakuin apa yang gua mau di mimpi itu" ujar oliver. "ha gimana gimana? Lu bisa ngelakuin apa yang lu mau?" ujar raka penasaran. "iya gua bisa ngomong dengan jelas sama gadis itu apapun yang mau gua ucapin tuh gua mikir kayak gua benar benar sadar" ujar oliver sambil. Perbincangan dan permainan mereka berlanjut hingga hampir maghrib. 

Oliver pamit pulang dan membantu ibunya merapikan rumah lalu mandi kemudian pergi ke masjid. Ia menjalani hari seperti biasa, tetapi setiap tidur mimpinya selalu berulang. Hingga pada hari Kamis, oliver berangkat sekolah sendiri dengan berjalan kaki. Steve terkena demam, sepeda yang biasa ia pakai tak digunakan tanpa alasan. Jarak rumah oliver ke sekolah tak terlalu jauh, hanya dibutuhkan 10 menit untuk sampai dengan sepeda dan sekitar 15 menit dengan berjalan kaki. 

Ditengah jalan ia tak sengaja tertabrak dari oleh seorang gadis sepantarnya yang berjalan sambil main hp dengan buru-buru. Oliver seperti mengenali gadis itu, belum sempat bertanya gadis itu langsung bangun dan minta maaf. Ternyata gadis dengan seragam batik yang asing bagi oliver itu sedang mencari ojek online yang tersasar tak jauh dari titik jemput. Saat oliver hendak bertanya lagi, ojek yang dipesan si gadis datang. oliver sedikit heran dan lanjut berjalan ke sekolah.


Ditengah jam pelajaran ke-4 Bu rini datang ke kelas XI MIPA 2, kelasnya oliver. Bu rini minta ijin ke Bu Heni yang sedang mengajar Bahasa Indonesia untuk memperkenalkan murid pindahan. "Bu Heni, minta waktuya sebentar ya, mau ngenalin murid pindahan di kelas ini" ijin Bu rini. "Oh silahkan Bu , anak-anak dengarkan nih kalian punya teman baru!" Bu Heni mengijinkan. "Saya Ara Akazora, biasa dipanggil Rara" kata si murid pindahan. oliver yang semula agak mengantuk menjadi kaget ketika sadar bahwa murid pindahan itu adalah gadis yang ia temui tadi pagi. "Oh, Rara ya panggilannya" gumamnya dalam hati. 

Kebetulan bangku steven dan nico tak ditempati karena mereka berdua berhalangan hari ini. Yang kebetulan lagi nico duduk didepan steven, dan nico duduk sendiri selama beberapa hari karena teman sebangkunya pindah sekolah. Hari itu tempat duduk depan oliver benar-benar kosong. "Boleh ga duduk disini?" tanya ia sembari menunjuk tempat duduk depan oliver. "Oh, duduk aja" jawab oliver. Tak lama rara sadar, "Loh, lu yang tadi pagi yaa?". "Eh iya, belum sempet ngomong juga ya tadi pagi" oliver menanggapi. "Maaf banget yaa, gua ga sadar tadi saking paniknya takut telat ke ruang TU". "Iya gapapa kok. Oiya kenalin gua Muhammad oliver fadlurrahman, panggil aja oliver" sahut oliver. 

"Oh iya salam kenal oliver". Rara pun duduk dan oliver menjelaskan tentang isi kelas kepada Rara. "Hei Oliver perhatiin dong. Jangan ngobrol mulu" tegur Bu Heni. "Yailah oliver, baru masuk udah digodain aja" ledek Azmi. "Bener-bener emang lu ver. Offside! Hahahaha" sahut Dito. "Idih kaga gitu juga kali Mi,Dit!" Oliver membela diri. Teman sekelas tertawa dan suasana pun mencair. "Eh sudah, ayo lanjut yuk. Buka cerpen Banun Kikir, baca dan pahami strukturnya." kata Bu Heni. "Baik bu!".


Sejak hari itu mimpi makin jelas, wajah gadis yang awalnya samar mulai terlihat jelas, dan sering terdengar suara "Ya Oliver, dialah orangnya!". Kalimat itu selalu terlintas di mimpi Oliver hampir setiap hari. Makin lama Oliver makin gelisah dan mencoba mencari apa maksud dari mimpinya tersebut. Dia mencarinya di google dan menemukan bahwa yang selama ini dialaminya adalah lucid dream,dimana ia bisa merasa sadar meskipun didalam mimpi.


Hari demi hari mulai berganti,dan akhirnya oliver baru tersadar bahwa apa yang didengarnya di dalam mimpi tersebut bahwa arti dari "dialah orangnya" adalah Rara anak pindahan yang ternyata sudah muncul berkali kali di mimpinya,namun Oliver berpikir apa maksudnya semua ini? Mengapa Rara ada didalam mimpinya bahkan Oliver tidak pernah tahu menahu tentang Rara sebelumnya.


Esok harinya Oliver merapikan kamarnya, ia tak sengaja menemukan kotak yang berisi gelang dengan ukiran bertuliskan 'forever' di tengahnya. Oliver teramat kaget, teka-teki ini pun makin rumit. Tak mau repot, Oliver menyimpan gelang tersebut di tasnya.


Hari demi hari berlalu, liburan semester tiba. Oliver kebanyakan menghabiskan waktu liburannya bersama Steven. Di penghujung waktu liburan, tanggal 12 Juni malam minggu. Oliver menghadiri perayaan ulang tahun ke-17 Rara. Sweet Seventeen Rara dirayakan di rumahnya. Ini juga pertama kali Oliver ke rumah Rara, ternyata jarak rumah mereka tidak teramat jauh. Setelah sampai Oliver pun bersalaman dengan orang tua Rara. "Lho, kamu Oliver ya, Anaknya pak surya?" tanya ibunya Rara. 

"Wah iya bun, udah gede ya" sambung ayah Rara. Oliver kebingungan, padahal baginya baru pertama kali ia bertemu dengan orang tua Rara, Oliver pun menanggapi "Kok om tante kenal saya?". "Ya jelas kenal lah, kan Pak surya teman baik saya". "Ayah ibumu apa kabar? Sudah lama nih om ga ketemu, kita cuma berkabar lewat whatsapp ver" jawab ayah Rara. "alhamdulillah baik om, ayah ibu sehat kok". "alhamdulillah ya..". Dan perayaan pun berlanjut.


Setibanya dirumah Oliver langsung ingin bertanya tentang orang tua Rara tetapi ayah dan ibu nya sudah tidur, jadi Oliver bertanya esok harinya. Saat sarapan, "Ayah ibu kenal sama Rara?" tanya Oliver. "Oh, anaknya Pak Irvan.." jawab ayah oliver. "Ibu kenal tuh ver, dulu kita tetanggaan. Bapaknya Rara juga kan teman kuliah ayahmu" sambung ibu Oliver disertai anggukan ayahnya. Setelah mendengar nama Pak Irvan, Oliver teringat sesuatu. Dulu dia sering bermain dengan anak Pak Irvan, tetapi yang dia ingat anaknya Pak Irvan itu adalah laki-laki.


Liburan semester habis, Oliver kembali masuk sekolah menjalani semester ke-2. Oliver pun menyadari, Rara memakai gelang yang sama persis dengan miliknya terukir kata 'OZ bestfriend' ditengahnya. Ia pun berbicara kepada Rara. "Ra, dapet gelang ini darimana?" tanya Oliver. "Nemu di kotak ver, pas rapiin barang di gudang." jawab Rara. "Coba deh liat, gua juga punya nih tapi tulisannya 'forever'. Gelangnya ada dalam kotak juga" Oliver menunjukkan gelang yang ia temui itu. 

Mereka pun sadar kalau kata itu digabungkan akan menjadi 'OZ bestfriend forever' yang berarti Oliver Zora sahabat selamanya. Akhirnya Oliver mengingat sesuatu, ia dulu punya teman dengan penggilan 'Zora' yang ia tidak ketahui nama panjangnya. Oliver pun bertanya pada Rara tentang hal itu. Rara menjelaskan bahwa 'Zora' adalah nama panggilan kecilnya. Oliver pun terkejut. "Hah? Apa lu juga pernah dengar nama 'Oliv' Ra?" tanya Oliver. "Loh kok lu tau nama temen kecil gua?" jawab Rara. 

Akhirnya Oliver ingat, "Oiya! Dulu gua dikasih gelang ini sama Zora sebagai hadiah ulang tahun". "Jadi, lu itu si Oliv? Temen main gua sebelum gua pindah pas kelas 5?" sahut Rara. "Wah bener dong, gua kira lu laki gara-gara lu dulu gendut, rambut pendek, sama pake baju anak laki mulu hahaha" singgung Oliver. "Ih begitu, lu ga pernah liat gua pake rok sih dulu!" Rara sedikit kesal. 

Oliver meredakan  Rara dan berkata, "Tapi sekarang lu beda banget, udah ga tomboy lagi!". "Oh iya dong jelas, gua glow up gitu loh, hehehe!" Keceriaan Rara pun Kembali. Dan akhirnya pasangan sahabat yang lama terpisah ini dipertemukan oleh takdir, yang kelak sahabatnya itu menjadi pasangan sehidup semati. Dan Alasan Dari lucid dream yang diterima oliver pun terpecahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun