masyarakat agar lebih kreatif dan menemukan potensi yang ada di desa tersebut sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
KKN Kolaboratif adalah KKN gabungan antara 13 Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta yang ada di Kabupaten Jember. KKN merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengajakPelaksanaan kegiatan KKN Kolaboratif dilakukan selama 35 Hari yang berada di daerah tertentu pada tingkat desa. Kegiatan KKN memiliki banyak capaian bagi desa, masyarakat, dan mahasiswa.
Bagi desa dan masyarakat, kegiatan KKN memiliki manfaat dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, seperti peningkatan kemampuan berfikir serta memecahkan masalah yang dialami.
Sedangkan bagi mahasiswa, dapat mendewasakan pola pikir, meningkatkan kepedulian social, rasa tanggung jawab, dan keterampilan.
Desa Ajung terletak dikecamatan kalisat kab. Jember. Dengan luas wilayah 3.092,34 km2 (menurut data BPS 2021). Desa ini terdiri dari 4 dusun, yaitu dusun Krajan, Dusun Ajung Tengah, Dusun Ajung Oloh, dan Dusun Sumber Malang, dengan total KK 3.264.Â
Desa ini memiliki 76 RT dan 14 RW. Berdasarkan data BPS penduduk di desa ajung kecamatan kalisat tahun 2015 sebanyak 8.456 Jiwa, penduduk laki-laki sebanyak 4.137 Jiwa, dan perempuan sebanyak 4.319 Jiwa.
Nama Ajung ada sejak Jaman Kolonial Hindia Belanda, Ajung adalah nama suatu tempat Hunian Penduduk dan nama Pusat Pemerintahan di tingkat Desa. Menurut sejarah asal nama dari Desa Ajung berawal dari kata Pajung  (Bahasa Madura) yang artinya Payung ,Â
Konon jaman Dahulu sesepuh yang ada di wilayah tersebut dikenal dengan kepribadiannya yang sangat teguh dalam pendirian, membantu pada kaum yang lemah dan sangat disegani sehingga daerah atau tempat wilayah tersebut dikenal oleh orang sebagai daerah yang aman karena keberadaannya yang bisa mengayomi Masyarakat diwilayah tersebut, dalam Bahasa Maduranya bisa Majungi (melindungi/mengayomi) berasal dari suku kata Pajung yang pada akhirnya menjadi cikal bakal dari nama desa yang sampai sekarang bernama Ajung .
Pada sektor UMKM, beberapa masyarakat Desa Ajung memiliki usaha kerajinan terbuat dari akar bahar yang dijadikan aksesoris berupa gelang dan kalung.Kelompok kami mengunjungi salah satu pengrajin akar bahar.Â
Dari hasil wawancara kepada pengrajin tersebut, pekerjaan membuat gelang dan kalung dari akar bahar cukup menghasilkan. Pengrajin menjual produk dengan sistem lelang dan online shop.Â
Pengrajin mematok harga produk minimal Rp100.000 di online shop sedangkan dengan system lelang pengrajin dapat menghasilkan jauh lebih besar hingga mencapai 1.000.000 untuk 1 produk kerajinan akar bahar.
Selain kerajinan akar bahar terdapat juga UMKM berupa pembuatan tahu. Usaha pembuatan tahu merupakan usaha turun temurun yang dilanjutkan oleh H.Abu mulai tahun 1977. Untuk saat ini pembuatan tahu milik H.Abu dibatu oleh 6 karyawan.Â
Dalam sehari dapat menghabiskan kurang lebih 2 kwintal kedelai. Produk tersebut dijual dengan harga 250/biji. Dalam proses produksi tahu menghasilkan limbah berupa ampas tahu yang dijual dengan harga 3.000 tiap gelondong (2.6 Kg) untuk makan ternak.
Adapun UMKM selain kerajinan akar bahar dan pembuatan tahu, terdapat juga UMKM berupa produksi kerupuk. Produksi tersebut mulai berjalan pada tahun 1970 hingga sekarang.Â
Dalam sehari dapat menghabiskan kurang lebih o,5 kwintal kerupuk kering, dari 0,5 kwintal kerupuk kering tersebut bisa menghasilkan 14.000 biji kerupuk matang. Produk tersebut dijual dengan harga 150/biji untuk reseller dan 200/biji untuk langsung ke toko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H