Bu Mini menyampaikan harapannya untuk memproduksi arang briket dengan jumlah yang lebih banyak. Selain itu, arang ini bisa menggantikan kayu yang selama ini menjadi bahan bakar untuk memasak air.
“Harapan saya, arang briket ini bisa dibuat dengan jumlah yang lebih banyak. Juga, bisa menggantikan kayu. Kalau lagi jarang atau pas sering hujan susah untuk mendapatkannya,” katanya.
Tidak hanya Bu Mini, penanggung jawab kegiatan itu, Ira, berharap dengan pelatihan dan sosialisasi, masyarakat desa Beluk dapat memanfaatkan briket arang dan mengembangkannya dalam skala yang lebih luas.
“Saya mengharapkan semoga dengan kegiatan sosialisasi dan pelatihan arang briket dari limbah sekam padi ini, ibu-ibu jamiyah pada khususnya dan masyarakat Desa Beluk pada umumnya bisa memanfaatkannya dengna baik. Kalau bisa dan memungkinkan, dikembangkan dengan skala yang lebih luas,” katanya.
Pelatihan ini merupakan langkah kolaboratif antara universitas dan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan penggunaan bahan bahan yang ramah lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI