Mohon tunggu...
Farel Andrean
Farel Andrean Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations Undergraduate Student in UPN Veteran Yogyakarta

Mahasiswa Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wabah SARS di Tiongkok: Titik Balik dan Dinamika Tiongkok dalam Menghadapi Wabah Penyakit

1 Desember 2023   00:39 Diperbarui: 1 Desember 2023   01:00 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
South China Morning Post - Sars Epidemic in Hongkong 2003

Menyebarnya wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) menjadi salah satu peristiwa penting di Tiongkok. Tiongkok mengalami perubahan yang besar setelah wabah ini menyerang negaranya. 

Pada November 2002, WHO menetapkan SARS sebagai ancaman kesehatan dunia. Di mana Tiongkok menjadi episentrum dari wabah SARS dengan infeksi lebih dari 5.300 orang dan menewaskan 349 orang secara nasional (Departemen Kesehatan, 2003)

Pada awalnya, Tiongkok tidaklah siap dalam menghadapi wabah penyakit ini. Pemerintah Tiongkok bahkan mencoba menutupi keberadaan penyakit SARS tersebut.  

Penyakit yang disebut SARS muncul di Tiongkok Pada tahun 2002. Kasus pertama ditemukan pada bulan November, tapi pemerintah tidak langsung memberitahukan kepada masyarakat. Mereka merahasiakan informasi yang dikhawatirkan akan membuat orang takut dan bingung karena tidak mengetahui apa yang terjadi. 

Pemerintah mengkhawatirkan agar keadaan negara tetap stabil dan tidak ingin penyakit ini mempengaruhi peristiwa-peristiwa penting (kala itu Tiongkok tengah mempersiapkan transisi pemerintahan). Hal ini menyulitkan mereka untuk memberi tahu masyarakat tentang penyakit ini.

Karena keterlambatan dalam memberi tahu masyarakat, dan minimnya pertukaran informasi antar wilayah, rumah sakit tidak siap menangani penyakit ini. Hal ini menyebabkan SARS menyebar dengan sangat cepat dari satu tempat ke tempat lain, menjadi masalah besar juga di wilayah terdekat seperti Hong Kong. 

Respons pemerintah yang lamban serta kurangnya informasi membuat penyakit ini semakin parah dan berdampak pada banyak orang di seluruh dunia. 

Bagaimana pemerintah mengaturnya, dengan berbagai bagian yang tidak bekerja sama dengan baik, mempersulit penanganan krisis SARS. Terkadang, pemerintah daerah tidak mengikuti apa yang disampaikan Kementerian Kesehatan. Rumah sakit yang dijalankan oleh militer juga tidak membagikan informasi penting mengenai SARS.

Setelah beberapa waktu, berita tentang SARS di Tiongkok menjadi berita besar di media negara-negara Barat, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan semua orang tentang penyakit ini pada tanggal 15 Maret. 

Media pemerintah Tiongkok tidak diperbolehkan membicarakan peringatan tersebut, tetapi orang-orang mengetahuinya melalui telepon seluler dan internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun