Bahasa bisa dikatakan sebagai pusat dari segala keinginan umat manusia dari setiap interaksi. Komunikasi dengan menggunakan bahasa tidak hanya berasal dari dua dasar kegiatan manusia yang mafhum kita ketahui dengan berbicara dan mendengar saja.
Mengingat bahasa yang merupakan sesuatu hasil dari karya manusia untuk mengkomunikasikan berbagai pendapat, perasaan emosi ataupun hasrat. Selain itu juga bisa dimaknai sebagai alat atau sistem yang berkesinambungan guna menghasikan berbagai simbol-simbol.
Jadi bahasa bisa diartikan adalah manusia, bahasa itu tidak monoton, artinya bahasa itu bisa dipelajari dengan kata lain pemerolehan melalui belajar. Belajar bahasa sebagai sistem, jika sudah disepakati dapan menjadi simbol kebiasaan. (Graddol, 1997)
Bulan oktober ini ditetapkan sebagai bulan bahasa karena pada 28 Oktober 1928 para pendahulu bangsa kita mencetuskan Sumpah Pemuda dengan bahasa, bahasa Indonesia, sebagai butir ketiganya. Seiring perkembangannya bulan Oktober tidak disebut sebagai bulan bahasa saja, tapi bulan bahasa dan sastra.
Memang idealnya hal tersebut dilakukan sejak lama. Sebab meskipun bahan dasar sastra merupakan bahasa, kompleksitasnya kadang melampaui bahasa itu sendiri. Namun tulisan ini tidak akan membahas secara detail ikhwal bulan bahasa dan sastra dalam linieritasnya dengan Bahasa Indonesia.
Penulis justru tertarik untuk membincangkan seputar bahasa isyarat yang terkadang dianggap sebelah mata, pun penting manfaatnya. Sebab peneliti dari Laboratorium Riset Bahasa Isyarat (LRBI) Departemen Linguistik FIB UI Silva T.P Isma mengatakan bahasa isyarat sudah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Ia menyebut penggunaan bahasa isyarat di berbagai ranah semakin banyak seperti di dalam seminar, lokakarya, media, kegiatan pengajaran dan kegiatan lainnya. Peningkatan itu berlandaskan pada kesadaran yang semakin luas di masyarakat dari berbagai latar belakang untuk menghadirkan bahasa isyarat.
Elemen Penting
Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi memiliki tiga elemen dalam penggunaannya. Yakni pembicara, pendengar dan sebuah sistem. Sistem penanda harus dimiliki oleh pembicara dan pendengar untuk digunakan berkomunikasi yang dimulai dari sipembicara kemudian si pendengar meneria tanda atau signal.
Berbicara bahasa isyarat, tidak terlepas dari komunikasi non verbal yang berhubungan dengan semua alat-alat komunikasi manusia seperti visual, gerak, taktik dan bahkan rasa. Â Hal inilah yang menjadikan bahasa isyarat paling bernilai dan cara yang baik dimana orang-orang menyampaikan makna tanpa menggunakan kata-kata.
Komunikasi tersebut dapat menyampaikan tiga fungsi yang berbeda-beda dalam berinteraksi secara langsung. Pertama bahasa isyarat dapat mengkomunikasikan makna khusus melalui penggunaan bahasa isyarat.