Anak remaja mengalami masalah persahabatan dan drama percintaan adalah hal yang biasa. Tapi tidak tepat jika masalah itu diumbar ke media sosial, karena seluruh dunia bisa membacanya. Masalah pribadi tidak seharusnya masuk ke ruang publik.
Foto dengan geotag
Remaja suka bernarsis ria dengan berfoto selfie/wefie pakai smartphone, dan kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa pada foto-foto itu terdapat data tentang lokasi foto diambil. Karena itu pastikan anak Anda menonaktifkan opsi GPS tag dalam pengaturan kamera sebelum memposting foto pribadi ke publik.
Di rumah sendirian
Mengumumkan hal-hal seperti, "Orangtuaku akan pergi akhir pekan ini" atau "Aku selalu sendirian di rumah tiap pulang sekolah", tidaklah aman. Jangan posting info seperti ini secara online. Jangan pula memposting rencana pribadi tentang kemana anak akan pergi dan bersama siapa karena bisa mengundang kejahatan.
Foto-foto yang tidak pantas
Tidak ada salahnya memposting foto di media sosial. Tapi terkadang remaja sering memposting foto-foto narsis yang tidak layak dikonsumsi publik, misalnya yang mengandung unsur seksualitas, atau foto yang menggambarkan mereka terlibat dalam perilaku yang tidak pantas. Foto-foto ini kadang diposting hanya untuk menarik perhatian, namun sayangnya mereka tidak sadar kalau hal ini bisa merusak harga diri mereka kelak.
Komentar kasar
Bergaul di dunia maya sama dengan di dunia nyata, ada etika yang harus dijaga. Ingatkan anak bahwa media sosial bukanlah tempat untuk melakukan bullying atau memfitnah orang lain.Â
Gunakan kata-kata yang baik saat mengomentari postingan orang lain, jangan pernah memposting sesuatu yang dapat menyakiti orang lain. Hal-hal tersebut perlu dihindari untuk diunggah di media sosial. Terlebih, remaja belum sepenuhnya memiliki kontrol emosi yang cukup. Sehingga, orang tua pun turut memiliki peran untuk mengantisipasi dan mengawasi penggunaan media sosial terhadap anak.
Alasan Pentingnya Menjaga Privasi di Sosial Media