Ribuan bangkai ikan tampak memutih diatas permukaan air dan ditepi danau Toga, kematian ikan secara massal yang terjadi di danau tersebut diperkirakan pada hari sabtu tanggal 23 November 2019 lalu, Danau Toga terletak Di Desa Betengon Kecamatan Dondo Kabupaten Tolitoli.Â
Berdasarkan penyampaiaan kepala Desa Betengon bahwa luas danau berkisar delapan hektar, danau tersebut telah ada ratusan tahun lalu dan merupakan warisan atau peninggalan dari leluhur mereka, tutur pak kades Betengon. (wawancara saya dengan Pak Kades sore itu tanggal 25 November 2019).
Kematian ikan terjadi setelah daerah tersebut diguyur hujan deras, nah pasca hujan tersebutlah warga banyak mendapatkan ikan mati dan mengapung di permukaan danau.
Belum diketahui pasti apa penyebab dari kematian ikan tersebut, Namun kuat dugaan bahwa kematian tersebut terjadi akibat perubahan lingkungan perairan yang sudah tidak bisa ditolirir oleh organisme didanau tersebut utamanya ikan.
Jenis ikan yang banyak ditemukan mati didanau tersebut didominasi oleh ikan nila (Oreochromis niloticus) dan puluhan ikan sidat (Anguilla sp). Ikan nila tersebut berasal dari program restoking yang dilakukan oleh Dinas perikanan Tolitoli selama Tiga tahun terakhir sedangkan ikan sidat merupakan ikan asli danau atau ikan yang berasal dari alam.
Berdasakan data yang disampaikan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Tolitoli dan Kantor karantina ikan Wilayah Kerja Tolitoli setelah melakukan survey di danau tersebut bahwa data survei terhadap parameter kualitas air danau toga adalah sebagai berikut suhu air berkisar dari 35 -- 50 C sedangkan kisaran normalnya menurut kordi K (2009) bahwa suhu optimal untuk pertumbuhan ikan nila adalah 24C - 30 C hal ini tidak jauh berbeda dengan BSNI (2009) bahwa suhu yang baik untuk pertumbuhan ikan nila adalah 25C - 32 C.
Parameter lain yag diukur didanau toga adalah oksigen terlarut atau DO dengan nilai yang diperoleh adalah 1-3 mg/l sedangkan kisaran normalnya untuk pemeliharaan ikan nila Menurut Apriliza (2012) bahwa kisaran oksigen terlarut yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan nila sebesar 5 mg/l, Menurut BSNI (2009) nilai oksigen terlarut untuk produksi ikan nila pada kolam air tenang adalah 3mg/l.
Menurut BSNI (2009), nilai pH untuk produksi ikan nila pada kolam air tenang berkisar 6,5-8,5. Sedangkan Kordi K (2009), nilai pH air yang cocok untuk ikan nila adalah 6-8,5 berdasarakan pengukuran yang didapat dilapangan dibeberapa titik nilai pH danau Toga 4-5.
Berdasarakan pemeriksaan dan pengukuran kualitas air tersebut Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Perikanan Tolitoli mengatakan bahwa untuk dugaan awal kematian ikan yang terjadi secara massal di danau Toga adalah karena kualitas air di danau tersebut sudah melebihi ambang batas atau tidak sesuai lagi dengan pertumbuhan ikan nila.
Selain itu Kasie Kesling Dinas perikanan Tolitoli juga menyampaikan bahwa di danau tersebut terdapat sumber air panas yang juga memberikan pengaruh terhadap tingginya suhu perairan di danau tersebut.
Kantor Karantina Ikan Wilker Tolitoli telah melakukan pengambilan sampel terhadap ikan nila (Oreochromis niloticus) di danau Toga untuk kemudian dilakukan pemeriksaan secara laboratoris, untuk mengetahui apakah kematian tersebut juga disebabkan oleh adanya serangan penyakit yang mewabah di danau tersebut.