Mohon tunggu...
Fikifardinanto
Fikifardinanto Mohon Tunggu... Sejarawan - Jika hari ini lebih baik dari hari kemaren adalah orang-orang yang tidak merugi

Nama: fiki fardinanto Ttl : 16061999 bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kontravensi di Era Reformasi

28 September 2019   19:36 Diperbarui: 28 September 2019   19:40 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KONTRAVENSI DI ERA REFORMASI        

Kontraversi adalah suatu proses sosial yang di dalam nya berisi, persaingan, pertentangan atau pertikaian. Atau tidak setuju baik antara individu maupun kelompok, atau individu dengan individu. 

Kontravensi juga bisa terjadi dalam satu keluarga, antara ayah, anak, bahkan ibu, kontravensi terjadi karena sudut pandang yang berbeda antara individu dengan individu lainnya atau antara kelompok dengan kelompok. 

Contohnya adalah kontravensi di era reformasi mahasiswa kontravensi terhadap DPR-RI karena membuat RUU. Mahasiswa menolak RUU kpk, RUU pertanahan, mahasiswa meminta, evaluasi sistem dan audit pengelolaan keuangan BPJS. 

Mahasiswa juga menuntut bubarkan BPJS dan kembalikan sistem jaminan kesehatan pada program jamkesmas dan jamkesda yang dikelola langsung oleh Negara.  Ada beberapa bait puisi untuk negeri ini dengan judul:

"ADA APA DENGAN NEGERIKU"?

Negeri ku dahulu dibangun dari jerih payahmu. Di bangun oleh para pejuang yang mengingin kan negeri ku bersatu. Dan kini negeriku tak sama seperti yang dahulu. Yang dahulu masyarakat dan perintah bersatu untuk membangun negeriku sekarang??

Rakyat dan pemerintah tak bersatu lagi karena ada kesenjangan yang membuat semuanya tidak bersatu untuk membangun negeriku. Rakyat menginginkan keadilan. 

Kami tak mau di perlakukan sewenang-wenang. Karena kami satu mimpi, karena kami satu tujuan. Indonesia menagangis, penguasa korupsi semakin manis, hilangnya idealis, rakyat menangis. Negeriku damailah seperti dahulu. Seperti dinama saat rakyat dan pemerintah bersatu membangun dirimu.

Aku rindu saat itu. Saat rakyat bersatu dengan pemerintah untuk memajukanmu. Engkau tempat ku berlindung saat aku tak mampu lagi untuk berjalan tanpa ujung. Tapi aku pemerintah selalu menginginkan yang terbaik buat rakyatnya. 

Dan aku juga yakin rakyat ingin menginginkan yang terbaik untuk sesamanya, ini mungkin hanya kesalahfahaman yang harus segera diselesaikan. Agar kita bersama-sama membangun negeri ini dengan damai dan aman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun