Giorgio Agamben memandang hal tersebut sebagai sebuah paradox yang disebut 'paradox of sovereignty', bahwa kebebasan individu berdasarkan pilihan terkadang bertolak dengan realitas atau justru sesuatu yang dianggap tidak wajar itulah yang merupakan kebebasan.
Jika seseorang memilih untuk berhenti menggunakan bensin karena dianggap tidak ramah lingkungan, dan beralih menggunakan mobil listrik meskipun mengetahui bahwa listrik tersebut bersumber dari bahan bakar batu bara, ketidak wajaran tersebut merupakan kebebasan yang bertentangan.
Atau ketika kita mengeluhkan cuaca yang semakin panas, tetapi di sisi lain kita secara konsumtif menggunakan listrik secara tidak sadar yang justru semakin memperburuk keadaan.
Pengetahuan dan kepekaan terhadap dampak perubahan iklim harus ditanamkan sebanyak mungkin. Jika perubahan kecil dapat terjadi, semoga pembuat kebijakan dapat menerapkan kebijakan yang lebih ramah terhadap lingkungan. Setidaknya mengurangi pasokan terhadap industri ekstraktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H