Hari-hari berikutnya, Ardan kembali menaiki kereta yang sama dengan harapan bisa bertemu dengan Laila lagi. Namun, setiap hari ia hanya bertemu dengan orang-orang yang itu-itu saja. Ia merasa kecewa karena tidak bisa bertemu Laila lagi. Meskipun demikian, Ardan terus menjalani rutinitasnya dengan semangat. Pekerjaan di kantor cukup menyibukkan, dan setiap malam ia jatuh tertidur dengan perasaan lelah yang menyelimuti tubuhnya.
Hingga suatu pagi, saat Ardan tengah menunggu kereta di stasiun, tiba-tiba ia mendengar suara yang familiar. Suara itu adalah suara Laila.
"Permisi, Kak, apakah tempat duduk di sebelahnya kosong?" tanya Laila sambil tersenyum.
"Iya, silakan duduk," jawab Ardan dengan senyuman lebar. Ardan terkejut dan segera menoleh. Betapa senangnya ia bisa bertemu lagi dengan Laila.
Laila duduk di sebelahnya, dan mereka pun melanjutkan percakapan ringan seperti sebelumnya. Dari obrolan mereka, Ardan mengetahui bahwa Laila baru saja pindah rumah. Kini, ia tinggal tidak jauh dari stasiun tempat Ardan biasa naik kereta. Mereka pun semakin akrab, berbicara tentang banyak hal, mulai dari pekerjaan hingga kehidupan pribadi.
Seiring berjalannya waktu, pertemuan-pertemuan mereka di kereta menjadi semakin sering. Ardan merasa nyaman dengan Laila, dan begitu juga sebaliknya. Mereka mulai berangkat dan pulang bekerja bersama, berbicara tentang berbagai hal yang membuat hari-hari mereka lebih berwarna.
Pada suatu pagi, setelah beberapa bulan berkenalan, Ardan dan Laila akhirnya duduk bersama di kursi yang sama, berbicara tentang impian mereka, tentang masa depan, dan tentang apa yang mereka inginkan dalam hidup. Di tengah percakapan itu, Ardan merasa bahwa hidupnya mulai berubah. Meskipun rutinitas kerja masih sama, namun pertemuan-pertemuan kecil ini memberi warna baru dalam kehidupannya.
Mereka berdua tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi satu hal yang pasti: pertemuan di kereta yang sederhana ini telah mengubah hidup mereka. Sebuah kebetulan yang mengarah pada sebuah perjalanan baru dalam kehidupan mereka yang tidak akan pernah mereka lupakan.
Kini, Ardan dan Laila tak hanya menjadi teman perjalanan, tetapi lebih dari itu. Mereka menjadi bagian dari kehidupan satu sama lain, membawa harapan dan kebahagiaan dalam setiap perjalanan pagi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H