Beberapa hari kemudian, aku mulai menggambar sketsa. Karakter Ken Arok, Ken Dedes, dan Tunggul Ametung mulai muncul di atas kertas. Aku mencoba menambahkan elemen modern dalam gaya ilustrasi, sehingga cerita ini terasa lebih menarik bagi pembaca muda. Tak lama, aku menunjukkan hasil awal ini kepada Anca. Dia tersenyum lebar.
"Rei, ini keren banget! Kalau lu lanjutkan, gue yakin ini bakal viral," ujarnya penuh semangat.
Motivasi dari Anca membuatku semakin yakin dengan mimpiku. Aku ingin menunjukkan bahwa sejarah adalah sesuatu yang hidup dan terus relevan. Melalui cerita-cerita ini, aku berharap generasi muda bisa belajar dan bangga dengan warisan mereka. Aku bahkan mulai merancang cerita yang lebih kompleks, menambahkan elemen petualangan untuk membuatnya semakin seru.
Kini, aku sudah memiliki bab pertama dari komikku. Aku mulai membagikannya di media sosial dan mendapatkan banyak tanggapan positif. Banyak teman sekolah yang memuji idenya, bahkan beberapa guru sejarah memberiku saran tentang bagaimana membuat cerita ini tetap akurat secara historis. Rasanya seperti mimpi yang perlahan menjadi kenyataan.
Ini adalah awal dari garis mimpi baru yang akan terus aku perjuangkan. Aku yakin, dengan semangat dan kerja keras, sejarah bisa menjadi sesuatu yang hidup kembali, menjadi inspirasi bagi semua orang. Dan aku akan terus melangkah, menjadikan mimpi ini nyata.
Cr: Raihana Fauziyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H