Mohon tunggu...
Fardan Mubtasir
Fardan Mubtasir Mohon Tunggu... Guru - Human, Culture, and Society

Seseorang yang sedang belajar menjadi manusia dan belajar berbagi coretan-coretan sederhana yang bisa berdampak positif terhadap sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang pada Akhirnya Hanya Akan Menjadi Mimpi

2 Oktober 2024   23:05 Diperbarui: 3 Oktober 2024   22:58 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Lucid Dream. Sumber: https://mrwallpaper.com

Lalu satu-satu dari mereka saling berkenalan dengan Aura. 

"Oke karena udah lengkap, let's go kita ke ruang latihan!!" Jenia merangkul Aura dan Naura.

Lalu berjalan bersama diikuti Malik dan Ilham di belakangnya. Aura tetap diam ditempatnya, namun Jenia menarik lengan Aura, dengan terpaksa Aura mengikuti langkah mereka. Ketika di depannya terdapat sebuah tempat yang bertuliskan Studio NyX, Aura menghentikan langkahnya. Ketika melihat Aura terdiam, Naura pun memanggil Aura. 

Namun karena Aura yang tetap diam, dengan gemas Naura menarik lengan Aura untuk memasuki ruang studio. Sesampainya di dalam, Aura langsung di sodorkan sebuah gitar oleh Jenia. Aura menatap Jenia dengan ekspresi bingungnya. Jenia yang melihat Aura kebingungan bukannya menjelaskan malah mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum lebar. Lalu Jenia merangkul Aura dan berbicara.

"Oke guys! Jadi, gua bakalan kenalin lagi cewek yang ada di samping gua. Perkenalkan ini Aura yang akan mengisi bagian basis. So... selamat bergabung Aura!!" ucap Jenia.

Lalu bertepuk tangan dan diikuti yang lainnya. Aura menatap mereka dengan tatapan yang campur aduk, bingung, bahagia, takut, pokoknya semua perasaan tercampur jadi satu.

"Ini gitarnya dan ini chordnya. Ayo guys, posisi! Kita latihan ya." Ucap Jenia.

Namun Aura menahan lengan Jenia sambil menggelengkan kepalanya.

'lo bisa!' Jenia pun tersenyum lalu memberi tatapan seakan berucap

Malik pun mulai memberi aba-aba dengan mendentumkan stik ke drum. Ilham si Pianis dan juga Naura si Basist bersamaan masuk ke dalam lagu. Aura yang awalnya bingung langsung menyesuaikan mengikuti yang lainnya. Lama-kelamaan mereka enjoy bersama-sama, seperti sudah pernah latihan bersama sebelumnya.

Ketika lagu selesai, mereka bertepuk tangan dengan meriah. Jenia dan Naura berteriak heboh lalu mengajak Aura berpelukan sambil loncat-loncat kegirangan.

"Gua ga nyangka lo bisa cepet nangkepnya. Emang gak salah Jenia nyuruh lo gabung band kita." Malik si Drummer berucap sambil mengacungkan jempolnya.

Yang dibicarakan pun hanya menjawab dengan senyum malu-malunya. Tiba-tiba suara pintu terbuka dibarengi suara tepuk tangan terdengar. 

"Keren banget. Lebih keren daripada sebelumnya." Ucap seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruang studio.

"Eh, kak Ian! Kapan datengnya?" ucap Jenia.

"Dari tadi, kaliannya aja terlalu asyik sendiri." Ucap seseorang yang tadi dipanggil dengan sebutan Kak Ian.

"Ya Kakak gak masuk ke ruang studio juga, mana tau sih!" ucap Jenia dengan anda kesalnya.

Kak Ian menghiraukan ucapan Jenia, ia memilih berjalan mendekati Aura. Aura sedikit takut, karena wajah kak Ian yang tampak tidak ada ekspresi dan tatapannya yang tajam itu seakan-akan bisa membelah tubuhnya. Sesampainya di hadapan Aura, Kak Ian memanggil namanya. Dengan ragu, Aura menatap Kak Ian.

"Jenia merekomendasikan lo buat jadi Basis, tapi gua lihat dari video lo, lo tuh kurang cocok untuk jadi Basis. Tapi karena gua percaya sama Jenia, gua mempersilahkan Jenia buat nyoba lo ikut mereka latihan." Ucap Kak Ian dengan nada datarnya.

Aura yang mendengar ucapan Kak Ian, merasa agak sedih. Namun, dipikir-pikir memang kemampuan Aura masih sedikit untuk bergabung dalam band, apa lagi band yang sedang naik daunnya. Pasti sudah memiliki banyak pengalaman dibandingkan dirinya yang hanya seorang coveran biasa di sosial media. 

"Tapi, setelah gua lihat latihan lo tadi, gua kagum sama lo. Gua bakalan nyesel kalau gak terima lo jadi anggota NyX. Jadi selamat Aura, sekarang lo resmi gabung ke band NyX." Ucap Kak Ian dengan senyuman bangganya.

Setelah mendengar ucapan Kak Ian, air mata yang sedari tadi ia tahan pun akhirnya keluar. Ia tidak menyangka, mimpinya untuk menjadi anggota band akhirnya terwujud. 

"Ya tuhan, aku berharap ini bukan mimpi." Tak lama setelah Aura mengucapkan kalimat itu, pandangannya memburam dan lama-lama menjadi hitam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun