Mohon tunggu...
Fardan Mubtasir
Fardan Mubtasir Mohon Tunggu... Guru - Human, Culture, and Society

Seseorang yang sedang belajar menjadi manusia dan belajar berbagi coretan-coretan sederhana yang bisa berdampak positif terhadap sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang pada Akhirnya Hanya Akan Menjadi Mimpi

2 Oktober 2024   23:05 Diperbarui: 3 Oktober 2024   22:58 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aura adalah si pencinta musik yang ingin sekali memiliki band. Namun, Aura adalah seorang introvert yang tidak memiliki keberanian untuk mengajak ataupun ikut bergabung dalam band. Pada akhirnya, Aura memutuskan untuk membuat coveran lagu, dan mengunggahnya ke media sosial, di video coveran nya juga ia tidak menunjukan wajahnya.

Video coveran yang dia unggah di media sosial sudah banyak yang menyukainya, pengikutnya pun semakin bertambah setiap harinya. Selain itu, karena dia adalah seorang introvert, Aura juga tidak di perbolehkan oleh orang tuanya untuk bergabung dalam band, cukup dijadikan hobi saja. Aura awalnya ingin melawan namun, setelah dipikir-pikir akhirnya ia menerima keputusan orang tuanya.

Maka dengan begitu, Aura mencoba berusaha untuk mencapai cita-cita yang diinginkan orang tuanya. Sampai ketika dimana Aura mendapatkan kejadian aneh hari ini yang merupakan hari pertamanya masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas. Aura berjalan memasuki gerbang sekolah setelah memberikan uang kepada ojek yang ia tumpangi dan mengucapkan terima kasih. Sesampainya di sekolah, Kharis teman sebangkunya memanggil, Aura pun menengok ke arah sumber suara.

"Tumben datang jam segini?" tanya Aura.

"Di rumah berisik, jadi gua ke sekolah aja." Aura hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Paham apa yang dimaksud Kharis, lalu sesampainya mereka di dalam kelas, mereka langsung duduk di bangkunya masing-masing. 

"By the way Ra, sekarang gak ada KBM tau." Ucap Kharis.

"Kok baru ngasih tau sih? Gua bawa semua paket tau Khariiss, lo kan tau hari ini pelajarannya berat-berat semua!" Aura menjawab dengan nada kesalnya.

Kharis menjulurkan lidahnya, meledek. Lalu cekikian setelah melihat Aura semakin kesal. Bel berbunyi tanda pembelajaran di mulai. Akan tetapi, karena seperti yang di bilang Kharis tadi, bahwa sekarang tidak ada KBM, maka Aura memilih untuk tidur sambil mendengarkan musik menggunakan headset. Belum beberapa menit tertidur, secara tiba-tiba suara seseorang berbisik tepat disamping telinganya, membuat Aura tersentak lalu terbangun.

Aura melihat sekeliling kelas yang sudah kosong. Lalu dia mengecek jam di dinding dan terlihat jam menunjukan pukul 14.01. Aura terheran, karena sekolahnya tidak pernah pulang lebih cepat, meskipun tidak ada KBM, sekolahnya itu tetap mengikuti jadwal. Namun, Aura menghiraukannya. 

Aura pun teringat, tadi ada yang membangunkannya, Namun, tidak ada orang disekitarnya. Aura pun merinding, ia tergesa-gesa menggendong tasnya lalu meninggalkan kelas. Saat sedang panik, tiba-tiba seseorang memegang pundaknya.

Aura refleks berteriak.

"Hey! Ini aku Jenia!" ucap Jenia sambil memegang pundak kiri Aura.

"Astaga... ngagetin aja sih!" ucap Aura sambil masih menetralkan detak jantungnya.

"Tadi aku udah manggil-manggil kamu, tapi kamu gak nengok-nengok." Ucap Jenia.

"Hah? Aku gak dengar apa-apa." Ucap Aura.

"Budek kali tuh, keseringan dengerin musik pakai headset." Ucap Jenia.

Aura menggaruk leher belakangnya, dan merasa ada yang aneh sekarang. Jenia adalah teman sekelasnya yang jarang sekali berinteraksi dengannya. Lalu Jenia pun adalah orang populer di sekolah karena band nya yang bernama NyX itu sedang naik daun di sosial media.

Namun, sekarang tiba-tiba mereka menjadi seperti teman dekat. Lamunan Aura buyar ketika mereka sudah sampai di gerbang sekolah, Jenia berteriak menyapa teman-temannya. Mereka yang dipanggil namanya, menengok ke arah sumber suara.

"Eh, Je! Habis darimana? Kita nyariin lo tau." Ucap teman Jenia yang bernama Naura.

"Habis nyari Aura, yang kemarin gua omongin itu." Ucap Jenia sambil mendekati teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun