Mohon tunggu...
Fardan Mubtasir
Fardan Mubtasir Mohon Tunggu... Guru - Human, Culture, and Society

Seseorang yang sedang belajar menjadi manusia dan belajar berbagi coretan-coretan sederhana yang bisa berdampak positif terhadap sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Body Dysmorphic Disorder: Sebab Akibat Timbulnya & Cara Penanganan pada Era Digital

30 September 2024   10:16 Diperbarui: 30 September 2024   10:20 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Body Dysmorphic Disorder. Sumber Freepik.com

 

Media sosial pada saat ini dapat dikatakan sebagai wadah yang besar dan luas dengan berisikan begitu banyak informasi yang dibutuhkan dari mulai berita terbaru, tren terbaru, hiburan, edukasi dan masih banyak lagi. Menjadi bagian dari era digital saat ini merupakan hal yang menakjubkan, mengingat bahwa teknologi yang canggih ini dapat mempermudah kehidupan manusia, secara berkala teknologi semakin berkembang tak terkecuali teknologi yang melibatkan dunia sosial.

Hal yang sangat lumrah bila semua pengguna media sosial aktivitasnya cukup bergantung pada media sosial, karena interaksi dan kesenangan yang ditawarkan tak bisa di ungkiri sangat menggiurkan. Di samping semua benefit yang dihasilkan oleh media sosial akan tetap ada pengaruh buruk dari penggunaan media sosial, mengapa tetap ada dampak buruk? Ingat bahwa semua yang berlebihan itu tidak baik, selain itu penggunaan media sosial yang salah juga akan memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap penggunanya.

Setiap platform yang ada di media sosial memiliki begitu banyak konten yang disajikan kepada pengguna media sosial, namun tidak semua informasi yang diberikan bersifat positif dan membangun, dari sinilah pengguna media sosial dituntut untuk bijak memilih tontonan karena semua informasi yang diterima, dilihat, dan didengar itu akan berpengaruh terhadap kesehatan mental para penggunanya. Saat ini ada begitu banyak gangguan kesehatan mental yang dialami oleh para pengguna media sosial, salah satunya adalah Body dysmorphic disorder merupakan penyakit mental dengan gejala fokus obsesif pada kekurangan yang menurut penderita ada pada penampilannya.

Secara tidak sadar pengguna media sosial yang mengalami ini akan selalu menuntut dirinya sendiri untuk tampil perfeksionis terutama pada bagian fisiknya, jelas hal ini akan menyusahkan pengguna media sosial, bisa jadi penyebab hal ini yaitu tontonan yang dikonsumsi sehari-hari, dan konten yang diperlihatkan membuat pengguna media sosial yang mengalami gangguan ini akan terus merasa cemas dan kondisi emosionalnya akan terganggu. Lalu konten seperti apa yang membuat pengguna media sosial dapat mengalami body dysmorphic disorder?

Pastinya konten yang menampilkan berbagai bentuk kecantikan dan kesempurnaan secara fisik, wawancara beauty standard, tutorial merawat wajah dan masih banyak lagi, sebenarnya informasi tersebut tidak mengandung unsur penghinaan terhadap sara ataupun melanggar hukum sehingga sah-sah saja untuk ditonton oleh semua orang yang menyebabkan suatu unggahan seakan-akan berdampak negatif adalah berasal dari diri pengguna media sosial itu sendiri yang menjadikan unggahan seputar kecantikan sebagai perbandingan antara dirinya dan orang yang populer atau selebritas media sosial yang memiliki banyak penggemar.

Pada akhirnya membuat orang-orang yang mengalami body dysmorphic disorder akan terobsesi dengan keindahan, kemolekan, bahkan sampai pada titik perfek jelas hal tersebut akan merusak kepribadian karena penderita body dysmorphic disorder akan selalu merasa bahwa dirinya selalu kurang ini menjadi berpengaruh kepada tindakannya saat bertemu orang lain atau berinteraksi dengan orang lain. Penderita gangguan ini terus merasa gelisah dan memikirkan bagaimana pandangan orang lain terhadap fisiknya sekalipun belum tentu orang lain akan memperhatikan kekurangannya.

Ada kondisi yang cukup mengkhawatirkan, yaitu ketika orang yang menderita gangguan ini akan terus memperbaiki diri secara berlebihan dan tanpa sadar mengutak-atik penampilannya meskipun dalam situasi yang melibatkan banyak orang, tindakan itu dapat terlihat seperti membenarkan rambut setiap saat, membenarkan pakaian, sering berkaca, dan perilaku yang tampak menunjukkan bahwa adanya kecemasan berlebih terhadap penampilannya, bahkan penderita gangguan body dysmorphic disorder bisa sampai pada tahap menarik diri dari dunia sosial.

Berkecimpung dalam dunia digital memang bukanlah sesuatu yang mudah, khususnya bagi generasi digital yang hampir seluruh kehidupannya terpaut pada teknologi digital. Menjaga kesehatan mental di era digital merupakan sebuah pilihan karena apa yang menjadi konsumsi sehari-hari pengguna media sosial mempengaruhi kesehatan mentalnya. Bagi pengguna media sosial yang sudah mengalami body dysmorphic disorder sangat penting untuk mengubah mindset dalam menggunakan media sosial.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk memperbaiki cara berpikir yang sudah tertanam dalam benak penderita body dysmorphic disorder, beberapa di antaranya adalah seperti dengan menonton platform media sosial yang memberi motivasi tentang mencintai diri sendiri, melakukan aktivitas yang meningkatkan kepercayaan diri, dan belajar untuk berpikir bahwa semua orang juga memiliki kekurangannya masing-masing. Bagi semua pengguna media sosial yang tidak mengalami hal ini tetap harus waspada dalam menjaga pola pikir saat melihat tayangan di media sosial, karena dengan itu pengguna sosial akan bijak menanggapi setiap tontonan yang dilihat.

Akan sangat membantu jika para pengguna media sosial tetap melakukan aktivitas positif tanpa media sosial untuk menghindari ketergantungan pada media sosial serta meminimalisir terjadinya gangguan mental pada diri sendiri. Segala sesuatu yang dianggap rusak masih bisa diperbaiki jika tau cara memperbaiki nya, tentunya harus disertai tekad yang besar ,begitu pula dengan penderita body dysmorphic disorder, mari sadari bahwa perubahan yang baik sangat diperlukan bagi diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun