Mohon tunggu...
Fardan Mubtasir
Fardan Mubtasir Mohon Tunggu... Guru - Human, Culture, and Society

Seseorang yang sedang belajar menjadi manusia dan belajar berbagi coretan-coretan sederhana yang bisa berdampak positif terhadap sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Buket Bunga

8 September 2024   19:10 Diperbarui: 8 September 2024   19:21 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buket bunga. Sumber: Pixabay.com

Biru dan Kila, mereka adalah pasangan yang memiliki usaha bersama, yaitu berjualan buket bunga buatan sendiri melalui toko online. Biru merupakan anak dari keluarga yang cukup bahagia dan merupakan sosok laki-laki yang cukup tegas dalam menanggapi sesuatu, serta mudah menyampaikan apa yang dirasakannya, sebaliknya dengan Kila, dia adalah seorang wanita yang lahir di lingkungan keluarga yang cukup berantakan, Kila jarang untuk bisa mengambil keputusan dengan cukup baik dan lebih memilih memendam semua masalah ataupun apa yang dirasakannya.

Mereka berdua telah menjalani hubungan bersama selama 4 tahun dan memutuskan untuk membangun bisnis bersama untuk tabungan mereka di masa depan. Hari-hari berlalu mereka menjalani bisnisnya dengan baik di rumah susun milik Biru, setiap hari seperti biasa Kila selalu menyusun kertas wrap khusus buket bunga serta berbagai tangkai bunga dan Biru lah yang melakukan tahap akhir pada buket bunga tersebut, contohnya seperti menghias ataupun menyatukan ornamen-ornamen yang ada.

Akan tetapi yang harus digaris bawahi disini walaupun Biru mendapat bagian tahap akhir, ada satu kendala yang selalu menghambat pekerjaannya, yaitu mengikat Pita. 

Biru tidak bisa mengikat pita dengan baik karena itulah dia selalu membutuhkan Kila untuk membantunya, tetapi sayangnya Biru jarang mengucap kata "tolong" kepada Kila untuk pekerjaan ekstra tersebut, walaupun pekerjaan Kila jadi sering bertambah itu tidak menjadi hambatan untuk Kila, karena dia selalu mengerti bahwa Biru mengandalkannya dan akhirnya semua itu menjadi suatu kebiasaan diantara mereka berdua. 

Suatu ketika saat Biru sedang melakukan pekerjaannya seperti biasa, dia menyerahkan buket yang telah diselesaikan kepada Kila untuk dipakaikan pita olehnya, tetapi pada saat itu Biru bingung dengan respon Kila yang tidak seperti biasanya.

"Biru.... Aku rasa kamu harus mulai belajar mengikat pita sendiri, aku tidak bisa terus-terusan kembali ke buket sebelumnya ketika aku sudah mulai membuat buket yang baru, ini menghambat pekerjaan kita, aku pun yakin kamu akan merasakan hal yang sama ketika kamu menjadi aku." Jawab Kila dengan nada kesal.

Biru tidak menanggapi kata-kata Kila dengan serius, ia merasa mungkin Kila hanya lelah karena harus bekerja dua kali lebih banyak darinya. Tetapi walau begitu Biru tetap mendengarkan kata-kata Kila, dia mulai belajar mengikat pita pada buket bunga agar mengurangi pekerjaan Kila, Biru tidak bisa berbohong, ikatan pita yang dibuatnya sangat berantakan dan tidak enak dilihat, tetapi ketika Biru melihat Kila ia selalu merasa bersemangat untuk memperbaiki kemampuannya agar tidak terus-terusan membebani Kila.

Hari demi hari Biru semakin percaya diri dengan ikatan pitanya walaupun masih belum bisa sesempurna ikatan yang dibuat oleh Kila. Akan tetapi tidak dengan Kila, hari demi hari dia semakin terlihat lelah dan seperti tidak bersemangat, jauh di lubuk hatinya Biru sangat ingin bertanya kepada Kila tentang apa yang terjadi kepadanya tetapi Biru menghargai pribadi Kila yang memang cenderung sulit untuk menyampaikan apa yang dialaminya ataupun yang dirasakannya, Biru hanya bisa berdoa agar Kila selalu baik baik saja.

Hari pun berlalu, Biru semakin menyadari bahwa Kila sudah tidak sama lagi seperti Kila yang dulu bersamanya, hidupnya terlihat hanya mengalir padahal Biru begitu tahu bahwa Kila adalah sosok yang begitu bersemangat dalam segala hal walau dia sulit menyampaikan apa yang ia rasa, bahkan Kila lah yang memiliki ide untuk mereka membangun bisnis ini bersama, Kila yang dikenal sering membawa kebahagiaan ke dalam kehidupan Biru kini terlihat seperti mayat hidup yang menjalani aktivitas karena keharusan dan bukan karena kemauan ataupun optimisme dalam dirinya sendiri seperti saat dahulu. Walau Biru serba tahu berbagai kepribadian Kila yang sebenarnya, dia tak mengenal Kila yang saat ini bersamanya.

Puncaknya, Kila mulai tidak datang lagi ke tempatnya Biru. Saat dua hari pertama Biru menganggap bahwa Kila hanya kelelahan dan mungkin itulah alasan dia tidak datang, Biru sempat menanyakan kabar Kila melalui whatsapp-nya. Tetapi Biru belum sempat mengeceknya lagi karena jujur pada saat itu pesanan buket bunga sedang melonjak naik karena waktu mulai mendekati hari kasih sayang. Biru sesekali mengeluh kelelahan karena ia cukup kewalahan menangani semua pesanan sendiri tanpa kehadiran Kila. Namun percaya tidak percaya Biru sanggup menjalani semuanya sendirian. Tetapi ternyata tidak hadirnya Kila terus berlangsung hingga beberapa minggu, Biru belum berani mendatangi Kila karena dia masih berpikir bahwa Kila baik-baik saja tetapi mungkin ia membutuhkan waktu sendiri, terlihat dari pesan yang ia kirim di whatsapp dari beberapa minggu lalu yang terus menunjukkan centang 2 atau yang berarti terkirim. Biru masih berharap bahwa Kila baik-baik saja dan dia pasti membaca pesan darinya, Biru tetap mengabari Kila tentang segala yang ia lalui dan ia rasakan begitupun perkembangannya dalam bisnis mereka.

"Kila, mengapa mengikat pita susah sekali?"

"Kila, pitanya robek."

"Kila, orderan sangat membludak."

"Kila, penjual bunga menanyakan mengapa aku tidak berbelanja bersamamu lagi."

"Kila, apa kamu baik-baik saja?"

"Kila, semua terasa melelahkan saat tidak ada Kamu."

"Kila, tolong ikatkan pitanya."

"Kila, tolong Kembali."

"Kila... aku sudah bisa mengikat pita sendiri."

Biru mengucapkan kata "tolong" disaat Kila telah tiada. Kila meninggalkan segalanya beserta meninggalkan Biru sendirian, Kila lebih memilih menyerah dengan kondisinya dibandingkan memberi tahu Xabiru. Pesan terakhir yang dikirim oleh Biru, dia telah mengerti jawaban yang diberikan oleh Kila beberapa waktu lalu saat ia memberikan buket terakhir yang akan dipakaikan pita oleh Kila, dia mengerti bahwa sesulit apapun hidupnya sekarang tanpa Kila, dia harus terus menjalani hidupnya karena tidak bisa terus-terusan melihat ke masa lalu. Jika tidak, itu hanya akan menghambat jalan hidupnya saja, setelah berdamai dengan semuanya disitulah Benjamin Xabiru menyadari bahwa ia telah benar-benar kehilangan Shakila Nirmala, cintanya.

Cr: Visca Monica

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun