Mohon tunggu...
Fardan Mubtasir
Fardan Mubtasir Mohon Tunggu... Guru - Human, Culture, and Society

Seseorang yang sedang belajar menjadi manusia dan belajar berbagi coretan-coretan sederhana yang bisa berdampak positif terhadap sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Menggerakkan Generasi Z dalam Membangun Kesadaran dan Rasa Peduli terhadap Pemilu

23 Agustus 2024   22:40 Diperbarui: 27 Agustus 2024   11:45 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: KOMPAS/SUPRIYANTO

Pemilihan umum menjadi momen penting bagi negara Indonesia yang merupakan negara demokrasi, semua warga negara indonesia memiliki kesempatan untuk memilih presiden dan wakil presiden yang akan memimpin sebuah negara, lalu suara dari rakyat yang nantinya akan mempengaruhi nasib Indonesia dalam 5 tahun ke depan.

Generasi Z yang merupakan sebuah generasi dari tahun pertengahan 1990 sampai dengan awal tahun 2010 mendominasi sebagai pemilih. Maka dari itu, sangat penting bagi Generasi Z untuk lebih membangun kesadaran dalam memilih pada Pemilu.

Generasi Z yang mendominasi pada pemilihan umum kali ini diharuskan melek informasi agar tidak salah dalam memilih pemimpin dan wakil rakyat.

Penting bagi Gen-Z untuk memahami seberapa pentingnya hak suara mereka. Dalam memilih, Gen-Z diharapkan membangun kesadaran dengan bijak sehingga tidak salah langkah dalam memilih. Gen-Z tak pernah lepas dari teknologi, gawai, dan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Mencari informasi mengenai pemilihan umum bukanlah hal yang sulit dilakukan, namun sayangnya tidak semua Gen-Z peduli terhadap pemilihan umum yang akan diselenggarakan.

Selain itu, informasi yang didapatkan tidak selalu sesuai fakta dan akhirnya tak sedikit yang tergelincir dalam menangkap sebuah informasi. 

Ilustrasi kotak suara. Sumber: Kumparan.com
Ilustrasi kotak suara. Sumber: Kumparan.com

Pemahaman dan partisipasi politik dari Gen-Z menjadi topik yang menarik untuk dibahas, meskipun dari generasi muda ini memiliki minat yang berbeda, tetapi beberapa diantaranya masih ada yang acuh tak acuh terhadap pemilihan umum saat ini.

Selain karena baru pertama kali merasakan pemilu, perasaan bahwa politik terlalu rumit dapat menjadi salah satu alasan mengapa Gen-Z akhirnya tidak tertarik pada pemilihan umum.

Beberapa individu pada Generasi Z merasa bahwa politik terlalu jauh dan mereka kurang merasakan dampak-dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Pengalaman-pengalaman pribadi juga dapat menjadi penyebab kurangnya ketertarikan Gen-Z terhadap politik, hal ini dapat berupa pengalaman negatif atau ketidakpuasan terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

Akibatnya, mereka cenderung merasa bahwa partisipasi politik tidak relevan atau tidak penting bagi hidup mereka. Mengajak Gen-Z untuk peduli terhadap pemilu dapat membantu meningkatkan partisipasi dan kesadaran politik di kalangan generasi muda. 

Memberikan informasi yang jelas sekaligus menjelaskan konsep-konsep politik dengan cara yang sederhana, menghindari penggunaan istilah politik yang sulit, serta memberikan contoh nyata mengenai kebijakan pemerintah dapat membantu Gen-Z dengan mudah memahami politik.

Ilustrasi generasi Z. Sumber: Kumparan.com
Ilustrasi generasi Z. Sumber: Kumparan.com

Menghubungkan informasi yang mudah dipahami melalui media sosial juga merupakan hal yang dapat menghasilkan rasa ketertarikan dalam diri setiap individu di Generasi Z mengingat mereka adalah generasi yang tak dapat lepas dari teknologi. 

Melihat video singkat atau infografis yang menyajikan informasi penting tentang pemilu dapat menjadi salah satu contoh yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan politik dengan cara yang menarik.

Selain itu, lebih baik mengarahkan Gen-Z untuk memperhatikan sumber informasi yang terpercaya, membantu Gen-Z untuk melakukan riset, serta memeriksa kebenaran informasi sebelum mempercayainya.

Menginspirasi mereka melalui kampanye yang informatif dan menggerakkan hati dengan isu-isu seperti kesetaraan gender, keadilan sosial, dan hak asasi manusia dapat dijadikan rancangan agar hal tersebut menarik dan mudah dipahami oleh Gen-Z. 

Kampanye dapat mengadakan lokakarya, seminar, atau diskusi panel yang membahas isu-isu politik yang relevan.

Dalam acara ini, kampanye dapat melibatkan influencer yang bertujuan untuk membantu memberikan dorongan serta motivasi kepada Gen-Z agar menggunakan hak suara mereka, sekaligus memberikan kisah inspiratif sesuai pengalaman agar Gen-Z merasakan bahwa politik memang memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari.

Generasi Z memiliki peran penting dan potensi yang besar untuk berperan aktif dalam membangun kesadaran dan kepedulian terhadap pemilu di masyarakat.

Mereka merupakan kelompok yang paling terhubung dengan teknologi sehingga Generasi Z dapat memilih calon berdasarkan visi misi yang sesuai dengan kriteria setiap individu. 

Meningkatkan kesadaran dan kepedulian Generasi Z dengan memberikan informasi yang mudah di akses, dipahami, dapat memastikan bahwa mereka benar-benar memahami isu-isu tersebut sehingga menghasilkan tindakan yang positif diikuti dengan saling menghargai pendapat satu sama lain dalam memilih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun