Mohon tunggu...
Farda Farih Salsabila Wibowo
Farda Farih Salsabila Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas uin walisongo

mahasiswa uin

Selanjutnya

Tutup

Nature

Strategi Penanaman Bawang Merah dengan Hasil yang Melimpah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah

4 Desember 2021   09:29 Diperbarui: 4 Desember 2021   09:35 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

STRATEGI PENANAMAN BAWANG MERAH DENGAN HASIL YANG MELIMPAH DI KABUPATEN DEMAK,JAWA TENGAH

Bab 1
Pendahuluan :
Sentral produksi bawang merah di Indonesia adalah Pulau Jawa dengan total produksi sebesar 956.652 ton atau sekitar 77,53% dari total produksi bawang merah nasional. Provinsi Jawa Tengah merupakan penghasil bawang merah terbesar, dengan produksi
sebesar 519.356 ton atau sebesar 42,09% dari total produksi bawang merah nasional, diikuti Jawa Timur dan Jawa Barat. Kabupaten Demak merupakan salah satu penghasil bawang merah terbesar kedua se-jawa tengah. Salah satu daerah potensial penghasil bawang merah di jawa tengah adalah Kabupaten Demak yang ditetapkan pemerintah sebagai kawasan pengembangan bawang merah.

Sebagai salah satu sentral produksi bawang merah nasional, pengembangan bawang merah di Kabupaten Demak sangat penting dilakukan, guna memenuhi kebutuhan bawang merah yang terus meningkat secara nasional. Untuk itu diperlukan strategi dalam pengembangannya atau budi daya nya. Bawang merah merupakan salah satu komoditi sayuran unggulan yang sejak lama telah dibudidayakan oleh petani Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah terus meningkat karena produk ini sering digunakan di hampir semua masakan.

Bawang merah dikenal sebagai bahan bumbu masakan dan bahan obat untuk penyakit tertentu sehingga melekat identitasnya sebagai tanaman rempah dan obat. Bawang merah (Allium ascalonicum L) adalah salah satu umbi lapis yang banyak tumbuh hampir di semua dataran rendah, bernilai ekonomi tinggi, umumnya diusahakan oleh petani secara komersial yang sebagian besar atau seluruh hasil produksinya ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat menjadikan komoditas bawang merah ini menguntungkan jika diusahakan. Pengelolaan pada sektor pertanian dengan penanaman bibit bawang merah di Kabupaten Demak merupakan salah satu strategi untuk pengembangan dan peningkatan kesejahteraan petani.

Di beberapa waktu tertentu ketersediaan bawang merah yang kurang dengan permintaan yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan melambungnya harga. Potensi inilah yang menjadikan nilai tambah dan kesempatan terbuka bagi petani sayuran sebagai produsen untuk meraup keuntungan. Kabupaten Demak merupakan salah satu penghasil bawang merah yang konsisten dengan produksinya dan menyuplai ke beberapa daerah. Bawang merah merupakan tanaman yang memiliki prospek untuk di kembangkan jika petani memiliki kemauan dan kemampuan dalam pengusahaannya.

Berdasarkan uraian tersebut maka strategi yang harus dilakukan untuk pengembangan usaha tani bawang merah Kabupaten Demak yaitu dengan menggunakan analisis SWOT (metode analisis perencanaan strategis yang digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi lingkungan perusahaan baik lingkungan eksternal dan internal untuk suatu tujuan bisnis tertentu)

Bab 2
Hasil dan Pembahasan

Bawang merah (Allium cepa var oggregatum Sin Allium ascalonicum). Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan (taksonomi), kedudukan tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Asparagales
Famili: Amaryllidaceae
Genus: Allium
Spesies: A.cepa
Varietas: A.cepa var. aggregatum
Nama binomial :Allium cepa var. aggregatum L.

Saat ini cara menanam bawang merah sudah banyak mengalami inovasi dan kemajuan. Banyak petani yang memanfaatkan berbagai teknologi terbaru untuk budidaya bawang merah,sehingga hasil yang di dapat juga melimpah. Bawang merah merupakan jenis tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Pada saat musim panen yang dilakukan secara bersamaan terkadang membuat harga bawang merah anjlok. Oleh karena itu perlu menanam bawang merah di luar masa tanam pada umumnya.

Budidaya bawang merah diluar masa tanam perlu dilakukan agar tidak terjadi penumpukan bawang merah di pasaran. Apalagi daya tahan komoditas ini relatif singkat sehingga bila terjadi penumpukan akan terjadi pembusukan. Hal tersebut tentu akan merugikan petani yang membudidayakan tanaman bawang merah ini. Budidaya bawang merah cocok dilakukan ketika musim panas tiba,karena tanaman memerlukan penyinaran matahari lebih dari 12 jam setiap harinya. Untuk budi daya bawang merah sebaiknya memilih lingkungan yang berada di ketinggian 0 sampai 900 dibawah permukaan laut. Sedangkan suhu daerah yang mendukung pertumbuhan bawang merah sekitar 25-35 derajat celcius.

Ada banyak sekali varietas benih bawang merah yang dapat di budidayakan. Diantaranya benih lokal sampai benih impor. Bentuk benih berupa biji,ada juga benih yang berupa umbi. Benih bawang merah yang baik adalah benih yang berasal dari umbi yang dipanen tua atau sekitar usia 80-100 hari tergantung pada lokasi tanam.

Jumlah benih yang di butuhkan dalam budidaya bawang merah juga bergantung pada varietas apa yang akan di tanam. Untuk jarak tanam 20 x 20 dengan bobot benih 5 gram dibutuhkan sekitar 1,4 ton benih untuk setiap hektarnya. Untuk bobot benih umbi yang sama dan menggunakan jarak tanam 15 x 15 dibutuhkan sekitar 2,4 ton benih per hektar. Bila ukuran dan berat benih lebih kecil tentu kebutuhan bibit perhektar lebih sedikit lagi.

* Mengolah tanah dan menanam bibit
Sebelum menanam bawang merah terlebih dahulu perlu dipersiapkan lahan tanam. Lalu pemberian pupuk dasar,gunakan pupuk kandang atau pupuk kompos. Tebarkan pupuk tersebut keatas lahan tanam kemudian aduk dengan tanah hingga merata. Bisa juga menambahkan pupuk kimia seperti ZA,SP,KCL dan lain-lain. Campurkan semua pupuk buatan tersebut kemudian diamkan selama satu minggu sebelum lahan di tanami bibit bawang merah.

Siapkan umbi atau bibit bawang merah yang sudah siap ditanam. Apabila bibit yang digunakan berusia kurang dari 2 bulan sebaiknya dilakukan penggoresan pada bagian ujung umbi,sekitar 0,5 cm. Hal itu bertujuan untuk memecah masa dorman sehingga mempercepat tumbuhnya tunas tanaman. Cara menanam bawang merah pada musim kemarau adalah memberikan jarak tanam dipadatkan menjadi 15 x 15 cm. Sedangkan penanaman pada musim penghujan buatlah jarak tanam minimal 20 x 20 cm. Cara menanam benih bawang merah yakni dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi ke dalam tanah.

* Perawatan budidaya bawang merah
Untuk perawatan budidaya bawang merah hal yang perlu di perhatikan adalah penyiraman tanaman. Aktivitas ini sebaiknya dilakukan dua kali sehari yakni pada waktu pagi dan sore hari. Hal ini dilakukan dari awal penanaman sampai tanaman berusia 10 hari,setelah itu frekuensinya dikurangi menjadi satu kali sehari.

Perawatan selanjutnya adalah pemberian pupuk tambahan yang dilakukan ketika tanaman berumur 2 minggu dari awal tanam. Jenis pupuk yang digunakan merupakan campuran dari KCL,ZA,dan urea. Komposisi masing-masing pupuk adalah 112 Kg,200Kg,dan 93 Kg. Pemupukan selanjutnya dilakukan ketika tanaman memasuki usia 5 minggu dengan komposisi pupuk urea 47 Kg,ZA 100 Kg,dan KCL 56 Kg per hektar. Pemupukan dilakukan dengan cara membuat guritan di sekitar tanaman.

Cara menanam tanaman bawang merah selanjutnya adalah membersihkan tanaman gulma yang tumbuh di sekitar bawang merah. Penyiangan gulma ini biasanya di lakukan 2 kali persatu musim tanam. Untuk menghemat biaya perawatan,penyiangan gulma bisa dilakukan dengan bersamaan pemberian pupuk susulan. Tetapi bila tanaman gula yang tumbuh terlalu banyak harus segera dilakukan penyiangan.

* Pengendalian hama tanaman bawang
Tanaman bawang merah mempunyai beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang. Tapi ada beberapa jenis penyakit yang sering menyerang budidaya bawang merah yakni hama ulat dan penyakit layu. Hama ulat sering menyerang daun bawang,gejala yang di timbulkan terlihat bercak putih pada daun.

Untuk mengatasi hama ini bisa dilakukan dengan cara manual yakni dengan mengambil ulat dan telur secara langsung,kemudian dimusnahkan. Bila budidaya bawang dilakukan dalam skala besar,penanggulangan hama ini bisa dilakukan dengan menggunakan perangkap. Bila serangan menghebat dan mengakibatkan kerusakan pada tanaman bisa dilakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif klorfirifos.

Jenis penyakit layu juga sering menyerang bawang merah. Gejala yang di timbulkan seperti daun menguning seperti terpilin. Bagian pangkal bawang merah mulai membusuk. Bila hal ini terjadi segera cabut tanaman yang terindikasi terkena penyakit ini,kemudian bakar tanaman tersebut. Langkah selanjutnya adalah dengan menyemprotkan fungisida.

Langkah awal adalah analisis faktor-faktor internal dan eksternal strategi pengembangan usahatani bawang merah. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor peluang dan ancaman dari strategi pengembangan agribisnis bawang merah. Faktor-faktor internal terdiri dari faktor kekuatan dan kelemahan dari strategi pengembangan agribisnis bawang merah.
1. Faktor-faktor Internal
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh faktor-faktor internal yang mempengaruhi
pengembangan usahatani bawang merah di Kabupaten Demak adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Fisik dan Mutu Bawang Merah.
Pertumbuhan bawang merah akan lebih maksimal pada musim kemarau karena bawang merah membutuhkan sinar matahari yang cukup.
b. Produksi Bawang Merah. Salah satu faktor yang berperan penting dalam pengembangan
agribisnis bawang merah adalah produksi bawang merah. Daun umbi bawang merah mulai
tumbuh pada umur 2 minggu dan dapat dipanen pada umur 2-2,5 bulan. Frekuensi tanam yang dimiliki oleh petani bawang merah adalah sama yaitu melakukan dua kali penanaman dalam setahun.
c.Penguasaan petani terhadap teknik budidaya bawang merah
d. Luas Lahan. Ada kelemahan terjadinya penurunan luas lahan bawang merah dari tahun ke tahun dikarenakan cuaca dan iklim tidak menentu serta adanya hama pada tanaman bawang merah.
e. Benih yang digunakan dan ketersediaan benih unggul.

2. Faktor Eksternal
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
pengembangan usahatani bawang merah di Kabupaten Demak adalah sebagai berikut :
a. Harga jual bawang merah di tingkat petani. Perbandingkan harga jual di tingkat petani tidak
terlalu jauh dengan harga beli bawang merah di tingkat konsumen.
b. Permintaan Bawang Merah. Permintaan di tingkat Kecamatan Pacet terpenuhi sesuai dengan produksi dalam kecamatan bahkan produksi bawang merah tersebut hingga menyebar keluar kecamatan, terutama kecamatan yang ada di Kabupaten Demak.
c. Dukungan pemerintah. Peran pemerintah khususnya dalam permodalan petani sangatlah
penting, dimana pemerintah memberikan berbagai bantuan seperti subsidi pupuk dan bantuan bibit unggul.

Strategi
Strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dari suatu komunitas untuk mencapai sasaran atau tujuan bersama yang efektif dan efisien. Suatu komunitas sosial harus dapat menghadapi setiap masalahmasalah atau hambatan yang datang dari dalam maupun dari luar lingkungan. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam pengembangannya konsep mengenai strategi harus terus memiliki perkembangan dan setiap orang mempunyai pendapat atau definisi yang berbeda mengenai strategi. Menurut David (2011) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan sumber daya dalam jumlah besar. Rangkuti (2013) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana pihak tertentu akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Stoner et al. (2005), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu : (1) dari perspektif apa suatu organisasi ingin dilakukan (intens to do) dan (2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does). Jadi strategi adalah sebuah tindakan aksi atau kegiatan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen strategis menurut Pearce dan Robinson (2008) adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari formula dan implementasi dari rencana yang telah didesain untuk mencapai tujuan bersama. Hasil penelitian ini merupakan bahan atau informasi dari pengambilan keputusan strategik yang mungkin bermanfaat bagi penetapan kebijakan bagi masyarakat Kabupaten Demak. Salah satu strategi adalah dengan penerapan pola tanam yang baik, yaitu mengatur
pertanaman bawang merah yang tidak serempak sehingga dapat menjaga kesinambungan pasokan dan kontinuitas penawaran bawang merah di pasaran (Mayrowani & Darwis, 2007). Faktor yang mendukung untuk dilakukan pengaturan pola tanam adalah kekuatan yang dimiliki oleh kabupaten Demak yaitu dapat menanam sepanjang tahun karena iklim yang sesuai untuk pengembangan bawang merah,mempunyai dua varietas lokal yaitu yang dapat ditanam pada musim hujan dan yang ditanam pada musim kemarau dan pengalaman bertani bawang merah.
Tahap selanjutnya adalah menentukan alternatif strategi pengembangan usahatani bawang merah. Matriks SWOT disusun berdasarkan faktor-faktor internal kekuatan (strength), kelemahan (weakness) dan faktorfaktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Berdasarkan matriks SWOT maka dapat diperoleh empat strategi utama yaitu strategi strength-opportunities (SO), strategi weakness-opportunities (WO), strategi strength-threat (ST) dan strategi weakness-threat (WT).

Panen budidaya bawang
Salah satu ciri tanaman bawang merah yang sudah siap untuk dipanen apabila 60-70% daun bawang sudah mulai rebah atau bisa dilakukan pemeriksaan umbi secara acak. Khusus bila menggunakan bibit dari umbi,tingkat daun yang rebah harus mencapai 90%.
Cara menanam bawang merah selanjutnya adalah memeperhatikan tanaman yang sudah mulai bisa di panen. Biasanya bawang merah sudah bisa mulai di panen dalam rentang waktu 55-70 hari sejak tanam. Produktivitas bawang merah juga bervariasi,tergantung dengan iklim,cuaca dan jenis bawang yang di tanam.
Umbi bawang yang sudah di panen akan melalui proses pengeringan terlebih dahulu. Untuk mengeringkan bawang merah bisa dilakukan dengan proses penjemuran selama 7-14 hari. Bila kadar air pada bawang telah turun menjadi 85% berarti bawang sudah kering dan siap untuk di pasarkan.

Ancaman
* Harga jual produksi berfluktuasi Petani tidak memiliki kemampuan untuk menentukan harga produk. Penentuan harga yang tidak menguntungkan menjadi ancaman bagi peningkatan keuntungan dan pendapatan petani. Fluktuasi harga bawang merah tidak semata-mata disebabkan oleh kendala dalam berusaha tani tetapi lebih didominasi oleh keadaan/moment tertentu,misal mendekati perayaan hari besar agama. Jika harga terlalu rendah biasanya petani menahan dulu hasil produksinya dengan cara menjemur dan disimpan, dan akan dijual kembali saat harga kembali normal atau penjualan menguntungkan
* Adanya serangan hama dan penyakit
Hama dan penyakit merupakan faktor alam yang muncul secara alami

Kesimpulan :
Dari hasil penelitian yang di peroleh,dapat di simpulkan bahwa strategi yang harus digunakan untuk memperoleh hasil tani bawang merah yang melimpah adalah dengan mengolah tanah dengan pemberian pupuk serta menggunakan bibit unggul,perawatan budidaya bawang merah,pengendalian hama tanaman,serta memperhatikan kualitas bawang merah pasca panen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan usahatani bawang merah diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi Kondisi fisik dan mutu bawang merah,produksi bawang merah,Penguasaan petani terhadap teknik budidaya bawang merah,luas lahan,Benih yang digunakan dan ketersediaan benih unggul. Dan faktor eksternal meliputi harga jual bawang merah di tingkat petani,permintaan bawang merah,dan dukungan pemerintah. Karena di Kabupaten Demak terdapat ancaman yaitu Harga jual produksi berfluktuasi (tidak memiliki kemampuan untuk menentukan harga produk) dan adanya hama yang menyerang maka Strategi alternatif yang digunakan adalah strategi  WT (weakness-threat)
yaitu dengan meningkatkan informasi pasar dan kemudahan memperoleh modal untuk  mengimbangi harga jual yang berfluktuasi dan Pengoptimalan inovasi baru sehingga tersedia bibit unggul yang tahan
terhadap hama dan penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun