Mohon tunggu...
Farchan Noor Rachman
Farchan Noor Rachman Mohon Tunggu... pegawai negeri -

PNS, Backpacker, Punker, Penikmat Musik, Pembaca Buku, Pemain Futsal, Penulis, Pemain Game, Penggila Film dan Pendukung Manchester United.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menelusuri Jejak Pati Unus di Malaka

25 Agustus 2014   15:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:37 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon penyerbuan Pati Unus terhadap Portugis di Malaka adalah perang terbesar di Asia Tenggara pada masanya. Pati Unus dengan ribuan pasukan yang merupakan gabungan dari prajurit-prajurit terpilih dari kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara, seperti Demak, Banten, Cirebon, Riau sampai kesultanan Islam di Semenanjung Malaya yang diperkuat dengan 300 kapal perang buatan Kesultanan Ternate dan Gowa. Yang dilawan adalah serdadu-serdadu Portugis yang berlindung di Malaka, di balik benteng yang sudah dipenuhi moncong meriam.

Lamanya perang simpang siur, beberapa sumber mengatakan bahwa perang ini berlangsung sampai berbulan-bulan. Armada gabungan kesultanan-kesultanan Islam ini pun tak mampu menaklukkan A Famosa di era itu. Justru peluru meriam yang dimuntahkan dari benteng mengenai kapal Pati Unus dan menyebabkan Raja Demak ini gugur di medan laga. Ini yang membuat kemudian pihak Demak menarik mundur pasukan sehingga peperangan berakhir.

Mundurnya armada Demak ini tak lain karena gugurnya Pati Unus juga karena tikaman dari dalam mengingat ada teori yang mengatakan bahwa sebagian dari pasukannya berkhianat dan membelot ke pihak Portugis. Maka hasil perang ini bisa ditebak, Portugis tetap menguasai Malaka, namun cerita keberanian Pati Unus ini lantas diceritakan turun – temurun, kelak orang-orang jawa mengenal Pati Unus lantas sebagai Pangerang Sabrang Lor atau Pangeran yang menyeberang ke utara, merujuk pada ekspedisi penyerbuannya ke Malaka.

Reruntuhan A Famosa

Seharusnya benteng ini dulu megah sekali, tapi yang sekarang tiada sisa-sisa kemegahannya. Padahal dulu benteng ini sangat strategis dan bisa mengawasi seluruh Melaka. Dari benteng inilah lima abad lalu Mayor Kota Malaka menghadang pasukan Pati Unus dan seterusnya menahan gempuran pasukan Aceh, Johor dan Demak. Teknik rancang bangun bangsa Portugis-lah yang lantas menjadi kunci kukuhnya benteng ini.

Berdasarkan peta kuno Malaka, benteng ini berada di tepi muara sungai dan garis pantai Malaka. Walau begitu lokasi benteng ini tidak menjorok, terlindungi garis pantai dan muara. Lokasinya cocok sebagai benteng pengintai karena terletak di ketinggian, selain itu benteng ini didesain agar Portugis mudah mengontrol area kota sekaligus mengawasi daerah lepas pantai dan selat Malaka. Andai tidak terhalang bangunan-bangunan baru yang sekarang makin sibuk mengepung Malaka, mungkin dari reruntuhan A Famosa saya bisa melepaskan pandangan melihat Malaka seperti apa yang dilihat Alfonso d’Alburqueque dulu.

[caption id="" align="aligncenter" width="524" caption="Peta Kuno Malaka"]

Peta Kuno Malaka
Peta Kuno Malaka
[/caption]

Pada beberapa eskavasi lanjutan ditemukanlah parit pelindung benteng, serta beberapa pondasi dari bastion – bastion besar yang dulunya menjadi bagian dari benteng ini. Persis dengan konstruksi benteng-benteng di Eropa jama pertengahan yang besar, kukuh dan rumit. Konon benteng ini dibangun dengan cepat karena Alfonso d’Alburqueque ingin segera menyelesaikan benteng ini sebelum adanya penyerbuan dari kesultanan lain ke Malaka.

Konon menurut cerita, Alfonso d’Alburqueque kemudian memerintahkan ribuan budak menyelesaikan A Famosa. Sesuai strukturnya ada menara-menara, rumah sakit, gudang amunisi dan gereja. Terbayang betapa besarnya A Famosa di masa lalu. Hanya Benteng A Famosa sekarang hanyalah menyisakan reruntuhan kecil dan menjadi area sekitarnya menjadi ruang terbuka untuk publik, ramai sekali yang datang. Benteng ini memang hanya tinggal puing dan itulah bagian dari benteng yang selamat dari kehancuran.

Kisah benteng ini memang cukup ironis, sudah melindungi Malaka selama kurang lebih tiga abad sebelum akhirnya Inggris datang dan meratakan benteng ini pada abad ke – 19 melalui Gubernur Jenderal Pahang. Benteng ini tampaknya akan rata dengan tanah sampai akhirnya Sir Thomas Stamford Raffles menyelamatkan benteng ini dari kehancuran dengan memerintahkan penghentian penghancuran A Famosa dan menyisakan reruntuhan bangunan yang masih tersisa sampai sekarang.

Di siang yang gantang saya menatap reruntuhan Benteng A Famosa yang masih tersisa, Porta de Santiago – pintu Santiago. Ini adalah satu dari empat gerbang dari A Famosa yang tersisa. Reruntuhan yang sebenarnya cukup menyedihkan karena dari benteng yang begitu besar dan hampir melindungi seluruh Kota Malaka sekarang hanya tersisa reruntuhan pintu gerbangnya saja. Konon sebelumnya ada empat pintu masuk benteng, dan Porta de Santiago ini salah satunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun