Oleh karena itu, bagi seorang muslim, hidup ini adalah kerja. Dia harus mengisi hidup dengan kerja yang baik "amal shalih". Karena Rasulullah Saw menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan dan ketakwaan. Bekerja adalah manifestasi amal saleh dan merupakan ibadah.
Maka ada dua syarat yang dapat dijadikan ukuran bekerja sebagai ibadah. Pertama, benar dari aspek niatnya. Kedua, benar dalam aspek pelaksanaan yaitu cara melaksakan pekerjaannya.
Sebagaimana Allah Swt berfirman
bahwa Allah tidak akan mengubah nasib manusia sebelum manusia mengubah apa yang ada pada dirinya. Ada dijelaskan juga dalam Dalam Q.S An naba' ayat 11, Allah telah menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk istirahat, serta menjadikan bumi yang luas ini untuk mencari nafkah.
Namun dibalik kerja keras jangan lupakan untuk selaku berdoa pada Allah, meminta pada Allah agar selalu dimudahkan dan diperlancar usaha kita dan meminta semoga kita selalu diberi kesehatan agar bisa berusaha dan bekerja dengan baik, semoga rezeki yang kita dapat selaku halal. Jangan mentang mentang sudah bekerja dengan keras tapi malah lupa sama doanya lupa sama yang memberi rezeki jangan sampai lupa ibadahnya.
"Orang yang hanya berdoa tanpa ada usaha itu kurang ajar kepada Allah,"tegas Buya Yahya. Ia menjelaskan bahwa Allah SWT telah menetapkan sunatullah sebagai aturan atau hukum alam yang harus dipatuhi oleh semua makhluk.
Maka dari itu kita sebagai umat manusia harus bekerja keras dengan baik dan jangan meminta minta karena Allah suka orang yang bekerja keras daripada yang meminta minta, tak lupa juga selalu berdoa pada Allah swt, pasti dibalik usaha akan ada hasilnya yang akan kita dapatkan, Allah pasti memberi yang terbaik setelah kita berusaha, karena itu jadikan lah bekerja dengan keras seakan akan kamu hidup lama didunia ini dan jadikanlah untuk sholat seandainya besok kamu mati, namun jangan menjadikan hadist ini sebagai panduan atau pegangan utama karena hadist ini bukan hadist yang kuat dia masih termasuk hadist dhoif (lemah) jadi janganlah berpacu pada satu hadist saja karena sebagai contoh atau panduan bisa kita liat dari sifat Rasulullah dan para Nabi, boleh saja menjadikan motivasi dan kita ambil hikmahnya saja namun tetap berpegang pada hadist yang shohih atau hadist yang valid.
Selalu berusaha jangan pernah menyerah pasti ada hikmahnya dibalik semua usaha kita, jangan berpegang pada satu hadist saja karena masih banyak motivasi yang kita ambil dari para sahabat Nabi dan dari Rasulullah sendiri, jangan lupakan juga selalu berdoa meminta pada Allah dan rajin berusaha insyaallah Allah memberi yang terbaik.
Sumber : JURNAL ILMIAH AL-MU'ASHIRAH
FAUZIAH NURDIN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H