Telah ditetapkan dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa perlunya pembangunan kesehatan dalam mewujudkan kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dengan kesadaran dan keinginan yang kuat dari setiap individu. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang promotif, prevetif, rehabilitatif, dan kuratif dari tenaga kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang berjasa adalah kesehatan masyarakat.
Awal mula keberadaan ilmu kesehatan masyarakat dipelopori oleh Bapak Kesehatan Masyarakat atau Edwin Chadwich pada abad ke-16. Beliau melakukan penelitian mengenai penyebab kematian yang terjadi kepada Masyarakat Inggris. Selama penelitian, beliau terjun lebih dalam ke lingkup kesehatan masyarakat.
Kesehatan masyarakat di Indonesia berkembang pada abad ke-16, tepatnya pada saat Indonesia masih di bawah pemerintahan Belanda. Merebaknya penyakit kolera dan cacar yang ditakuti oleh masyarakat pada saat itu memunculkan keinginan yang kuat untuk menanggulangi dan menghindari penyebaran penyakit lebih luas. Hal itulah yang menjadi pencetus eksistensi kesehatan masyarakat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai tenaga medis.
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) memiliki peran besar dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan pendekatan preventif dan promotif. Pendekatan secara preventif berarti menguasai keilmuan mengenai cara-cara serta metode pencegahan penyakit, pemberantasan hewan penyebab penyakit, dan teknik-teknik lingkungan. Kemudian, melakukan pencegahan dengan mengadakan aksi kepada masyarakat seperti, pendonoran darah, pengecekan kadar gula dan kolesterol secara rutin, dan masih banyak lagi.
 Pendekatan secara promotif berarti meningkatkan kemandirian dan kesadaran masyarakat terhadap masalah kesehatan dengan melakukan penyuluhan. Penyuluhan yang dilakukan berupa memberikan informasi mengenai isu kesehatan, kebersihan lingkungan, dan yang lainnya. Sasaran utama dari kesehatan masyarakat adalah kelompok atau mayarakat baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Berbeda dengan dokter atau apoteker, pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan masyarakat lebih menekan untuk mencegah dan melindungi masyarakat dari paparan penyakit. Kesehatan masyarakat tidak semata-mata memberikan informasi masalah kesehatan dan melakukan penyuluhan saja. Dalam implementasinya, tenaga kesehatan masyarakat mengabdi kepada masyarakat dengan dasar delapan bidang kompetensi, yaitu epidemiologi, biostatistika, kesehatan lingkungan, gizi, administrasi kebijakan kesehatan, kependudukan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan promosi kesehatan.Â
Pada masa pandemi Covid-19, peran tenaga kesehatan masyarakat sangat besar bagi masyarakat dan negara. Epidemiolog dari kesehatan masyarakat melakukan penelitian dan pencarian mengenai obat dan vaksin untuk menekan angka penyebaran virus. Sekarang kita mengenal vaksin Sinovac, Pfizer, dan jenis vaksin lainnya merupakan hasil dari penilitian yang berhasil dilakukan.
Tenaga kesehatan masyarakat turut merancang program dan kebijakan kesehatan covid-19 dengan cepat dan tanggap. Tenaga kesehatan masyarakat dinilai memiliki kemampuan pemberdayaan kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan upaya komunikasi dan risiko mengenai protokol kesehatan kepada masyarakat.
Masih banyak stigma yang menyepelekan dan meremehkan Sarjana Kesehatan Masyarakat. Beberapa orang beranggapan bahwa lulusan kesehatan masyarakat hanya bekerja di Puskesmas. Padahal, lulusan kesehatan masyarakat memiliki prospek kerja yang luas. Hampir semua pekerjaan bisa dikaitkan dengan bidang kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan masyarakat bisa bekerja di bidang pertambangan, edukasi gizi, epidemiolog, dan masih banyak lagi.
Banyak peran dan kontribusi seorang tenaga kesehatan masyarakat yang sangat berguna untuk membangun kesehatan yang optimal saat ini. Hal tersebut menjadi landasan tenaga kesehatan masyarakat sama dengan tenaga kesehatan yang lainnya. Stigma masyarakat mengenai tenaga kesehatan masyarakat hanya bekerja di Puskesmas perlu dihilangkan. Minimnya wawasan masyarakat mengenai eksistensi Sarjana Kesehatan Masyarakat sehingga perlu diberikan edukasi dan promosi yang lebih gencar lagi.
KATA KUNCI: Eksistensi, Kesehatan, Masyarakat, Tenaga.