Pandemi virus Covid-19 pertama kali muncul pada bulan November tahun 2019. Kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali ditemukan pada bulan Maret 2020. Tentunya virus ini memberikan dampak terhadap semua sektor di Indonesia, Tak terkecuali sektor olahraga yang juga berdampak pada atlet.Â
Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, para atlet harus menjalani latihan intensif yang hanya berpusat di pusat pelatihan nasional (Pelatnas), yaitu atlet nasional bulutangkis hanya melakukan latihan formal di Pelatnas Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang berlokasi di Cipayung, Jakarta Timur.Â
Badminton World Federation (BWF) memiliki pertandingan yang diselenggarakan yang dapat diikuti oleh atlet bulutangkis dari seluruh dunia. Pertandingan ini memiliki beberapa urutan atau "Grade". Tingkat pertama yaitu Grade 1 BWF Major Events, tingkat kedua yaitu Grade 2 HSBC BWF World Tour, tingkat ketiga yaitu Grade 3 Continental Level, tingkat terakhir yaitu BWF Junior Tournaments. Dari setiap pertandingan dalam masing -- masing grade, terdapat macam -- macam turnamen yang dijalankan. All England termasuk ke dalam pertandingan Level 2 HSBC BWF World Tour Super 1000.
Turnamen All England ini diadakan di Birmingham, Inggris pada tanggal 17 sampai 21 Maret 2021. Turnamen All Engand sendiri merupakan turnamen bulutangkis paling pertama sekaligus tertua yang diadakan untuk mengasah kemampuan dan berkompetisi antar atlet bulutangkis dunia. Tidak heran jika kasus dipulangkannya tim nasional bulutangkis Indonesia ini merupakan kejadian yang dibesar -- besarkan dan layak untuk dibahas.
Bermula dari keberangkatan tim nasional bulutangkis Indonesia menuju Birmingham pada tanggal 12 Maret 2021 pukul 21.50 WIB menggunakan maskapai Turkish Airlines dengan nomor penerbangan TK57. Para atlet dan ofisial dari tim nasional Indonesia sudah mengantungi surat yang berisi hasil tes swab PCR yang sudah dilakukan sebelum keberangkatan. Sesampainya di Inggris, seluruh atlet dan ofisial melakukan karantina dan tes ulang swab PCR untuk memastikan kondisi para partisipan. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada satupun atlet maupun ofisial dari Indonesia yang menunjukkan hasil positif Covid-19.Â
Berdasarkan hasil tes ulang swab PCR tersebut, tim Indonesia dapat berkompetisi dalam ajang All England 2021. Hari pertama turnamen tanggal 17 Maret sudah berlalu. Pada tanggal 18 Maret 2021, tim Indonesia dikejutkan oleh keputusan BWF yang menyebutkan bahwa atlet dan ofisial dari Indonesia dikeluarkan dari turnamen All England 2021. Kabar ini sampai ke masyarakat Indonesia melalui unggahan salah satu atlet bulutangkis nasional yang ikut bertanding, Marcus Fernaldi Gideon. Ia mengatakan bahwa pemain dan ofisial dari tim nasional bulutangkis Indonesia dikeluarkan secara sepihak dari Inggris. Hal ini terjadi karena baru diketahui bahwa ada penumpang positif Covid-19 yang menaiki satu pesawat yang sama dengan tim nasional bulutangkis Indonesia saat menuju Inggris. Melalui unggahan Marcus Gideon, saya menilai bahwa terdapat ketidakadilan dari pihak penyelenggara All England 2021. Manajer tim nasional bulutangkis Indonesia di ajang All England 2021, Ricky Soebagdja, mengatakan bahwa keputusan yang sudah ditetapkan oleh BWF tidak bisa diganggu gugat karena ini merupakan perintah lanjutan dari pemerintah Inggris mengenai regulasi bagi orang yang terkena dampak pandemi Covid-19. Peraturan dari pemerintah Inggris adalah seseorang yang memiliki kontak langsung dengan pasien penderita Covid-19 harus menjalani isolasi selama sepuluh hari sejak kedatangannya di Inggris.Â
Berita ini tentunnya sampai ke telinga Ketua Umum PBSI, Agung Firmansah Sampurna. Beliau mengatakan bahwa pengunduran timnas bulutangkis secara sepihak ini merupakan salah satu upaya agar tim Indonesia tidak bertanding dalam turnamen ini dengan cara yang tidak adil. Tim nasional bulutangkis Indonesia tetap dipulangkan dan tidak dapat bertanding dalam turnamen All England 2021.Â
Melihat berita yang sudah tersebar ke seluruh masyarakat Indonesia mengenai kepulangan tim nasional bulutangkis Indonesia, Presiden Badminton World Federation (BWF), Poul-Erik Hoyer, beliau mewakili pihak BWF menyampaikan permintaan maafnya serta rasa kekecewaannya terhadap kasus ini. Presiden BWF mengirim surat kepada Menpora Zainudin Amali pada tanggal 21 Maret 2021. Paul-Erik Hoyer meyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh petinggi di Indonesia termasuk presiden Joko Widodo akibat kekacauan yang sudah menyebabkan kerugian dan kesedihan baik bagi pemain, ofisial, dan pecinta bulutangkis di Indonesia.Â
Buntut dari kasus dipulangkannya tim nasional bulutangkis Indonesia oleh pihak panitia All England 2021 ini pun cukup panjang. Para atlet merespon permintaan maaf dari Presiden BWF. Greysia Polii menyebutkan bahwa komunikasi sangat penting. Pihak BWF harus membenahi cara berkomunikasi mereka jika mengalami kejadian seperti ini. Ia menyampaikan pendapatnya saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta pada tanggal 22 Maret 2021, setibanya tim nasional bulutangkis Indonesia dari Inggris. Ia mengatakan bahwa setidaknya BWF harus mengadakan komunikasi antara pihak tim nasional bulutangkis Indonesia dengan pihak BWF. Dengan mengadakan komunikasi dua arah ini, BWF dapat menjalankan perannya sebagai perantara yang menghubungan para atlet dengan organisasi tuan rumah yang bertugas dalam segala bidang.Â
Berbeda dengan Greysia Polii, Marcus Fernaldi Gideon menilai bahwa kasus ini belum selesai. Meskipun Presiden BWF sudah megirim surat permintaan maaf resmi, tetap harus ada tanggung jawab terhadap kasus ini. Ia menuntut pihak BWF untuk dapat menyelesaikan kasus ini. Karena ia merasa bahwa pertandingan yang akan dihadapi semakin sedikit dan akan fokus ke olimpiade. Marcus menuntut pihak BWF untuk menunjukkan aksinya dalam mempertanggungjawabkan kasus All England 2021 yang menimpa tim nasional bulutangkis Indonesia. "Kami menuntut adanya pertanggungjawaban dari BWF. Kemarin itu benar-benar terlihat banget ketidakadilannya. Harus diperjelas dan tidak segampang itu tinggal bilang 'saya minta maaf salah' dan udah beres." ujar Marcus.Â
Selain para atlet, Menpora Indonesia, Zainudin Amali juga menyampaikan pesan dan harapannya agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Beliau mengharapkan kepada pihak BWF untuk tidak mengulang kejadian yang menimpa tim nasional bulutangkis Indonesia ini baik ke tim nasional bulutangkis Indonesia kembali maupun tim nasional bulutangkis negara lainnya. Beliau menilai bahwa insiden ini sangat merugikan tim nasional bulutangkis Indonesia karena tidak dapat mendapatkan gelar dari turnamen paling bergengsi di bulutangkis ini. Menpora Zainudin Amali menegaskan bahwa bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang terkuat di sektor olahraga Indonesia. Karena bulutangkis sering menyumbangkan dan mengharumkan nama Indonesia di kancah olahraga internasional.