Pada pertunjukan tersebut, kisah yang dibawakan menampilkan bagian klasik dari epiknya kisah Ramayana India: Penyelamatan Sita dengan judul-judul bahasa inggris dan membawakan wayang kulit yang sangat populer di seluruh Jawa dan Bali.
Pertunjukan di UC Berkeley berlangsung sepanjang malam selama kurang lebih dua jam waktu pertunjukan dengan dihadiri oleh para penonton yang di setiap sudutnya mengitari dalang, musisi, dan wayang kulit yang dipentaskan untuk menghibur para publik yang hadir pada malam tersebut.
Pada awal pertunjukan para publik dibuat kagum pada saat munculnya cahaya yang berkelap-kelip dan bayangan yang rumit menari di layar, dalam penyampaian mengenai kisah dan karakter kuno yang dibawakan juga terlihat menjadi seakan-akan nyata di tangan dan suara master bayangan, dalam pertunjukan mempesona yang sekaligus kuno dan modern.
Tidak hanya wayang kulit yang ikut ditampilkan dalam pertunjukan tersebut, namun juga diiringi dengan alat musik pendukung yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat jawa. Alat musik pendukung tersebut yaitu gamelan serta beberapa alat musik lainnya yang sebagian besar berbahan dasar dari perunggu dan sudah memiliki waktu cukup lama yakni sekitar 1.000 tahun yang lalu.
Perpaduan budaya tradisional Indonesia dan improvisasi yang dilakukan cukup mengesankan karena terlihat sangat serius namun tetap dapat menghibur kalangan publik Amerika Serikat yang hadir dan menyaksikan pertunjukan tersebut dengan seksama.
Pertunjukan tersebut menuai banyak perhatian terutama oleh Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi yang pada saat itu memberikan keterangan tertulisnya mengenai pertunjukan wayang kulit Hertz Hall UC Berkeley malam tersebut, bahwa dengan dilangsungkannya pertunjukan wayang kulit di kancah luar negeri maupun dalam negeri maka hal tersebut sudah menjadi bagian dari kesenian khas Indonesia yang menyita perhatian khalayak publik dan akan menjadi pertunjukan yang ditunggu oleh warga asing maupun lokal di San Fransisco Bay Area.
Beliau juga menyampaikan bahwa Seni wayang kulit Indonesia menjadi bagian dari entitas berbagai keberagaman budaya dan kesenian Indonesia yang tidak akan pernah menghilang hanya karena perubahan zaman dan diharapkan pada kemudian hari di masa depan tetap akan dinikmati tidak hanya oleh publik di tanah air Indonesia sahaja, akan tetapi juga hingga mencapai kancah internasional dan dapat dinikmati oleh publik asing khususnya di Amerika Serikat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H