Dalam era digital yang semakin maju, penggunaan bahasa di media sosial dan platform daring lainnya kerap kali mengalami penyimpangan. Salah satu fenomena yang muncul belakangan ini adalah penyalahgunaan kata "Maghrib" untuk tujuan cyberbullying. Kata yang seharusnya memiliki makna religius dan budaya ini kini dipelintir menjadi alat untuk melakukan pelecehan daring. Salah satu fenomena yang memprihatinkan adalah penyalahgunaan kata "Maghrib" khususnya adalah bertujuan untuk menghina warna kulit seseorang. Aksi ini mencerminkan bentuk rasisme yang sangat mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan perhatian khusus bagi bangsa Indonesia.
Pengertian Cyberbullying
Cyberbullying adalah bentuk kekerasan atau intimidasi yang dilakukan menggunakan sarana elektronik, seperti internet, media sosial, atau teknologi lainnya. Kekerasan ini telah menjadi lebih umum, terutama di kalangan remaja dan anak-anak, karena penggunaan teknologi digital yang meningkat. Cyberbullying dapat berupa posting rumor, ancaman, komentar yang tidak sopan, pengunggahan informasi pribadi, atau bahkan penggunaan kata-kata kejam. Dampak negatif cyberbullying dapat berupa penurunan self-esteem, kesepian, kehilangan kepercayaan, dan bahkan perilaku self-harm.
Asal Usul dan Makna Kata "Maghrib"
Maghrib adalah salah satu waktu shalat dalam agama Islam, yang menandai waktu matahari terbenam. Secara budaya, Maghrib juga menandakan waktu berkumpulnya keluarga dan permulaan malam. Namun, di tangan para pelaku cyberbullying, kata ini selalu disalahgunakan untuk menyindir, mengejek, atau bahkan merendahkan seseorang yang memiliki kulit gelap.
Penyalahgunaan di Dunia Maya
Cyberbullying menggunakan kata Maghrib dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti :
1. Komentar negatif di media sosial (tiktok, Instagram, X, dll)
Biasanya pelaku meninggalkan komentar dengan unsur menghina dengan kata Maghrib sebagai metafora yang ditujukan kepada orang yang memiliki jenis kulit yang dianggap sang pelaku 'gelap'. Biasanya ditujukan kepada orang yang memiliki jenis kulit sawo matang dan cokelat kehitaman.
2. Forum daring
Pelaku akan mengirimkan pesan dan berpartisipasi dalam diskusi daring dan menyisipkan komentar rasis.
3. Meme pada gambar atau stiker
Meskipun meme sering dianggap sebagai bentuk hiburan atau ekspresi kreatifitas, perlu diwaspadai bahwa penggunaannya juga dapat berpotensi untuk menyampaikan sindiran, merendahkan, atau bahkan merundung individu tertentu. Ketika meme-meme dengan konten rasis atau menghina kerap kali dipertontonkan dalam lingkungan humor sehari-hari atau bahkan sebagai stiker dalam percakapan dengan teman, normalisasi seperti ini dapat memperburuk prevalensi perundungan di masyarakat Indonesia.
Penyebab Seseorang Melakukan Cyberbullying
Cyberbullying dapat dipicu oleh berbagai faktor rumit yang sering kali berinteraksi satu sama lain. Beberapa penyebab utama yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan cyberbullying antara lain:
Memperoleh Perhatian
Beberapa orang mungkin mencari perhatian atau pengakuan dengan cara yang tidak sehat, termasuk dengan melakukan tindakan cyberbullying. Hal ini dapat terjadi karena tidak mendapatkan cukup perhatian positif atau penguatan dari lingkungan sekitarnya, mereka mungkin mencoba mendapatkan perhatian dengan cara negatif, seperti melalui tindakan cyberbullying. Perilaku ini dapat dianggap sebagai cara yang salah untuk mencari validasi atau respon dari orang lain.
AnonimitasÂ
Di dunia maya, seseorang bisa lebih mudah melakukan tindakan yang tidak mereka lakukan secara langsung di dunia nyata karena merasa aman dari identitas mereka yang dirahasiakan.
Perasaan Kuat pada Topik Tertentu
Seseorang memiliki pendapat yang sangat kuat atau emosi yang intens terhadap topik atau individu tertentu, yang bisa mendorong mereka untuk menyalurkan emosi mereka melalui tindakan cyberbullying.
Masalah Pribadi
Hal ini sering kali menjadi penyebab utama seseorang melakukan cyberbullying. Ketika seseorang sedang mengalami masalah atau menghadapi stres dalam hidup mereka, itu bisa menimbulkan rasa emosi negatif seperti marah, frustrasi, atau kekecewaan yang mendalam. Sayangnya, media sosial seringkali menjadi tempat di mana orang-orang mencari pelampiasan untuk emosi mereka ini.
Pengaruh Lingkungan
Pengaruh lingkungan terhadap perilaku cyberbullying bisa sangat signifikan. Lingkungan yang baik itu dalam konteks fisik maupun virtual, dapat mempengaruhi cara individu berinteraksi dan bereaksi di dunia maya.
Cara Mengatasi Cyberbullying bagi PelakuÂ
1. Penyadaran akan Dampak Negatif
Pelaku perlu dipahami bahwa kata-kata atau tindakan merendahkan berdasarkan warna kulit dapat memiliki dampak psikologis yang serius bagi korban. Edukasi tentang efek jangka panjang dari perilaku seperti ini penting untuk meningkatkan empati dan kesadaran mereka.
2. Promosi Kecantikan dan Penerimaan Diri
Mendidik pelaku untuk menghargai keberagaman dan mempromosikan penerimaan diri karena memang Bangsa Indonesia memiliki salah satu ciri khasnya yaitu berkulit gelap.serta orang lain dalam berbagai bentuk fisik dapat membantu mengubah sikap mereka terhadap kecantikan dan warna kulit.Â
3. Pengembangan Keterampilan Sosial
Melalui bimbingan atau konseling, pelaku dapat belajar mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik untuk mengatasi ketidakamanan diri mereka tanpa merendahkan orang lain.
Cara Mengatasi Cyberbullying pada KorbanÂ
1. Berikan Dukungan Emosional
Korban perlu merasa didukung dan didengar. Berbicara dengan mereka secara pribadi untuk menunjukkan solidaritas dan empati bisa sangat membantu.
2. Jangan Diam
Penting untuk tidak mengabaikan atau membiarkan cyberbullying berlanjut tanpa tindakan. Segera tindak lanjuti jika Anda melihat atau mengetahui tentang kasus-kasus ini.
3. Ajarkan Keterampilan Mengatasi Konflik
Bantu korban untuk mengembangkan keterampilan dalam mengatasi konflik dan merespon secara positif terhadap perundungan. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan keterampilan sosial atau konseling.
4. Laporkan ke Pihak Berwenang
Jika cyberbullying melanggar hukum atau kebijakan platform media sosial, laporkan ke pihak berwenang atau moderator platform untuk tindakan lebih lanjut. Jangan ragu untuk mencari bantuan hukum jika diperlukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H