Berwisata tidak selalu tentang tempat yang ingin di datangi tetapi bagaimana kita dapat melihat dan memaknai sebuah pariwsata dari sudut pandang yang berbeda.  Salah satu negara di semenanjung Indo-Cina yang memiliki pemandangan alam menakjubkan dengan jejak  peperang yang panjang. Vietnam.Â
Tak hanya karena keindahannya, kekayaan alam dan lokasi staregis dengann bentang garis pantai yang melintang di sepanjang negaranya membuat Vietnam menjadi salah satu tempat yang di impikan wisatawan untuk datang di kawasan Asia Tenggara.
Mengunjungi Ho Chi Minh City , Vietnamn sebuah perjalanan yang sudah diagendakan, untuk melengkapi sebuah tugas salah satu mata kuliah. Menikmati sisi lain keindahan Vietnam, selain Hanoi tentunya yang sudah menjadi maskot pariwisata Vietnam. Perjalanan yang cukup singkat untuk mempelajari dan menikmati pariwisata di Vietnam Selatan. Â Â
Ho Chi Minh City adalah kota terbesar dan pusat perdagangan di negara Vietnam. Sebelumnya dikenal dengan nama Saigon. Namun Ho Chi Minh City bukanlah pusat pemerintahan negara Vietnam. Citra perang yang dulu kental di Vietnam kini sudah hilang tergantikan dengan pariwsiata yang terus meningkat.
Ingin tahu bagaimana kisah perjalanan saya di Ho Chi Minh City?
Perjalanan  dari Jakarta menuju Ho Chi Minh City, Vietnam membutuhkan waktu sekitar 3 jam perjalanan udara. Dari Jakarta saya transit selama 1 jam di Changi International Airport Singapore lalu melanjutkan penerbangan ke Vietnam. Tiba di Tan Son Nhat Airport sekitar pukul 6 sore.Â
Proses imigrasi di Ho Chi Minh City tidak sulit dan tidak membutuhkan waktu lama, serta tidak memerlukan visa karena kita masih berada di lingkup negara ASEAN.Â
Saya di jemput dengan sebuah bus dan seorang tour guide perumpuan asli Vietnam namun ia pandai berbahasa Indonesia, yang rupanya ia pernah mengenyam pendidikan selama satu tahun di Yogyakarta dan ia pun memiliki seorang suami yang berkebangsaan Indonesia.
Saya menginap di Universe Hotel, hotel bintang 3 ala Vietnam. Berlokasi di Distrik 1. Pembagian wilayah di Vietnam adalah menggunakan sistem distrik. Karena saat tiba di Ho Chi Minh sudah malam, agenda kegiatan dilaksanakan pagi hari di hari kedua.
Karena kunjungan saya ke Ho Chi Minh bukan semata-mata untuk berlibur layaknya tourist sesungguhnya, akan ada kunjungan kesebuah instansi pendidikan tinggi di Ho Chi Minh.
Kunjungan pertama saya setelah tiba di Ho Chi Minh City yaitu kami menuju Hoa Sen University. Melakukan MoU, Campus Tour, berbagi penampilan tarian khas, lalu mencicipi snack khas Vietnam.Â
Sebagai pengganjal sebelum makan siang. Kami makan siang di sebuah restaurant Vietnam, kecil berada di tengah tengah pertokoan. Set menu, kami akan makan mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama, hingga hidangan penutup. Makan dengan gaya seperti itulah selama berada di Ho Chi Minh.
Thoi Son Island adalah salah satu daratan yang berada di aliran Sungai Mekong. Sungai Mekong sendiri mengaliri beberapa negara dan bermuara di Vietnam. Jika melihat Thoi Son Island sebagai sebuah daratan tidak akan jauh berbeda dengan di Indonesia.Â
Namun, sejak pariwisata mulai berkembang di Vietnam Selatan, pemerintah memanfaatkan salah satu sumber daya alam nya yang mereka buat menjadi sebuah desa wisata. Thoi Son Island dirubah dari semulai daratan biasa yang hanya berisikan pepohonan dijadikan sebuah desa yang dapat menarik wisatawan. Â
Meskipun akulturasi budaya Vietnam banyak di pengaruhi budaya Prancis dan Cina, di Thoi Son Island kita akan merasakan identitas budaya asli masyarakat Vietnam Selatan.Â
Di sana kita dapat melihat peternakan lebah sekaligus menikamti produknya (royal jelly), pabrik tradisonal pembuatan permen kelapa, buah-buahan tropis musiman, musik tradisional Vietnam dan tentunya menyusuri kanal-kanal Sungai Mekong dengan sampan.
Namun sebaiknya mengunjungi tempat ini disarankan tidak tepat pada siang hari saat matahari terik karena tempat ini terbuka jadi akan sangat tersa panas yang menyengat dari matahari.
Dan Ben Thanh Market ini juga pasti akan masuk dalam daftar tempat yang ada di dalam paket tour di Ho Chi Minh. Jam operasinal Ben Thanh market ini mulai dari pukul tujuh pagi hingga pukul tujuh malam.Â
Saya juga mencoba Pho yaitu sejenis ramen jika itu di Jepang, ya Pho ini adalah mie khas dari Vietnam. Rasanya segar dan cenderung asam. Memakannya dengan di campur daun-dauan (sayuran) dan saus khas Vietnam.
Secara umum makanan khas Vietnam bercita rasa segara khas rempah daun-daunan karena mereka memang banyak menggunakan rempah daun-daunan seperti basil, daun ketumbar, daun mint, daun laksa serta beberapa daun khas Vietnam.
Hal ini juga memudahkan dan menguntungkan bagi kita wisatawan asal Indonesia. Karena akan sangat terbantu jika masyarakatnya mengerti dengan apa yang kita ucapkan dan tidak perlu repot-repot mencari money changer apabila kehabisan Vietnamesse Dong, kita tetap dapat menggunakan rupiah.
Selain itu karena pertumbuhan pariwisata yang pesat di Vietnam membuat pemerintah Vietnam juga mengharuskan adanya sertifikasi untuk setiap usaha pariwisata yang dijalankan baik oleh lembaga maupun masyarakat.Â
Selain itu masyarakatpun dilatih untuk dapat mengusasai salah satu bahasa asing, minimal Bahasa Inggris. Namun dengan intensitas  pertemuan antara turis yang datang dengan masyarakat tidak menutup kemungkinan membuat masyarakat Vietnam pandai berbahsa asing karena sering melakukan komunikasi dengan wisatawan.
Dengan pertumbuhan pariwisata baik membuat citra perang dari negara Vietnam ini menghilang, berubah menjadi sebuah kota pariwisata dengan pemandangan alam menakjubkan, warisan budaya dan kuliner dengan cita rasa yang unik.
Kota Ho Chi Minh pun tumbuh menjadi kota metropolitan yang nantinya dapat menjadi pesaing bagi kota-kota besar lainya  di kawasan Asia Tenggara.
Demikian sepenggal perjalanan singkat saya ke Negeri Paman Ho, sebuah tempat menakjubkan yang masih belum mainstream sebagai tempat pariwisata internasional namun memiliki kesan tersendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H