Saya juga mencoba Pho yaitu sejenis ramen jika itu di Jepang, ya Pho ini adalah mie khas dari Vietnam. Rasanya segar dan cenderung asam. Memakannya dengan di campur daun-dauan (sayuran) dan saus khas Vietnam.
Secara umum makanan khas Vietnam bercita rasa segara khas rempah daun-daunan karena mereka memang banyak menggunakan rempah daun-daunan seperti basil, daun ketumbar, daun mint, daun laksa serta beberapa daun khas Vietnam.
Hal ini juga memudahkan dan menguntungkan bagi kita wisatawan asal Indonesia. Karena akan sangat terbantu jika masyarakatnya mengerti dengan apa yang kita ucapkan dan tidak perlu repot-repot mencari money changer apabila kehabisan Vietnamesse Dong, kita tetap dapat menggunakan rupiah.
Selain itu karena pertumbuhan pariwisata yang pesat di Vietnam membuat pemerintah Vietnam juga mengharuskan adanya sertifikasi untuk setiap usaha pariwisata yang dijalankan baik oleh lembaga maupun masyarakat.Â
Selain itu masyarakatpun dilatih untuk dapat mengusasai salah satu bahasa asing, minimal Bahasa Inggris. Namun dengan intensitas  pertemuan antara turis yang datang dengan masyarakat tidak menutup kemungkinan membuat masyarakat Vietnam pandai berbahsa asing karena sering melakukan komunikasi dengan wisatawan.
Dengan pertumbuhan pariwisata baik membuat citra perang dari negara Vietnam ini menghilang, berubah menjadi sebuah kota pariwisata dengan pemandangan alam menakjubkan, warisan budaya dan kuliner dengan cita rasa yang unik.
Kota Ho Chi Minh pun tumbuh menjadi kota metropolitan yang nantinya dapat menjadi pesaing bagi kota-kota besar lainya  di kawasan Asia Tenggara.
Demikian sepenggal perjalanan singkat saya ke Negeri Paman Ho, sebuah tempat menakjubkan yang masih belum mainstream sebagai tempat pariwisata internasional namun memiliki kesan tersendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H