Malang, Jawa Timur - Dalam upaya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, anggota kelompok 27 PKM Departemen Akuntansi FEB UB yang terdiri dari Farah Mutia Permata Sari, Lisa Rohmatin, Walida Anggraeni Widyawati, Adinda Aulia Azahra, dan Aryasuta Saqry Mahardika serta dibimbing oleh dosen ketua Dr. Dra. Arum Prastiwi, M.Si., Ak. dan dosen anggota Dr. Sari Atmini, SE., Ak., M.Si., menggelar workshop/pelatihan penyusunan laporan keuangan sebagai bekal untuk mendeteksi adanya kesulitan keuangan (financial distress) bagi para pelaku usaha startup. Workshop ini diselenggarakan di Ruang Sidang Utama Gedung Dekanat Lama FEB UB pada Sabtu, 27 Juli 2024 yang dihadiri oleh sejumlah pelaku usaha startup yang ada di Kota Malang.Â
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk membekali para pengusaha muda dengan pengetahuan yang cukup mengenai pentingnya laporan keuangan yang akurat dan bagaimana memanfaatkannya untuk mendeteksi dini tanda-tanda kesulitan keuangan (financial distress) dan mengambil langkah-langkah preventif.
"Saat ini startup itu tumbuh sangat luar biasa namun banyak pula startup yang tidak berkembang, sehingga mungkin perlu untuk mereka mengenal bagaimana indikasi-indikasi financial distress untuk startup itu," ujar Ibu Arum pada saat koordinasi program kerja.
Dalam workshop ini, mahasiswa tim PKM mengajarkan kepada peserta tentang dasar-dasar laporan keuangan seperti pengakuan, pengukuran, penyajian, dan penyusunan laporan keuangan, mulai dari jurnal umum, buku besar, laporan laba rugi, neraca, hingga jurnal tutup buku. Agar materi yang disampaikan mudah dipahami dan diingat, workshop ini dirancang dengan pendekatan yang sangat interaktif. Peserta diajak untuk berdiskusi, mengerjakan studi kasus, dan bertukar pengalaman. Selain itu, para mahasiswa juga memberikan contoh-contoh nyata dari startup yang berhasil mengatasi kesulitan keuangan berkat penerapan prinsip-prinsip akuntansi yang baik. Selanjutnya, tim PKM mahasiswa juga memberikan praktik langsung dalam pelaksanaan proses akuntansi. Kegiatan ini tak lain bertujuan untuk mengenalkan proses akuntansi yang baik dan benar yang tentunya sangat dibutuhkan oleh setiap pelaku usaha.
Mochammad Ridwan, pemilik usaha Jus Emak Jumbo, mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. "Acara PKM tadi bagus dan bermanfaat banget bagi kami. Karena selama ini pembukuan usaha kami masih amburadul, sekarang jadi bisa ada gambaran pembukuan yang lebih baik dan jelas," ujarnya.
Dengan membekali para pelaku startup dengan pengetahuan dasar laporan keuangan dan keterampilan dalam menyusun laporan keuangan, kelompok 27 PKM Departemen Akuntansi FEB UB berharap adanya workshop ini dapat mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih eksponensial. Pemahaman yang mendalam tentang kondisi keuangan akan memungkinkan startup mengambil keputusan bisnis yang lebih strategis, mengidentifikasi peluang investasi yang inovatif, serta mengantisipasi tantangan finansial yang seringkali dihadapi oleh perusahaan rintisan. Pada akhirnya, peningkatan pemahaman laporan keuangan ini akan meningkatkan daya saing startup di pasar yang kompetitif dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H