Mohon tunggu...
Farah Kamila Murban
Farah Kamila Murban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Saya Farah mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Viral! Seorang Ibu Memberi Anaknya 3 Gelas Susu Kental Manis sebagai Sarapan

7 Oktober 2024   00:10 Diperbarui: 7 Oktober 2024   03:19 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah video yang diunggah pada akun Tiktok @ibuk.utti sempat viral di berbagai media sosial, karena pemilik akun memberikan sarapan kepada anaknya yang masih Sekolah Dasar berupa 3 gelas susu kental manis ditambah gula, 2 bungkus mie instan, dan seporsi besar nasi dengan nugget serta kentang goreng. Hal tersebut mengundang perhatian dan berbagai komentar dari masyarakat karena bertolak belakang dengan asupan gizi yang baik. Menurut saya, kebiasaan buruk yang dilakukan oleh pemilik akun tersebut juga menjadi salah satu permasalahan akses pangan di Indonesia. 

Faktor yang memengaruhi permasalahan di atas adalah faktor pendidikan. Kurangnya wawasan terkait asupan gizi yang baik bisa menyebabkan timbulnya berbagai penyakit pada anak karena diberi makan yang asal-asalan dengan tidak memperhatikan baik atau buruknya dari tindakan tersebut. Terbatasnya pengetahuan mengenai pangan yang beragam, bergizi, dan seimbang juga bisa menyebabkan penyimpangan pada konsumsi pangan.

Tiktok: @ibuk.utti
Tiktok: @ibuk.utti

Tiktok: @ibuk.utti
Tiktok: @ibuk.utti

Tiktok: @ibuk.utti
Tiktok: @ibuk.utti

Pada video tersebut menampilkan adanya konsumsi pangan yang menyimpang. Dimulai dari pemborosan makanan, kebiasaan mengonsumsi makanan instan, dan juga kelebihan nutrisi. Dapat dilihat dari seorang ibu yang memberikan 3 gelas susu kental manis ditambah gula pasir dalam waktu yang berdekatan, membekali anaknya 2 bungkus mie instan dengan porsi nasi yang besar, dan juga pemberian nasi serta kentang secara bersamaan yang bisa menyebabkan overnutrition karena kelebihan karbohidrat. Seharusnya hilangkan pemikiran bahwa "kenyang = sehat", padahal porsi makan yang berlebihan juga tidak baik untuk tubuh. 

Selanjutnya yaitu faktor ekonomi. Adanya kesenjangan ekonomi antar daerah juga menyebabkan permasalahan akses pangan, terutama di wilayah kurang berkembang. Hal tersebut juga diikuti dengan kenaikan harga pangan yang tidak diikuti dengan kenaikan pendapatan. 

Besaran dan ketimpangan pendapatan rumah tangga menyebabkan sulitnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, salah satunya pangan. Dengan sulitnya mencukupi kebutuhan pangan karena pendapatan yang rendah, membuat mereka kekurangan nutrisi. 

Penting bagi masyarakat Indonesia untuk sadar akan permasalahan pangan agar lebih aware terhadap kesehatan. Mulai dari meningkatkan pengetahuan tentang pola pangan yang sehat, dengan cara menghadiri berbagai sosialisasi dan belajar mengenai pentingnya memenuhi kebutuhan pangan yang bergizi agar lebih paham dan tidak asal dalam mencukupi kebutuhan pangan. 

Namun, hal tersebut harus didukung dengan bantuan-bantuan dari pemerintah dalam upaya meningkatkan akses pangan, seperti memberi bantuan dan subsidi pangan kepada masyarakat yang membutuhkan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mengembangkan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dan aksesbilitas daerah kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun