Faktor penyebab meningginya Islamofobia adalah ketidaktahuan seseorang pada agama Islam itu sendiri. Ketidaktahuan mereka menjadi kecurigaan, ketakutan bahkan kebencian. Akibat ketidaktahuan mereka terhadap Islam, mereka menganggap semua stereotype buruk yang kerap kali diberikan kepada Islam selama bertahun-tahun itu benar adanya. Hal ini sangat merugikan para muslim yang berusaha taat menjalankan syariat Islam dengan benar. Mereka sering kali dicurigai dan diwaspadai oleh mereka yang anti terhadap Islam.
Islamofobia ini lahir atas kekuatan kemajuan Islam menjadi ancaman banyak orang sehingga mereka takut akan kebangkitan Islam. Islamofobia adalah "alat" untuk menghancurkan umat Islam, itu adalah proyek besar orang-orang yang tidak ingin Islam berjaya. Mereka tidak hanya membuat non muslim membenci Islam, tetapi juga muslim dengan ajaran agamanya sendiri.Â
Mereka menargetkan muslim yang tidak tahu banyak tentang Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam. Ketahuilah bahwa stigma negatif terhadap ajaran Islam ini hanyalah semacam pengulangan sejarah. Karena itu memang terjadi juga saat Rasulullah berdakwah. Rasulullah mengalami stigma dari orang gila, tukang sihir, pembawa ajaran sesat, hinaan bahkan ancaman fisik. Ini terjadi karena ketakutan orang jahiliyyah terhadap Islam dan kaum muslimin. Ketakutan jika Islam menjadi pandangan hidup masyarakat dan diterapkan dengan baik dalam kehidupan, maka hegemoni mereka akan tersingkir.
Dengan adanya Islamofobia ini, harus menjadikan kita sebagai umat Islam untuk bangkit bersama-sama memajukan Islam dengan menggunakan cara yang elegan sehingga mudah diterima berbagai kalangan. Karena dengan adanya tantangan, maka akan terbuka peluang luas bagi perkembangan dakwah itu sendiri, tentunya dengan menggunakan dakwah yang menggugah hati seseorang sehingga mereka dapat menyadari bahwa Islam itu datang dengan lembah lembut dan kasih sayang, bukan dengan kebencian ataupun kekerasan. Dengan itu kita dapat menghapus citra buruk yang telah dituduhkan kepada Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H