Mohon tunggu...
Farah Abimanyu
Farah Abimanyu Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Postgraduate York University

A Wanderer

Selanjutnya

Tutup

Money

Fakta di Balik Dukungan Milenial untuk Jokowi

12 April 2019   18:28 Diperbarui: 12 April 2019   19:15 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FAKTA DIBALIK DUKUNGAN MILENIAL UNTUK JOKOWI

(Jelang debat terakhir Capres tema Ekonomi)
Farah Abimanyu (Alumnus York University)

Menghadapi debat yang akan dilaksanakan pada Jumat malam besok, Pak Jokowi tidak terlihat khawatir. Selain karena lebih unggul dalam hal pengalaman mengelola negara, Pak Jokowi juga memiliki senjata pamungkas yang terbukti mampu mendukung perekonomian para generasi milenial. Apa aja sih yang membuat kita para milenial akhirnya memutuskan mendukung Pak Jokowi?

1. Pemerintah berhasil membalikkan penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi tren peningkatan selama periode 2015-2018. Pada 2015, pertumbuhan ekonomi 4,79 persen dan di 2018 meningkat menjadi 5,17 persen. Pertumbuhan ekonomi ini patut diapresiasi di tengah hantaman krisis global dan perang dagang Tiongkok vs Amerika yang bahkan kita tidak merasakan harga-harga naik!

2. Tingkat pengangguran menurun dari 5,94 persen (Agustus 2014) menjadi 5,34 persen (Agustus 2018), terendah dalam 20 tahun terakhir. Apalagi kalau nanti ada Kartu Pra-Kerja, maka tidak ada kata nganggur lagi! karena pengangguran akan dilatih dan dihubungkan dengan BUMN maupun perusahaan-perusahaan.

3. Pak Jokowi membentuk Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dimana menjadi wadah bagi anak muda yang ingin sukses di bidang aplikasi, game developer, wirausaha, desain, fashion, penerbitan, periklanan, kuliner, musik, film, animasi, video, coding, dsb. Mereka akan difasilitasi pelatihan, modal, maupun pemasarannya.

4. Anak-anak muda jadi mudah untuk mendapatkan penghasilan! bahkan muncul pekerjaan-pekerjaan baru seperti: youtuber, selebgram, endorser. Coba bayangkan kalau Pemerintah kita melarang penggunaan internet seperti negara lain yang melarang penggunaan medsos. Contohnya: Saudi Arabia, Korea Utara, Bangladesh, Tajikistan, Pakistan, Vietnam, Kongo, dan China!

(https://www.liputan6.com/citizen6/read/2474070/ini-8-negara-yang-melarang-keras-warganya-gunakan-media-sosial)

5. Pak Jokowi turut mendukung dengan mempopulerkan hasil usaha anak muda untuk meningkatkan brand valuenya seperti jaket Bulls Syndicate, Never Too Lavish, sneaker NAH Project, Motor Royal Enfield Bullet 350cc karya Elders Garage dan Kick Ass Chopper, Sejiwa Kopi di Bandung, Kopi Tuku Jakarta, Aming Coffe di Pontianak dan masih banyak lainnya. Ajaibnya produk-produk mereka langsung populer setelah dipakai oleh Pak Jokowi. Mungkin ini yang disebut JOKOWI EFFECT!

6. Pak Jokowi tak segan-segan mengundang anak-anak muda ke istana sebagai bentuk apresiasi untuk mereka.

Bahkan Pak Jokowi juga tidak segan untuk hadir ketika diundang menghadiri acara Gojek ataupun Buka Lapak. Ini juga sebagai salah satu sarana marketing gratis yang ampuh untuk mendongkrak usaha anak bangsa! Bahkan sekarang Gojek bisa menjadi Decacorn!

7. Infrastruktur Langit/Tol Langit

Siapa bilang teknologi tidak penting?

Bayangkan karena teknologi banyak bermunculan usaha baru yang mendongkrak perekonomian. Hal ini karena ditunjang pembangunan Palapa Ring yang bahasa kerennya Tol Langit! Daerah terpencil yang selama ini 'fakir sinyal' sehingga kesusahan untuk mengembangkan usaha onlinenya sekarang bisa dengan mudah terhubung ke seluruh penjuru Indonesia.

So, gak heran kalau melihat semakin banyak kalangan terpelajar dan milenial yang dukung Pak Jokowi! Hasil survei LSI DENNY JA terbaru saja menyebutkan Jkw-Maruf UNGGUL Kalangan terpelajar dibanding lawannya (48,5%-58,4% banding 41,6%-51,5%) dan di kalangan milenial unggul (54,9%-64,8% banding 35,2%-45,1%).

Kalau Pak Jokowi tidak pro milenial, maka tidak akan bermunculan sektor-sektor ekonomi baru, unicorn bahkan decacorn.

Nah! Apa jadinya kalau Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang oldskool dan gaptek? Hiiiiiiii bisa-bisa pemanfaatan teknologi secara positif selama ini bakal mundur dan bahkan terabaikan! (amit-amit)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun