Mohon tunggu...
Farah Abimanyu
Farah Abimanyu Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Postgraduate York University

A Wanderer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hari Tani Nasional, Apa Kabar Kedaulatan Pangan Indonesia?

24 September 2018   18:10 Diperbarui: 24 September 2018   18:19 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani. Sumber: antara foto

Pemerintahan Jokowi menargetkan Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia di 2045. Pemerintahan Jokowi telah berjalan lebih dari 3 tahun. Apakah jalan kebijakan Jokowi dalam hal pertanian saat sudah sesuai dengan cita-cita Indonesia yang daulat pangan?

Kedaulatan Pangan adalah bagian dari TRISAKTI dan NAWACITA di era pemerintahan Jokowi. Tepatnya di agenda Nawacita nomor 7 dimana pertanian sebagai salah satu sektor strategis ekonomi domestik.

Langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah dalam mewujudkannya pun bukan hanya sekedar diatas kertas.

Dari mulai mencabut 210 regulasi yang menghambat program pertanian, hingga rehabilisasi infrastruktur air irigasi seluas 3,5 juta hektar.

Tidak lupa, cetak sawah dan optimalisasi lahan lebih dari 1 juta hektar pun dilakukan. Mulai dari Bangka Selatan sebesar 3000 Ha, cetak sawah Kab marauke-Papua sebesar 115 Ha; dengan produksi: 6.345 Ton, cetak sawah seluas 500 Ha yang terintergrasi dengan penggemukan sapi di desa Bakustulama Kec. tasifeto Barat (Kec. Lokpri), dsb.Belu-NTT.

Selain itu, modernisasi alat pertanian juga terus dilakukan dengan pengadaan alat pertanian sebanyak 370 ribu unit (Alsintan) secara besar-besaan.

Dukungan pemerintah juga dilakukan dalam penelitian teknologi benih hingga menyediakan asuransi pertanian sebanyak 1,2 juta hektar pertahun.

Petani pun tidak dilupakan dengan adanya Program koperasi kelompok tani dan Program Toko Tani Indonesia (TTI) yang merupakan terobosan dalam memperpendek rantai pasok, sehingga harga di masyarakat pun tidak mahal.

Terbukti komitmen tersebut bukan hanya sekedar ilusi belaka, tetapi dibuktikan dengan hasil capaian kerja.

Kinerja pertanian yang telah dilakukan tersebut dapat kita lihat dari nilai produksi pertanian tahun 2017 yang mencapai Rp 1,344 triliun atau naik Rp 350 triliun dari tahun 2012.

Di mana, dahulu kita selalu impor jagung untuk pakan ternak sebanyak 3,5 juta ton. Namun di tahun 2017, kita sudah tidak impor dan bahkan 2018 kita sudah mampu untuk meng-ekspor jagung. Begitu pun dulu kita selalu impor bawang merah, namun sejak 2016 kita sudah tidak impor. Dahulu impor cabai segar, tetapi sejak 2016 kita sudah swasembada cabai segar.

Pun dari segi Investasi pertanian pada tahun 2017 NAIK sebesar 14% pertahun atau sebesar Rp 45 triliun per tahun.

Hasilnya sangat nyata kita lihat saat ini!! Dulu petani kita sering mengeluhkan benih rusak, pupuk mahal, air susah dan lainnya, namun sekarang relatif berkurang bahkan tidak ada keluhan.

Dulu masyarakat keluhkan pasokan pangan langka dan harga tinggi saat Hari Besar Nasional yakni Ramadhan Lebaran, Idul Adha, Natal dan Tahun Baru. Namun di dua tahun terakhir keluhan itu tidak terdengar! Tentu saja karena pasokan yang cukup sehingga menyebabkan harga yang stabil.

Capaian ini terjadi karena beberapa komoditas sudah swasembada alias tidak lagi impor. Adapun impor beras di tahun 2018 bukan karena kita kekurangan produksi, tapi untuk menjaga kestabilan beras di masyarakat sewaktu-waktu diperlukan, mengingat di Indonesia sering terjadi musim kekeringan dan serangan hama.

Kita harus optimis melihat program Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, yang telah dimulai dari tahun 2016, dimana kita sukses menaikkan produksi padi, bawang merah dan cabai, kemudian pada tahun 2017 produksi jagung kita yang meningkat.

Apalagi Sektor pertanian Indonesia masuk 25 besar dunia berdasarkan hasil riset EIU dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN) Foundation tentang Indeks Keberlanjutan Pangan (Food Sustainability Index/FSI). Bahkan Indonesia berada di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, dan India dan menjadi satu-satunya negara di ASEAN yang sukses menembus 25 besar. Padahal di tahun lalu Indonesia hanya berada di posisi 71!

Tidak berlebihan jika kita menilai Pemerintahan Jokowi bersungguh-sungguh dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan. Karena pertanian adalah nyawa masyarakat Indonesia dalam menapaki masa depan yang sejahtera.

SELAMAT HARI TANI NASIONAL!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun