Mohon tunggu...
Farah Saniyya
Farah Saniyya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Andalas

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejauh Mana Homofili dan Heterofili Mempengaruhi Komunikasi

22 Maret 2023   16:15 Diperbarui: 3 April 2023   09:27 10889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemahaman seseorang mengenai sifat arus komunikasi melalui komunikasi antarpribadi dapat ditingkatkan dengan konsep Homofili dan Heterofili. Konsep tersebut membahas sifat yang menyampaikan pesan kepada siapa dibawa dalam analisis jaringan tersebut . Widjaja  menjelaskan bahwa teori tentang Homofili dan Heterofili dikemukakan oleh Everert M. Rogers didalam buku Moderanization Among Peasent dan juga dalam tulisannya Mass Media and Interpersonal Communication dalam buku Handbook of Communication.

Apa itu Homofili? Homofili adalah sejauh mana pasangan individu yang berinteraksi memiliki kesamaan dalam atribut tertentu. Yang dimaksud atribut disini adalah memiliki derajat yang sama. Derajat disini meliputi status sosialnya, pendidikannya, kepercayaannya, nilai dan sebagainya. Biasanya komunikasi akan berjalan efektif jika komunikator dan komunikan homofili, karena akan berinteraksi lebih banyak. Kebanyakan orang merasa lebih nyaman untuk berinteraksi dengan orang yang mirip dengan mereka. Sehingga semakin Homofili orang yang berinteraksi maka semakin efektif komunikasi yang dilakukan.

Sehingga Widjaja menyimpulkan, apabila sepasang individu mengadakan interaksi dan keduanya mempunyai derajat yang sama dalam arti status sosialnya, pendidikannya dan lain-lain maka itu dinamakan Homofili.

Berbeda dengan Homofili, Heterofili adalah derajat pasangan individu yang tidak sama. Dalam berkomunikasi, komunikator dan komunikan yang heterofili cenderung tidak efektif dalam berkomunikasi. Perbedaan kompetensi teknis, status sosial, dan kepercayaan semuanya turut menghasilkan bahasa dan makna yang besar sehingga mengakibatkan pesan-pesan yang tidak diindahkan.

Menurut Rogerskomunikasi heterofili yang tidak efektif itu dapat berubah menjadi efektif apabila komunikator/sumber memiliki kemampuan memproyeksikan diri pada orang lain (emphatic ability). Empati dapat diartikan sebagai suatu kemampuan komunikator untuk menempatkan dirinya seolah-olah sebagai komunikan. Empati sering juga disebut sebagai pribadi khayal oleh komunikator.

Namun, Heterofili memiliki informasi khusus yang potensial. Heterofili sering menghubungkan dua klik, mencakup dua set individu yang berbeda secara sosial. Dalam hubungan interpersonal sangat penting untuk membawa informasi tentang inovasi, seperti yang tersirat dalam teori Granovetter tentang "Kekuatan-dari-ikatan lemah," sehingga komunikasi homofili mungkin sering dan mudah tetapi tidak terlalu penting.

Homofili sebagai penghalang difusi

Menurut Rogers  Homofili dapat berubah menjadi penghalang yang tidak terlihat dalam arus inovasi dalam suatu sistem. Inovasi biasanya masuk ke sebuah sistem melalui status yang lebih tinggi dan anggota yang lebih inovatif. Namun, pada tingkat homogen yang tinggi, orang-orang elit ini hanya berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya pola penyebaran homofili menyebabkan gagasan-gagasan baru menyebar secara horizontal, bukan tegak lurus, didalam suatu sistem. Sehingga, homofili dapat memperlambat laju penyebaran.

Yang menjadi salah satu implikasi homogen sebagai penghalang penyebaran adalah bahwa agen-agen perubahan harus bekerja dengan pemimpin opini yang berbeda di seluruh tatanan sosial. Jika dalam sebuah sistem adalah heterofili maka perubahan dapat memfokuskan upayanya hanya satu atau beberapa pemimpin opini yang memiliki kedudukan sosial dan inovasi.

Jaringan Interpersonal difusi sebagian besar homofili. Misalnya, jarang sekali orang-orang dengan status tertinggi dalam suatu sistem berinteraksi langsung dengan mereka yang status terendah. Demikian juga, para inovator jarang berbicara dengan orang yang lambat.

Menurut Rogers, Adanya kecenderungan bagi pengikut untuk mencari informasi dan nasihat dari para pemimpin berpendapat yang dianggap lebih kompeten daripada mereka sendiri. Tetapi pola yang umum adalah salah satu homoseks dalam penyebaran interpersonal. Penjelasan ini membuat para pengikut dyadic yang menganut para pemimpin opini biasanya mempelajari pelajaran-pelajaran yang tepat tentang inovasi melalui hubungan mereka dengan para pemimpin yang hampir sebaya. Tapi jaringan difusi homofil ini juga memperlambat penelitian inovasi melalui struktur sistem sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun