Mohon tunggu...
Faradina Qurrataayun
Faradina Qurrataayun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University

Seseorang yang berpribadian ISTJ dan suka mengexplore hal-hal baru apalagi yang berbau dengan nature

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaksimalkan Kesejahteraan Keluarga Menengah ke Atas melalui Manajemen Sumber Daya Manusia

9 Mei 2023   15:15 Diperbarui: 9 Mei 2023   15:11 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manajemen sumber daya manusia dapat dilakukan dari lingkup masyarakat terkecil,yaitu keluarga. Manajemen sumber daya keluarga dapat diartikan sebagai prosesmemaksimalkan pengembangan dan alokasi sumber daya manusia (SDM) supayamencapai kehidupan yang baik. Tujuannya untuk mencapai keluarga sejahtera denganmengelola dan mengatur kehidupan keluarga agar terpenuhinya kebutuhan anggota keluarga secara seimbang, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan non-fisik hinggakebutuhan materil dan nonmateril. Kegiatan dalam manajemen sumber daya keluarga sudahtidak asing terdengar di kalangan masyarakat karena hal ini meliputi membuat keputusan, merencanakan, dan berperilaku dalam ruang lingkup keluarga maupun masyarakat luas. 

Sumber daya manusia termasuk salah satu aspek yang dapat meningkatkan sumber daya keluarga. Sumber daya manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori umum, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan, kecerdasan, dan penalaran. Aspek afektif berkaitan dengan emosi dan perasaan. Terakhir aspek psikomotorik berkaitan dengan kerja otot untuk melakukan aktivitas fisik. Ketiga aspek tersebut dibutuhkan untuk melakukan manajemen sumber daya keluarga yang kompeten guna mencapai kesejahteraan keluarga.

Bicara mengenai kesejahteraan keluarga, hal tersebut dapat diukur dari segi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat (Segel dan Bruzy, 1998:8). Keluarga menengah ke atas terkategori melalui aspek ekonomi dan akan lebih mudah bagi mereka dalam memenuhi kriteria kesejahteraan keluarga. Kesejahteraan keluarga akan tercapai apabila peran dan fungsi setiap anggota keluarga berjalan dengan baik (Marzuki, 2015). Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan dapat memicu terjadinya hal yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh faktor internal, eksternal, dan manajemen keluarga. Hal ini karena keluarga yang termasuk kategori menengah ke atas, belum tentu mencapai kesejahteraan keluarga dengan sosial ekonomi yang baik.

Faktor internal seperti pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluar, dan faktor eksternal seperti lokasi tempat tinggal. Kemudian faktor manajemen keluargadapat dilihat melalui pembagian peran dalam keluarga yang meliputi peran sebagai ayah,ibu, dan anak. Ayah berperan mencari nafkah, ibu berperan mengasuh dan mendidik anak,serta anak berperan melaksanakan fungsi psikososial sesuai dengan perkembangannya.Pada tulisan ini akan membahas bagaimana keluarga menengah ke atas memanajemen SDM untuk mencapai kesejahteraan pada keluarganya.

Keadaan ekonomi keluarga di Indonesia dapat dilihat melalui tingkatan kelas ekonominya, seperti keluarga dengan ekonomi ke bawah, ekonomi menengah, hingga ekonomi menengah ke atas. Untuk melihat kriteria kelas ekonomi keluarga, maka Indonesia membagi kelas ekonomi berdasarkan tingkat pengeluarannya, yaitu keluarga dengan kelompok miskin dengan pengeluaran kurang dari Rp 354 ribu/bulan, keluarga kelompok rentan sebesar Rp 354-532 ribu/bulan. Lalu keluarga kelas menengah sebesar Rp 532 ribu sampai Rp 1,2 juta per bulan dan terakhir keluarga dari kelas atas yang pengeluarannya lebih dari Rp 6 juta/bulan. Tingkatan kelas ekonomi sangat memengaruhi kesejahteraan keluarga. Keluarga dengan kondisi ekonomi kelas menengah ke atas cenderung akan lebih sejahtera dibandingkan dengan keluarga kelas ke bawah.

Melihat dari segi ekonomi seperti pendapatan yang diperoleh keluarga menengah keatas, maka keluarga tersebut akan lebih mudah menjangkau tolak ukur dari segi kesehatankarena umumnya keluarga ekonomi menengah ke atas memiliki asuransi kesehatansehingga terdapat dana darurat disaat ada yang sakit dan tidak mengganggu manajemenkeuangan yang sudah ada. Kemudian dapat dengan mudah menempuh pendidikan hinggaperguruan tinggi karena motivasi lebih besar dan adanya dukungan finansial.

Jika terdapat suatu permasalahan atau kasus terkait perekonomian semisal inflasi, resesi, dan fluktuatif harga pangan, maka keluarga ekonomi menengah ke atas akan lebih mudah mengatasinya karena terpenuhinya indikator kesejahteraan keluarga dan manajemen anggota keluarga yang berjalan dengan baik. Namun, kondisi tersebut akan sulit dihadapi apabila keluarga ekonomi menengah ke atas tidak baik dalam pembagian peran sumber daya keluarga, kemudian buruk dalam mengatur keuangan keluarga, memiliki gaya hidup yang konsumtif, hedonisme, memiliki banyak hutang, tidak mempunyai asuransi kesehatan, pendidikan dan sebagainya.

Selain melihat dalam segi ekonomi, kesejahteraan juga dapat dilihat dari segi sosial. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kesejahteraan sosial adalah kegiatan terorganisir yang bertujuan untuk membantu individu dan masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesejahteraan yang selaras dengan kepentingan keluarga serta masyarakat. Kesejahteraan sosial di Indonesia dipandang sebagai tujuan kehidupan seseorang atau keluarga yang sejahtera dengan terpenuhinya kebutuhan pokok (Suharto, 2005). Kesejahteraan sosial dianggap sebuah gerakan atau aktivitas seseorang dalam meningkatkan well being agar dapat bersaing dan keberlangsungan hidup di masyarakat.

Tulisan ini didukung oleh hasil wawancara dengan 5 keluarga menengah ke atasyang menjelaskan manajemen sumber daya keluarganya seperti pembagian peran anggota keluarga sesuai, seperti suami yang bekerja dan istri yang mengurus rumah, serta anakyang bertugas belajar hingga menempuh pendidikan tinggi. Dari segi ekonomi pun, kelima keluarga menyatakan bahwa perekonomian keluarga tercukupi dengan baik sehinggasejalan dengan terpenuhinya kebutuhan hidup keluarga. 

Selain itu, suami/istri terlibat dalam aktivitas atau kegiatan sosial di luar rumah. Menurut data, 4 dari 5 keluarga bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dengan berbagai macam kegiatan. Tujuan mengikutikegiatan-kegiatan sosial ketika selesai bekerja atau selama libur adalah untuk memenuhifungsi sebagai makhluk sosial dan menyesuaikan diri dengan masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat memberikan gambaran bahwa kesejahteraan keluarga menengah ke atas baik dari segi kesejahteraan ekonomi maupun sosial dapat terpenuhidengan didukung oleh manajemen sumber daya dengan pembagian peran dalam keluargayang sesuai dan manajemen sosial dan ekonomi keluarga yang berjalan dengan baik.

Mencapai kesejahteraan dalam keluarga membutuhkan waktu yang tidak singkat.Keluarga perlu mengelola sumber daya manusia yang ada dengan baik. Setiap keluargaharus lebih memperhatikan pentingnya pembagian peran anggotanya dan diharap lebihbanyak meluangkan waktu bersama untuk menjaga keharmonisan keluarga, tidak hanya memikirkan perekonomian dan eksistensi sosial keluarga di luar rumah saja. Oleh karenaitu, kesejahteraan keluarga yang sudah terpenuhi dapat berlangsung lama bahkanmeningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun