Tahun ini, Indonesia bertanggung jawab atas presidensi bergilir KTT G20. Namun, Indonesia telah menghadapi tekanan dari beberapa negara Barat, yang dipelopori oleh Amerika Serikat, untuk menjauhkan Rusia dari KTT tersebut.
Pada hari Rabu, 22 Juni 2022, Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo akan melakukan kunjungan ke kota Kyiv dan Moskow setelah KTT G7 di Jerman pada 26-28 Juni. Di sana, Presiden Joko Widodo akan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Vladimir Putin.
Dikutip dari Reuters, Retno mengatakan pada konferensi pers bahwa presiden menunjukkan perhatian pada masalah kemanusiaan dan akan berusaha untuk berkontribusi menangani krisis pangan yang disebabkan oleh perang antar Ukraina-Rusia yang  dampaknya dirasakan di semua negara, terutama negara berkembang dan yang berpenghasilan rendah.
Retno tidak memberitahu secara rinci topik atau tanggal pembicaraan dengan Putin dan Zelenskyy namun laporan sebelumnya dari media pemerintah Rusia, TASS menyebutkan bahwa pertemuan antara Jokowi dan Putin akan dilakukan pada 30 Juni.Â
Menutut seorang pejabat pemerintah dari Indonesia yang dikutip oleh The Jakarta Post pada 20 Juni, kegiatan ini bertujuan untuk membujuk Presiden Rusia Vladimir Putin agar mengizinkan Ukraina mengekspor gandum yang dibutuhkan secara global di tengah perang yang sedang berlangsung antara kedua negara.
Global Crisis Response Group, yang dibentuk oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyatakan dalam laporannya pada bulan April bahwa Ukraina dan Rusia termasuk di antara lumbung roti dunia, menyumbang 30% dari gandum dan jelainya,Â
seperlima dari jagungnya, dan lebih dari setengahnya. dari minyak bunga mataharinya. Selain itu, Rusia adalah pengekspor minyak terbesar kedua dan pengekspor gas alam terbesar di dunia.
Jokowi akan datang ke kedua negara tersebut tidak hanya dalam kapasitasnya sebagai pemimpin negara terpadat di Asia Tenggara, tetapi juga sebagai ketua G20 untuk tahun ini. Ketidaknyamanan yang diakibatkan karena ketidakhadiran Rusia di grup tersebut berpotensi membayangi kepemimpinan Indonesia di G20, yang mengusung tema pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.
Jika Putin diizinkan untuk berpartisipasi, negara-negara Barat mengancam untuk memboikot pertemuan G20, termasuk KTT Bali pada November yang akan datang. Beberapa pihak telah menganjurkan bahwa Rusia harus dikeluarkan sepenuhnya dari G20, seperti dengan bagaimana Rusia dikeluarkan dari G7 setelah aneksasi Krimea pada tahun 2014.
Indonesia dengan hati-hati menahan diri untuk tidak memihak dalam perselisihan dan berjanji untuk mempertahankan fokus kepemimpinannya pada isu-isu ekonomi yang menjadi fokus G20 dan dengan mempertahankan keputusannya untuk mengundang Putin ke KTT Bali.Â
Jokowi juga telah menyampaikan undangan kepada Zelenskyy untuk berpartisipasi, baik secara langsung atau melalui tautan video untuk menyeimbangkan posisinya dan meredam kekhawatiran pihak Barat.