Kasus BullyingÂ
Ada seorang anak yang bernama Andin (samaran) dia terlahir dari orang tua yang bekerja sebagai guru. Keluarganya terbilang cukup berada, akan tetapi dari semasa kecil dia selalu merasakan perundungan. Entah itu fisik ataupun perkataan. Singkat cerita pada saat dia lahir banyak orang yang mengatakan bahwa dia tidak secantik kakaknya dan jauh berbeda. Memasuki usia taman kanak-kanak, dia menjadi sangat pendiam. Perundungan pun dimulai.Â
Dia selalu mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari teman-temannya seperti rambut yang ditempeli permen karet, diejek, dibilang jelek, tugas menggambar yang ditukar dan disobek, dan masih banyak lainnya. Namun demikian, guru Andin tidak pernah percaya dengan yang dia katakan. Andin sempat mogok sekolah saat mendekati waktu perpisahan selama 1 bulan lamanya, lalu dia kembali melanjutkan sekolahnya karena dibujuk oleh ibunya.
Semasa Andin SD, dia menjadi sangat nakal tetapi hal tersebut tidak bisa dipungkiri karena perundungan masih terus terjadi. Dia masih saja diolok-olok dengan kata-kata jelek dan sebagainya. Andin mulai mencoba terbiasa dengan situasi seperti itu. Pada akhirnya dia lulus dan melanjutkan SMP dan SMA di pesantren.
Perundungan tidak berhenti sampai disitu saja. Andin selalu ditindas dan dimanfaatkan oleh temannya. Dia selalu saja dikatain jelek ataupun punya wajah yang lebih tua dari kakaknya. Selain itu dia diolok-olok dengan kata-kata bodoh, tidak bisa apa-apa. Andin selalu di remehka. Perundungan demi perundungan itu membuat Andin merasa takut dan selalu menangis. Andin mencoba bertahan karena masih ada beberapa teman yang menyayanginga. Pada akhirnya dia berhasil lulus setelah melewati rintangan tersebut.
Andin memutuskan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi yaitu kuliah. Dia mengira bahwa dalam dunia perkuliahan dia akan lebih layak diterima karena Andin menganggap bahwa perkuliahan adalah lingkungan yang lebih dewasa. Namun prasangka tersebut salah, Andin tetap diremehkan oleh semua orang, masih saja dianggap tidak memiliki bakat, bodoh, maupun beban di kelas. Andin selalu menangis dan takut untuk melawannya. Andin memilih mengurung diri dan jarang bersosialisasi dengan siapapun karena dia merasa bahwa dirinya tidak layak diterima disana.
Kisah percintaannya pun tak jauh dari hal yg menyakitkan. Alasan utamanya masih saja fisik yang tidak cukup cantik. Dengan demikian Andin menghabiskan waktunya untuk bermain game dan melakukan hobinya yang lain. Andin tidak pantang menyerah untuk menjalani hidupnya. Andin percaya masih banyak orang di luar sana yang akan menerima dan menyayangi dirinya apa adanya.
Apa itu Bullying?
Bullying lebih dikenal sebagai perundungan atau penindasan. Bullying sendiri merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain. Bullying bertujuan untuk menyakiti orang lain dan dilakukan secara terus menerus. Bullying tidak hanya menyakiti fisik seseorang tetapi juga psikolog dan mental seseorang yang bisa berakibat trauma berkepanjangan.
Mungkin sebagian orang sudah mengenal apa itu bullying dan sering melihat kasusnya di internet atau di lingkungan sekitar. Contoh bullying yang paling banyak ditemui adalah bullying sesama siswa di sekolah. Mungkin beberapa dari kalian juga pernah melihat langsung di tempat kejadian atau bisa jadi kalian termasuk salah satu pelaku atau korban bullying.
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Bullying
1. Faktor Keluarga
Sama seperti kasus di atas. Â Kurangnya perhatian dari orang tua menjadi salah satu faktor utama dari terjadinya bullying. Â Orangtua yang sibuk bekerja sehingga tidak mengetahui aktivitas anak yang terjadi disekolah. Keluarga berperan penting dalam perkembangan psikologis anak. Maka dari itu anak selalu membutuhkan lingkungan keluarga yang hangat dan suportif.
2. Pola Asuh Keluarga
Seorang anak akan meniru apa yang dilakukan orang tua. Jika perilaku orang tua dalam keluarga selalu marah marah, main tangan atau sering melakukan kekerasan, maka anak akan meniru perilaku orang tuanya.
3. Keharmonisan Keluarga Kehangatan keluarga atau dukungan dari orang tua bisa melindungi anak dari
keterlibatan bullying baik sebagai penganggu maupun korban.
Bentuk-Bentuk Bullying
1. Bullying Fisik
Dapat kita ketahui bahwa bullying fisik dilakukan dengan adanya kekerasan fisik seperti memukul, mencubit, mendorong, menendang, dan lain lain.
2. Bullying Verbal
Bullying verbal dilakukan dengan cara mengejek, berkata kasar, ataupun memanggil seseorang dengan julukan yang tidak enak.
3. Bullying Mental
Bullying mental dilakukan seperti dengan mengucilkan, meneror, mengancam dan lain lain.
Dari kasus di atas dapat diketahui bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi terjadinya bullying atau perundungan kepada Andin adalah faktor keluarga, yaitu kurangnya keharmonisan keluarga hingga Andin tidak merasakan kehangatan keluarga serta selalu merasa sendiri. Hal ini membuat Andin juga tidak terbuka kepada orang tuanya tentang apa yang menimpa dirinya yang menyebabkan orang tua Andin kurang berinteraksi dengan Andin. Tidak hanya kurang perhatian dari orang tua tetapi juga kurangnya perhatian guru. Terkadang memang terdapat bebeapa guru yang tidak percaya atau kurang memperhatikan dengan terjadinya bullying pada siswanya, guru tersebut biasanya hanya memutuskan secara sepihak tanpa melihat bukti yang nyata. Kasus bullying yang dialami Andin dari TK sampai kuliah termasuk bullying verbal dan nonverbal. Contoh bullying yang diterima Andin yaitu dibilang jelek, rambut yang ditempeli permen karet, selalu diremehkan, diabaikan, dikucilkan hingga membuat Andin menangis ketakutan dan trauma yang berkepanjangan.
Dapat disimpulkan bahwa bahwa bullying merupakan masalah serius di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dengan ribuan kasus tercatat setiap tahun. Ini mencakup bullying fisik, verbal, dan cyberbullying. Bullying dapat memiliki dampak psikologis yang serius pada anak-anak dan remaja, termasuk depresi, kecemasan, rendah diri, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Sudah sepatutnya sebagai generasi muda untuk mencegah bullying terjadi.
Perundungan atau bullying, terutama pada kasus Andin, memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan seorang individu. Faktor-faktor seperti kurangnya perhatian dari keluarga, pola asuh yang tidak sehat, dan kekurangan perhatian dari guru dapat memperburuk situasi. Bullying tidak hanya merugikan secara fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan psikologis dan mental seseorang, bahkan bisa menyebabkan trauma berkepanjangan. Pentingnya peran keluarga dan pendidik dalam mencegah dan mengatasi kasus bullying guna menciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi semua individu.
Kelompok 5
Pitaloka 210103110073
Intan Permata Sari 210103110142
Adinda Faradina Dewi 210103110155
*Generasi Muda, Suara Perubahan: Mari Bersama Kita Tolak Bullying * .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H