Indonesia memang kaya akan budaya dan keragaman yang ada, begitu juga dengan situs-situs sejarahnya seperti candi. Candi-candi di Indonesia merupakan saksi sejarah akan perkembangan agama, budaya, dan arsitektur di masa lampau.
Mereka menjadi bukti kejayaan akan kerajaan-kerajaan yang sempat singgah di Indonesia serta meninggalkan warisan budaya yang tak ternilai harganya bagi generasi muda.
Candi-candi tersebut menjadi objek wisata yang memikat wisatawan lokal maupun internasional untuk belajar akan sejarah yang ada. Salah satu situs bersejarah yang bisa dikunjungi di Malang adalah Candi Singosari
Candi merupakan tempat peribadatan yang menyimpan artefak-artefak Hindu-Buddha. Masyarakat menggunakan istilah candi tidak hanya untuk menyebut tempat ibadah, tetapi juga keraton, gapura, pemandian/petirtaan, dan lain sebagainya (Daniel Agus Maryanto, 2007: 8).
Candi Singosari dikenal juga dengan nama Candi Singasari adalah sebuah candi kuno Hindu-Buddha yang terletak di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia, sekitar 10 kilometer dari Kota Malang. Candi ini terletak 512 meter di atas permukaan laut di lembah antara Pegunungan Tengger dan Arjuno.
Candi Singosari diperkirakan dibangun pada pertengahan abad ke-13 M sebagai tempat pemujaan agama Hindu, tetapi ditemukan pada pada tahun 1803 oleh warga Belanda bernama Nicolaus Engelhard. Candi ini sempat dilakukan satu kali pemugaran pada tahun 1934-1937.
Menurut kitab Negarakertagama, Candi Singosari dibangun sebagai bentuk penghormatan terhadap raja terakhir Kerajaan Singosari, Raja Kertanegara yang wafat pada tahun 1292 masehi akibat serangan tentara Gelang-Gelang yang dipimpin Jayakatwang.
Candi Singosari terdiri dari empat bangunan utama: Candi Utama/Induk, Candi Selatan, Candi Lor, dan Candi Kidul. Candi induk mempunyai tiga tingkat dan atap berbentuk limas dengan stupa di atasnya.
Aula kecil di dalam candi utama digunakan untuk menyimpan arca serta barang berharga. Sedangkan pada halaman Candi Singosari terdapat beberapa arca yang sayangnya sudah tidak utuh lagi.
Selain itu, Candi Singosari juga memuat relief yang menggambarkan kisah Ramayana dan Mahabharata. Relief-relief tersebut mempunyai ciri khas tersendiri sehingga menarik perhatian para pengunjung.
Candi Singosari juga mengadakan kegiatan tahunan seperti upacara nyepi. Namun sejak adanya Covid-19, kegiatan tersebut masih belum berjalan seperti sebelumnya.
Pengelolaan Candi Singosari sendiri diperoleh dari pemerintah setempat sebanyak 4 orang penjaga. Taman dibersihkan setiap harinya, namun untuk bangunan candinya dibersihkan ketika ada penyakit di batu seperti lumut ataupun jamur. Candi ini buka setiap harinya mulai pukul 07.30 sampai 16.00 WIB.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak melupakan sejarahnya.” Ir. Soekarno. Marilah kita menjaga situs bersejarah untuk generasi yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H