Perkembangan tingkah laku anak merupakan dimana anak dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya. Dalam hal tersebut anak diminta untuk beradaptasi dengan norma ataupun aturan-aturan, moral serta tradisi yang berada di masyarakatnya. Karena pada tahap ini anak masih memiliki rasa egosentris (dimana anak memandang lingkungn sekitarnya atau dunia luar sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri) yang tinggi dan masih mementingkan dirinya sendiri di banding dengan orang lain atau teman sebayanya.
Awal terbentuknya perkembangan sosial yang baik adalah adanya peran keluarga khususnya orang tua dimana orang tua yang dapat membimbing anaknya pada tahap sosial awal. Karena awal anak berinteraksi atau bermain pasti dengan lingkup keluarganya atau orang-orang yang berada disekitarnya.
Dan seiring berjalannya waktu pasti nantinya orang tua akan mengajak anaknya untuk berinteraksi dengan tetangga sekelilinya. Ketika anak berusia 3 tahun anak sudah dapat berinteraksi dengan teman sebayanya yang berada di sekolah.
Orang tua dan keluarga sangat berperan penting dan sangat mempengaruhi perkembangan sosial pada anak. karena dengan cara membimbing anak sedikit demi sedikit orang tua akan mengenalkan aspek keshidupan sosial atau norma dalam lingkup kemasyarakatan, dan nantinya akan terbentuk tingkah laku sosial.Dimana tingkah laku tersebut bukanlah hasil dari keseimbangan antara tingkah laku sosial dan perkembangan sosial. Perkembangan sosial anak didapatkan melalui kesempatan belajar atau keterbiasaan respon terhadap tingkah laku.
Oleh karena itu peran peran keluarga atau orang tua sangat dibutuhkan dalam memberikan pengalamansosial awal. karena ketika anak mendapatkan pengalaman sosial awal dengan baik, maka akan membentuk perilaku sosial yang sesuai juga. Namun jika orang tua kurang dalam memperhatikan anaknya dalam hal perkembangan sosial awal sehingga pada perkembangan sosial anak akan mendapatkan mendapatkan perkembangan yang tidak sesuai. Maka nantinya akam terpengaruh dalam perilaku selanjutnya. Untuk itu kemampuan berperilaku sosial perlu dididik sejak anak masih bayi. Karena terhambatnya perkembangan sosial anak sejak bayi akan menumbuhkan atau timbulnya kesulitan bagi anak dalam mengembangkan dirinya di kemudian hari.
Pada masa bayi (0-2 minggu) sebagai seorang ibu seharusnya memberikan rasa kasih sayang terhadap si bayi dengan cara membentuk hubungan attachmen. Dimana pada masa usia 0-2 minggu bayi masih bergantung pada ibu dan belum memiliki ketertarikan terhadap orang lain selama kebutuhan fisik si bayi terpenuhi. Dengan memberikan rangsangan kecil seperti mengajak si bayi berbicara dan memberikan penyaluran nutrisi ketika dalam kandungan serta pemberian asi terhadap anak.
Pada usia dua hingga enam tahun anak sudah mulai melakukan interaksi sosial ketika diluar rumah dengan orang sekitar atau dengan teman sebayanya. Dalam usia ini anak juga sudah mulai memahami hak orang lain seperti ketika anak mengatri anak harus menunggu gilirannya. Mulai menunjukkan sikap berbagi dan sikap toleransi sehingga anak dapat bekerja dengan kelompok. Anak bisa menyatakan perasaan terhadap anak lain seperti "aku tidak suka dengan anak ini, karena anak ini jail".
Anak sudah mengerti mana hal yang baik dan hal yang buru, tunduk dalam peraturan yang diberikan oleh orang tua atau guru yang mengajar disekolah. Di usiaini anak sudah dapat memasuki pendidikan pra sekolah dimana dalam pendidikan prasekolah ini akan memberikan kesempatan anak dalam bereksplorasi dengan pengalaman baru, sehingga mereka bisa beradaptasi dalam menjalin hubungan sosial.Â
Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situsi khusus dan cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah atau menyingkir terhadap sesuatudan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang itu sedang mengalami emosi. Ekspresi emosi akan kita ketahui disetip tahap dan jenjng usia dari usia bayi hingga dewasa baik itu laki-laki maupun perempuan. Emosi juga bisa dijadikan alat komunikasi bagi anak. Jika tidak ada emosi pada kehidupan kita pastinya hidup kita akan terasa hambar karena emosi merupakan peran terpenting dalam pengolahan perasaan setiap anak.
Misalnya ketika anak memiliki rasa senang anak mengekspresikannya dengan bernyanyi ataupun menggambarkan sesuatu sesuka hati anak, adapun keterbalikannya yaitu ketika anak sedang sedih atau marah anak tersebut akan melampiaskan dengan cara menangis, membanting benda yang berada disekitarnya serta diam ketika diajak berbicara dengan orang yang mereka kesali.Â
Reaksi emosional anak mulai tampak jelas pada usia sekitar 2 hingga 4 tahun, karena dalam usia tersebut anak sudah bisa mengerti dan mengeksperikan dirinya dengan nampak jelas seperti ketika anak menangis anak sudah tau penyebabnya seperti ketika . Dan tidak hanya menangis anak pun bisa melakukan perlawanan seperti memukul dan misal anak sedang mewarnai sebuah gambar hewan namun ternyata pewarna yang anak pegang tersebut patah dan akhirnya anak tersebut mecoret-coret gambarannya yang aakan diwarnai tersebut. Namun ketika senang anak mengekspresikan dengan lari-lari bahagia. Dan muncul rasa iri dalam diri anak ketika anak berumur enam tahun.
Bahasa merupakan sarana dalam berkomunikasi tanpa adanya bahasa informasi tidak akan tersampaikan dengan baik. kemampuan berbahasa dapat dikembangkan melalui interaksi dengan orang lain, bagaimana anak memilih, berpikir dan mengolah emosinya agar memeberikan respon yang tepat.
Pada usia 0- 8 bulan anak sudah bisa mengekspresikan bahasanya dengan bahasa isyarat seperti menangis, dan pada usia tersebut anak sudah bisa mengekspresikan perasaanya seperti takut, marah dan sennag. Pada usia 8 -- 1 tahun anak sudah mulai bisa mengucapkan atau menirukan apa yang diucapkan orang dewasa, anak mengikuti appa yang sedang di dengar melalui bunyi. Serta anak sudah bisa bisa cerewet meliputi nyanyian atau intonasi bahasa.
Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat terdapat sebuah aturan dimana aturan tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu atau berperilaku. Agar aturan dapat dimengerti oleh anak, maka penyampaiannya harus dengan cara yang jelas dan menggunakan bahasa anak. agar anak bisa berpikir sebelum bertingkah dan dapat mempertimbngkan perilaku anak tersebut.
Moral merupakan sebuah kebiasaan atau aturan dan tatacara dalam kehidupan. Pengertian dari perkembangan moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar menegenai benar dan salah. Piaget juga mengemukakan bahwa manusia juga mengalami rentangan perkembangan moral.Tahap heteronomous tahap dimana anak melakukan cara berfikir tentang keadilan peraturan yang sifatnya objektif, tidak dapat diubah dan ditiadakan, misalnya aturan aturan formal yang berada dalam sekolah. Tahap autonomous, tahap dimana anak sadar dalam menentang aturan.
Dalam hal perkembangan agama, pada tahapan perkembangan agama dimulai sejak masa neonatal masa bayi baru dilahirkan. Pada anak masih bayi orang tua dapat memberikan lantunan-lantunan ayat suci terhadap sang bayi. Ketika anak sudah berusia 1-12 bulan orang tua bisa membacakan dongeng atau kisah tentang nabi-nabi kepada sang anak. Dan ketika anak sudah berusia 1 hingga 2 tahun anak bisa belajar huruf hijaiyah membaca doa'a-doa'a keseharian dan pada usia 3- 5 tahun sudah mulai diajari gerakan sholat dan wudhu meskipun gerakan tersebut masih kurang sempurna. dan anak diajarkan bagaimana cara berbaktinkepada kedua orang tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H